Program Kampung Peternak Ayam Terpadu Dorong Pertumbuhan Ekonomi hingga Ciptakan Lapangan Kerja Baru
Program Kampung Peternakan Ayam Terpadu di 22.800 Desa, diyakini dapat menciptakan lapangan kerja baru.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Program Kampung Peternakan Ayam Terpadu di 22.800 Desa, diyakini dapat menciptakan lapangan kerja baru hingga mencukupi protein nasional, dan akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi.
Program Kampung Peternakan Ayam Terpadu merupakan bentuk pemberdayaan masyarakat melalui budidaya ayam yang terintegrasi dari budidaya hingga pengolahan dan penanganan limbah.
Program tersebut digagas GP Ansor dengan perangkatnya yang tersebar di 22.800 Desa se-Indonesia melalui pembentukan Kelompok Usaha Gotong Royong.
Secara resmi, pengukuhan Kelompok Usaha Gotong Royong dan kick-off Kampung Peternakan Ayam Terpadu ini akan dilaksanakan di Soreang, Kabupaten Bandung, pada 17 Oktober 2025.
Ketua Umum GP Ansor Addin Jauharudin, menyampaikan, ikhtiar ini dalam jangka panjang akan membangun industri hulu-hilir peternakan ayam.
Dengan begitu, kata Addin, peran dan kontribusi seluruh jaringan Ansor dapat berdampak pada kemakmuran desa, membantu koperasi Desa merah Putih, dan membangun anak-anak muda yang produktif.
“Kelompok Usaha Gotong Royong dibentuk di setiap desa yang menjadi basis kader. Kita ingin menggerakkan ekonomi rakyat dari bawah, dengan usaha sederhana namun berdampak besar,” kata Addin sesaat sebelum mengikuti acara Investor Daily Summit 2025 di Jakarta, dikutip Kamis (9/10/2025).
Dia menambahkan, program ini dirancang agar kader Ansor dapat mengembangkan usaha produktif, terlibat dalam ekosistemnya dari hulu ke hilir, didukung pelatihan manajemen, digitalisasi, dan akses permodalan.
Menurut Addin, program ini bukan hanya upaya meningkatkan pendapatan kader, namun berkontribusi menopang gizi bangsa sekaligus menggerakkan roda ekonomi lokal.
"Multiplier effect-nya luas, dapat menciptakan lapangan kerja baru, menimbulkan nilai ekonomi yang signifikan, khususnya bagi pertumbuhan ekonomi desa," jelas Addin.
Menjawab Tantangan Ketahanan Pangan
Program ini dinilai sebagai respons terhadap kekhawatiran pemerintah terkait potensi kekurangan pasokan ayam dan telur di tengah pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana sebelumnya mengingatkan, kebutuhan ayam memang meningkat di satuan penyelenggara program gizi (SPPG).
“Jika tidak diikuti dengan tumbuhnya peternak baru, pasokan ayam dan telur bisa berkurang,” kata Dadan dalam diskusi Food Business Opportunity Zona Pangan, Jakarta, 7 Oktober 2025.
Sementara dari Kampung Peternakan Ayam Terpadu di 22.800 Desa yang diinisiasi oleh GP Ansor, potensinya bisa menghasilkan 2,05 juta ton daging ayam per tahun.
Angka ini dapat mendorong surplus ayam dan telur untuk menopang kebutuhan konsumsi dalam negeri.
Baca juga: Harga Ayam Hidup Terus Merosot, PINSAR: Peternak Ayam Terancam Rugi Besar
“Ini bukan sekadar acara seremonial. Ini gerakan nyata kader Ansor di seluruh Indonesia untuk membangun kemandirian ekonomi dan ketahanan pangan berbasis gotong royong,” pungkas Addin.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia
peternak ayam
Addin Jauharuddin
GP Ansor
ketahanan pangan
SDG09-Industri, Inovasi dan Infrastruktur
Aipda Januri Ajak Masyarakat Sulap Lahan Kosong Jadi Sumber Ketahanan Pangan |
![]() |
---|
Perempuan Jadi Garda Terdepan: Sinergi Kementan dan IWAPI Perkuat Ketahanan Pangan Nasional |
![]() |
---|
Polres Barito Selatan Panenn 500 Kg Jagung, Hasilnya Dibagikan ke Warga |
![]() |
---|
PalmCo dan Agrinas Perkuat Produksi Minyakita untuk Ketahanan Pangan Nasional |
![]() |
---|
Wamentan Sudaryono Tegaskan Kunci Kesaktian Pancasila Ada di Ketahanan Pangan Indonesia |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.