Jumat, 10 Oktober 2025

Salah Olah Daging Ayam Picu Keracunan MBG, Operasional SPPG Kota Soe 1 Dihentikan Sementara

BGN menghentikan operasional SPPG Kota Soe 1 sementara sampai hasil laboratorium keluar dan rekomendasi perbaikan diterapkan

Istimewa/BGN
SIDAK KE DAPUR MBG - Tim Investigasi Independen BGN mendatangi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kota Soe 1. Badan Gizi Nasional (BGN) pun menghentikan operasional Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kota Soe 1 sementara sampai hasil laboratorium keluar dan rekomendasi perbaikan diterapkan. SPPG ini ditutup pasca keracunan MBG pada awal Oktober lalu 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Salah Olah daging ayam picu keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) di kota Soe, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT).

Insiden ini mencatat korban sebanyak 384 orang termasuk balita dan ibu hamil.

MBG merupakan program pada pemerintahan Prabowo Subianto yang berjalan secara bertahap sejak 6 Januari 2025.

MBG menargetkan siswa-siswi PAUD hingga SMA/SMK serta ibu hamil dan menyusui yang bertujuan untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan gizi.

Badan Gizi Nasional (BGN) pun menghentikan operasional Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kota Soe 1 sementara sampai hasil laboratorium keluar dan rekomendasi perbaikan diterapkan.

 "Kami telah mengeluarkan Nota Dinas Nomor 585/D.TWS/10/2025 tanggal 6 Oktober 2025, tentang Pemberhentian Operasional SPPG Kota Soe 1, Kecamatan Kota Baru, Kabupaten TTS,” kata Ketua Tim Investigasi Independen BGN, Karimah Muhammad, dari Kupang Nusa Tenggara Timur, Selasa, (7/10/2025).

Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan MBG ini terjadi pada hari Jumat (3/10/2025) lalu. 

Baca juga: Soal Menu MBG yang Viral di Depok, SPPG Sebut Sudah Sesuai Anjuran BGN, Orang Tua: Menu Diet Ibu-ibu

Ratusan penerima manfaat mengalami gejala mual, muntah, pusing, dan sesak napas, setelah mengonsumsi menu soto ayam suwir yang dibagikan oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kota Soe 1.

“Kejadian itu diduga disebabkan oleh kesalahan dalam pengolahan dan penyimpanan bahan pangan, khususnya daging ayam, yang tidak memenuhi standar keamanan pangan," kata Karimah.

Kronologi Keracunan MBG di Kota Soe

Tim Investigasi menemukan fakta bahwa pada 1 Oktober, SPPG tersebut sempat membatalkan pengolahan bahan baku karena ada daging ayam beku yang tidak layak olah, dan bahan baku lainnya belum lengkap. 

Tanggal 2 Oktober 2025, SPPG menerima ayam beku baru dengan kondisi yang tampak baik, dari pemasok yang sama.

Setelah dibiarkan pada suhu ruang, bahan baku daging ayam beku itu lalu diolah untuk menu soto ayam suwir. 

Ahli gizi dan kepala SPPG hadir pukul 07.00 untuk memastikan bahan siap dimasak. 

Pemorsian makanan dilakukan pada pukul 6.20 pagi, 3 Oktober.

Pada saat itu juga dilakukan uji organoleptik, dengan hasil baik. 

Makanan lalu didistribusikan ke sejumlah sekolah dan Posyandu. 

Namun, sekitar pukul 13.30, laporan pertama muncul dari SD GMIT 2 Soe, bahwa beberapa siswa mengalami muntah dan pusing.

Sebanyak 384 orang dilaporkan terdampak, dari 3.005 paket makanan yang dibagikan, dengan attack rate 12,81 persen.

Kasus terbanyak terjadi di SD GMIT 2 Soe dan RSUD Soe. Gejala dominan yang dilaporkan adalah mual, muntah, dan pusing, diikuti buang air besar (bab) terus-menerus, serta sesak napas. 

Menurut Karimah, adanya kemungkinan paparan tidak merata akibat penyimpanan bahan pada suhu yang tidak tepat atau perbedaan kualitas bahan pangan. 

Sebab, sebelum makanan didistribusikan, relawan di SPPG pun turut mencicipi, namun tidak mengalami gejala reaksi sebagaimana dialami oleh Sebagian penerima manfaat.

Selain menghentikan operasional SPPG sementara, SPPG bersangkutan diharapkan melakukan tracing selama 2x24 jam untuk memastikan bahwa tidak ada kasus baru serta menganjurkan agar seluruh dapur penyedia MBG mengikuti pelatihan ulang tentang higiene dan sanitasi dapur, serta melaksanakan Sertifikasi Laik Higiene Sanitasi (SLHS) untuk memastikan fasilitas memenuhi standar keamanan pangan.  

 

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved