Senin, 6 Oktober 2025

Pertemuan Prabowo-Jokowi Kemungkinan Bahas Isu Ijazah Gibran hingga Kunjungan Abu Bakar Ba'asyir

Hendri Satrio menilai pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto dan Jokowi bukan sekadar silaturahmi biasa. 

Penulis: Fersianus Waku
Editor: Dewi Agustina
seskab
PERTEMUAN JOKOWI & PRABOWO - Analis komunikasi politik, Hendri Satrio (Hensa) menilai pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto dan Presiden ke-7 Joko Widodo atau Jokowi di Jalan Kertanegara Nomor 74, Jakarta Selatan, Sabtu (4/10/2025), bukan sekadar silaturahmi biasa. (Sekretariat Presiden). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Analis komunikasi politik, Hendri Satrio (Hensa) menilai pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto dan Presiden ke-7 Joko Widodo atau Jokowi di Jalan Kertanegara Nomor 74, Jakarta Selatan, Sabtu (4/10/2025), bukan sekadar silaturahmi biasa. 

Hendri Satrio, atau akrab disapa Hensa, adalah seorang analis komunikasi politik dan pendiri lembaga survei KedaiKOPI (Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia). 

Baca juga: Sebagai Presiden, 3 Kali Prabowo Bertemu Jokowi di Luar Istana, Bagaimana Memaknai Relasi Mereka?

Ia dikenal luas di Indonesia sebagai narasumber tetap dalam berbagai program televisi dan media daring yang membahas isu-isu politik terkini.

Menurut Hensa, sejumlah dinamika politik belakangan ini menjadi latar yang memperkuat dugaan bahwa pertemuan tersebut membahas isu-isu krusial.

Ia menyebut, pertemuan selama dua jam itu kemungkinan turut membicarakan isu ijazah Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, serta kunjungan tokoh kontroversial Abu Bakar Ba'asyir ke kediaman Jokowi beberapa waktu lalu.

 

 

"Kejadian selanjutnya apa lagi? Abu Bakar Ba'asyir ke rumahnya Pak Jokowi, terus meningkat eskalasi isu ijazah Gibran. Jadi, kejadian-kejadian itu yang kemudian akhirnya diduga oleh masyarakat penyebab kenapa Pak Jokowi mengharuskan dirinya ketemu dengan Pak Prabowo," kata Hensa kepada wartawan, Senin (6/10/2025).

Hendri menilai, meskipun hubungan Jokowi dan Prabowo dikenal akrab, pertemuan kali ini terasa berbeda karena berlangsung di tengah situasi politik yang dinamis. 

Baca juga: Luhut Sebut Pertemuan Empat Mata Prabowo–Jokowi sebagai Kabar Baik: Kami Doakan Tetap Kompak

Ia merujuk pada gelombang unjuk rasa besar pada 28–31 Agustus 2025 yang menyeret nama Presiden Jokowi, serta pernyataan Jokowi yang secara terbuka meminta relawannya mendukung pasangan Prabowo-Gibran untuk dua periode.

"Kalau lihat kejadian-kejadiannya, menurut saya ada beberapa hal yang dibahas. Bisa saja tentang Abu Bakar, bisa saja tentang ijazah, bisa saja tentang reshuffle, atau dukungan Prabowo-Gibran dua periode," ujarnya. 

"Justru saya menilainya dukungan Prabowo-Gibran dua periode itu pasti diungkapkan pada saat itu. Dua jam waktu yang sebentar kalau sambil makan kan," ucapnya.

Hendri juga menyoroti langkah Prabowo yang memanggil dua menteri usai pertemuan, yakni Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin dan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Brian Yuliarto. 

Ia menilai, waktu pemanggilan tersebut cukup menarik perhatian publik karena bertepatan dengan meningkatnya eskalasi isu ijazah Gibran dan potensi dampak kunjungan Ba'asyir terhadap keamanan nasional.

Hensa menuturkan, pertemuan tersebut merupakan pertemuan penting lantaran sampai membuat Jokowi bertandang ke kediaman Prabowo.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved