Muktamar PPP
Ade Irfan Pulungan: Kalau Mau PPP Bersatu, Bangkit Kembali, Tidak Ada Tipu Muslihat
Ade Irfan Pulungan mengungkapkan respons sejumlah kader PPP soal keputusan Islah antara Mardiono dan Agus Suparmanto usai konflik dualisme.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Mahkamah Partai Persatuan Pembangunan (PPP) periode 2020-2025, Ade Irfan Pulungan mengungkapkan respons sejumlah kader PPP soal keputusan Islah antara M Mardiono dan Agus Suparmanto usai konflik dualisme pasca Muktamar X Ancol.
Sebelumnya, keputusan islah itu disampaikan langsung oleh Menteri Hukum Supratman Andi Agtas dan terbitnya SK Kepengurusan PPP yang disampaikan langsung di hadapan Mardiono dan Agus Suparmanto.
Ade Irfan menyebut pro kontra terjadi di internal PPP soal kabar islah tersebut.
Menurutnya, ada anggapan dari kalangan PPP bahwa terpilihnya Mardiono masih cacat hukum.
Terutama, kata dia, tidak adanya kehadiran Mardiono selama Muktamar dan surat keputusan Mahkamah Partai sebagai sebagai syarat mendaftar kepengurusan baru PPP ke Kemenkum tidak ada.
Hal itu disampaikan Irfan Pulungan saat sesi wawancara khusus dengan Tribunnews di Studio Tribunnews di Palmerah, Jakarta, Selasa (7/10/2025).
Berikut petikan wawancara dengan Ketua Mahkamah Partai Persatuan Pembangunan (PPP) periode 2020-2025, Ade Irfan Pulungan bersama Tribunnews.com;
Tanya: Islah sudah terjadi, kemudian bagaimana konsolidasi kedepannya?
Jawab: Jalan islah itu jalan sebuah solusi. Tapi islah itu kan juga harus ada win-win solusinya. Kalau islahnya tetap dipertahankan Mardiono menjadi ketua umum yang melalui proses-proses tidak cermat.
Yang melalui proses-proses tidak sesuai dengan mekanisme tatib perjalanan Muktamar yang tidak sesuai dengan mekanisme aturan-aturan hukum. Islah itu keputusan politik.
Baca juga: PPP Islah, Ketua Mahkamah Partai: Seharusnya Pemerintah Tetapkan Agus Suparmanto Ketua Umum
Silakanlah mereka yang mengambil sebuah sikap itu, tapi bagi saya masih ada cacat hukum. Kalau kita mau menaati aturan hukumnya itu kesepakatan politiknya. Silakanlah.
Tanya: Di internal partai? Apakah sudah mulai akan melakukan penolakan atau mungkin mundur dari partai?
Jawab: Bisa jadi akan seperti itu. Para ulama juga saya dengar marah. Kok hasilnya begini? Biarkanlah urusan partai politik diselesaikan di internal partai politik. Kan begitu? Jangan langsung menganggap ingin mempertemukan islah ini tapi malah mengabaikan prinsip-prinsip internal partai politik itu.
Tanya: Jadi meski sudah islah, masih terbelah nih?
Jawab: Ada yang merespons positif dan juga sampai hari ini juga masih kaget. Wajar saya pikir. Karena yang mengetahui kondisi realnya bagaimana situasi dalam kepengurusan Pak Mardiono ya mereka sendiri. Yang merasakan bagaimana leadership kepemimpinan pak Mardiono itu ya pasti teman-teman.
Tanya: Sepertinya jadi sulit nih ke depannya untuk bersatu karena seperti statement dari pak Mardiono akan menyatukan, akan ada mukernas ke depannya. Akan ada pertemuan pak Agus Suparmanto dan pak Mardiono dan semua kubu-kubunya bakal duduk. Termasuk, Anda juga hadir jika diundang?
Jawab: Mudah-mudahan kesepakatan-sepakatan yang diucapkan pada saat pertemuan itu, namanya Islah. Katanya tidak ada pemecatan yang dilakukan (kalau) ketua umumnya kan pak Mardiono. Teman-teman DPW yang pendukung pak Agus sudah khawatir.
Salah satu usulannya kesepakatan yang saya dengar ya tidak ada pemecatan, tidak ada pemecatan untuk semua struktur partai di tingkat DPW di tingkat DPC dan di tingkat anggota DPR tidak ada pergantian antar waktu.
Tanya: Bagaimana upaya dari mahkamah ke depannya untuk menyatukan lagi. Karena ada target 2029 pengin masuk Senayan?
Jawab: Ini titik balik ikhtiar kami, perjuangan kami untuk kembali kami move on, untuk kembali kami bangkit menghadapi pemilu 2029. Tentu harus ada kebersamaan harus ada kolektif yang kuat diantara kader dan infrastruktur partai.
Akan tetapi, apakah kesepakatan ini bisa dilakukan, bisa disepakati bisa dipahami sampai dengan batas waktu, saya dengar kan 6 bulan. Mudah-mudahan tidak ada tipu daya dalam perjalanan 6 bulan yang katanya mau dilakukan Mukernas
Tanya: Jadi selama 6 bulan ke depan ini masih menunggu untuk pak Mardiono merealisasikan kesepakatan yang kemarin akhirnya jadinya islah?
Jawab: Ya kalau mau P3 bersatu, bangkit kembali. Lebih cepat, lebih bagus, tidak bertele-tele. Tidak ada tipu muslihat.
Tanya: mas sendiri menjalin komunikasi nggak dengan pak Mardiono setelah hasil dualisme kemarin, kemudian sampai akhirnya ada islah kemarin?
Jawab: Dengan teman-teman timnya, saya menjalin komunikasi. (Tribun Network/Yuda)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.