AFPC, Konferensi Independen Terbesar Organisasi Masyarakat Sipil Sukses Digelar
Konferensi independen terbesar bagi organisasi masyarakat sipil (CSOs) dan LSM se-ASEAN, ASEAN for the Peoples Conference (AFPC) 2025 sukses digelar.
TRIBUNNEWS.COM - Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) secara resmi telah menyelenggarakan konferensi independen terbesar bagi organisasi masyarakat sipil (CSOs) dan LSM se-ASEAN, ASEAN for the Peoples Conference (AFPC). AFPC 2025 membawa tema “Harnessing Southeast Asia’s Greatest Resource”.
AFPC merupakan konferensi pertama dalam sejarah ASEAN yang diadakan dalam skala besar dan telah menghadirkan 116 organisasi masyarakat sipil, 100 pembicara, dan 6.000+ peserta publik.
Konferensi ini dirancang sebagai wadah inklusif berskala regional yang bertujuan untuk memperkuat aspirasi dan suara masyarakat sipil demi mendorong kerja sama yang berpusat pada rakyat di kawasan Asia Tenggara.
Dengan mempertemukan organisasi akar rumput, para pemikir, dan pembuat kebijakan, AFPC 2025 berupaya untuk mewujudkan ASEAN yang benar berorientasi pada rakyat – a people-centered ASEAN.
Pada intinya, konferensi ini bertujuan untuk menerjemahkan visi dan identitas ASEAN dari ruang diskusi tingkat tinggi menjadi nilai-nilai yang dapat dirasakan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Semangat ini tercermin dalam pernyataan Sekretaris Jenderal ASEAN,
H.E. Kao Kim Hourn, yang menegaskan pentingnya peran masyarakat sipil dalam mewujudkan ASEAN yang berpusat pada rakyat.
“Konferensi ini tidak hanya tepat waktu, tetapi juga sangat penting dan relevan … Merupakan sebuah kehormatan berada di tengah para pemimpin dan perwakilan masyarakat sipil dari seluruh kawasan, karena suara, gagasan, aspirasi, dan kritikmu — membuat ASEAN menjadi nyata.”
Dr. Dino Patti Djalal, Pendiri dan Ketua Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) turut menyampaikan antusiasmenya terhadap pertemuan inklusif yang menempatkan rakyat ASEAN sebagai bintang utama dan sumber daya terbesar kawasan ini.
“Konferensi ini benar-benar unik, karena bintang tamu dari acara ini bukanlah para pejabat, menteri, atau diplomat. Bintang dari konferensi ini adalah rakyat. Ini (AFPC 2025) adalah inisiatif independen oleh rakyat, untuk rakyat ASEAN. Sebuah upaya untuk terhubung, berinteraksi, dan bersinergi dengan masyarakat ASEAN. Merayakan rakyat ASEAN bukan sekadar merayakan keberagaman, tetapi juga merayakan kreativitas dan mendorong konektivitas. Sebagaimana tema konferensi ini, rakyat adalah sumber daya terbesar ASEAN.”
Semangat tersebut juga sejalan dengan pandangan Sekretaris Jenderal ASEAN, H.E. Kao Kim Hourn, yang menegaskan bahwa membangun komunitas ASEAN yang benar-benar berpusat pada rakyat tidak cukup hanya dengan visi besar, tetapi juga memerlukan kemauan politik, perencanaan, sumber daya, dan upaya yang konsisten.
“Rakyat kita bukanlah penerima pasif dari hasil kerja ASEAN. Mereka adalah peserta aktif, kontributor, dan mitra. Suara mereka – mulai dari petani dan nelayan, hingga aktivis iklim, akademisi, dan kaum muda turut andil untuk berpartisipasi, berkontribusi, dan menuntun kita menuju ASEAN 2045,” tegas Sekretaris Jenderal ASEAN.
Dr. Dino juga menekankan hal serupa, bahwa mewujudkan komunitas ASEAN yang berpusat pada rakyat bukanlah tugas yang sederhana:
“Membangun komunitas yang benar-benar berpusat pada rakyat jauh lebih kompleks dari yang kita bayangkan. Membuat warga percaya pada ASEAN tidak akan terjadi secara alami. Tidak akan terjadi dengan sendirinya. Diperlukan kemauan politik, perencanaan, strategi, sumber daya, upaya, dan konsistensi.”
Sebagai Ketua FPCI, Dr. Dino Patti Djalal juga menegaskan bahwa AFPC 2025 harus menjadi contoh bagi penyelenggaraan acara yang dipimpin oleh rakyat di kawasan ASEAN.
Baik dalam bentuk konferensi, pameran organisasi masyarakat sipil (CSO), maupun berbagai inisiatif berbasis rakyat lainnya – semuanya diarahkan untuk menginstitusionalisasi people-centered ASEAN dan menumbuhkan rasa kepemilikan publik yang sejati terhadap ASEAN.
Sejumlah Lembaga Sipil Kompak Bentuk MBG Watch, Publik Bisa Pantau hingga Adukan Soal Isu MBG |
![]() |
---|
Jadwal Negara ASEAN di FIFA Matchday: Beda Panggung, Indonesia Antara Piala Dunia & Push Rank |
![]() |
---|
Kasus Bjorka Dinilai Jadi Ujian Konsistensi Penegakan UU Perlindungan Data Pribadi |
![]() |
---|
Ada Penyidik TNI dalam RUU KKS: Ancaman Terhadap Demokrasi dan Negara Hukum |
![]() |
---|
Indonesia Dorong Integrasi Ekonomi Lebih Kuat ASEAN dan Uni Eropa |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.