BGN Sebut 60 Persen Anak Tak Punya Akses Makan Bergizi, SDM Masa Depan RI Terancam
Pola makan mereka cenderung bergantung pada sumber karbohidrat murah tanpa asupan protein dan mikronutrien yang cukup.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengungkap fakta mengejutkan tentang kondisi gizi anak-anak Indonesia. Berdasarkan data yang ia paparkan, sekitar 60 persen anak di Tanah Air tidak memiliki akses terhadap makanan dengan gizi seimbang.
“Tidak heran jika 60 persen anak yang kita temui tidak punya akses terhadap menu dengan gizi seimbang,” ujar Dadan dalam paparan virtualnya, Selasa (7/10/2025).
Menurut Dadan, sebagian besar anak-anak tersebut berasal dari keluarga miskin dan rentan miskin. Pola makan mereka cenderung bergantung pada sumber karbohidrat murah tanpa asupan protein dan mikronutrien yang cukup.
Baca juga: SLB di Tasikmalaya Butuh MBG untuk Penuhi Gizi Seimbang bagi Anak Berkebutuhan Khusus
“Mereka makan asal ada nasi, ada kerupuk, ada mie, ada bala-bala, ada kentang. Jadi semuanya karbohidrat. Dan hampir 60 persen dari mereka juga hampir tidak pernah minum susu karena tidak mampu beli susu,” jelasnya.
Dadan menegaskan, kondisi itu bukan sekadar isu kesehatan. Akan tetapi, fakta itu juga ancaman bagi kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia di masa depan.
“Kalau mereka yang sekarang ada dalam kandungan, balita, dan usia sekolah tidak diintervensi dengan gizi yang baik, kita khawatir mereka akan menjadi generasi yang berkualitas rendah dan tidak bisa bersaing dengan negara lain,” tegasnya.
Ia menyebut program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diinisiasi Presiden Prabowo Subianto menjadi intervensi strategis untuk menjawab persoalan tersebut.
Program ini, kata Dadan, menyasar hingga 82,9 juta penerima manfaat yang mencakup ibu hamil, ibu menyusui, balita, dan pelajar SD hingga SMA.
“Program ini dilakukan secara masif untuk anak-anak mulai dari dalam kandungan hingga SMA. Karena mereka inilah yang 20 tahun ke depan akan menjadi tenaga kerja produktif,” ujarnya.
Baca juga: Bicara Tumbuh Kembang Anak, Aktris Zaskia Sungkar Sebut Asupan Gizi Seimbang Fondasi Mendasar
Dadan menjelaskan, implementasi program MBG dilakukan melalui Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang berfungsi melayani ribuan penerima manfaat di setiap wilayah.
“SPPG ini ditempatkan di sekitar sekolah-sekolah dan akan mengirim makanan bergizi maksimal dalam waktu 30 menit ke penerima manfaat,” pungkasnya.
Kemenkeu Ubah Mekanisme Penyaluran Dana MBG, Realisasi Tembus Rp 20 Triliun per September 2025 |
![]() |
---|
Akui Program MBG Banyak Kekurangan, Menkes Sarankan Hal Ini pada Kepala BGN |
![]() |
---|
Siswi SMK di Bandung Barat Meninggal, Ini Klarifikasi Kepala BGN dan Menkes |
![]() |
---|
Korban Keracunan MBG Terus Bertambah, BGN Tolak Moratorium |
![]() |
---|
BGN Bakal Gunakan Alat Rapid Test di SPPG Cegah Keracunan MBG |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.