Senin, 13 Oktober 2025

Anggota DPD RI Usulkan 5 Rekomendasi Agar Sekolah Garuda Jadi Motor Transformasi Pendidikan

Kehadiran Sekolah Garuda merupakan langkah penting untuk menyiapkan generasi muda Indonesia yang unggul dalam sains, teknologi, dan kepemimpinan

Editor: Erik S
Tribunnews.com/Rina Ayu Panca Rini
SEKOLAH GARUDA - Siswa-siswi sekolah garuda transformasi SMU Negeri 10 Samarinda, Kalimantan Timur yang ditemui, Selasa (7/10/2025). Pemerintah bakal menghadirkan, 100 sekolah garuda hingga tahun 2029. Lulusannya disiapkan masuk ke kampus ternama di luar negeri. 

Hasiolan EP/Tribunnews.com 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota DPD RI asal DKI Jakarta sekaligus pemerhati pendidikan, Fahira Idris, menyambut baik peluncuran Sekolah Garuda, salah satu program strategis pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang bertujuan memperluas akses pendidikan unggul di seluruh Indonesia. 

Menurutnya, kehadiran Sekolah Garuda merupakan langkah penting menyiapkan generasi muda Indonesia yang unggul dalam sains, teknologi, dan kepemimpinan di tingkat global.

“Harapan besar kita semua adalah Sekolah Garuda benar-benar menjadi katalis transformasi sistemik pendidikan nasional yang menumbuhkan peradaban baru pendidikan Indonesia yang inklusif, berkarakter, dan berbasis sains,” ujar Fahira, Jumat (10/10/2025).

Baca juga: Bilqis, Siswi Sekolah Garuda dengan Mimpi Mulia Bangun Sekolah di Daerah Tertinggal

Fahira menilai, Sekolah Garuda membawa harapan besar bagi pemerataan pendidikan dan peningkatan mutu pembelajaran nasional.

Namun, ia mengingatkan bahwa keberhasilan program ini akan sangat bergantung pada kemampuannya menjembatani ketimpangan ekosistem belajar, mencegah elitisasi, serta menjaga keseimbangan antara prestasi akademik dan kesejahteraan siswa.

“Sekolah Garuda diharapkan tidak hanya menjadi sekolah unggulan yang berdiri sendiri, tetapi menjadi pusat pengimbasan—mampu berbagi praktik baik, sumber daya, dan inovasi pembelajaran dengan sekolah-sekolah di sekitarnya,” kata Fahira.

Ia menekankan pentingnya agar program ini juga menumbuhkan karakter, empati, dan kepemimpinan sejajar dengan kecerdasan intelektual para siswa.

Lebih lanjut, Fahira menyampaikan bahwa Sekolah Garuda perlu dirancang dengan pendekatan yang inklusif dan kontekstual.

Menurutnya, kurikulum berstandar internasional seperti International Baccalaureate (IB) harus disesuaikan dengan realitas lokal agar siswa dapat belajar dari lingkungan dan tantangan nyata di sekitarnya.

“Siswa perlu diajak memecahkan persoalan konkret seperti konservasi laut, energi terbarukan, dan ketahanan pangan. Dengan begitu, mereka tumbuh menjadi inovator sosial yang membumi,” jelasnya.

Ia juga menyoroti pentingnya sistem seleksi yang transparan dan akuntabel bagi siswa maupun guru.

“Kita perlu memastikan proses seleksi dilakukan secara terbuka dan berbasis data yang terverifikasi. Beasiswa untuk siswa kurang mampu harus benar-benar tepat sasaran agar tidak muncul kesan Sekolah Garuda hanya untuk kalangan tertentu,” ujar Fahira.

Selain mutu akademik, ia menekankan bahwa kesejahteraan psikososial siswa harus menjadi perhatian utama.

Baca juga: Murid Berprestasi Yakin Sekolah Garuda Bisa Jadi Jembatan untuk Wujudkan Mimpi Kuliah di Luar Negeri

Menurutnya, setiap Sekolah Garuda idealnya memiliki konselor profesional dan mentor karakter agar pendidikan unggul juga menumbuhkan kebahagiaan belajar.

“Pendidikan yang hebat adalah yang membuat anak-anak berprestasi dan sekaligus bahagia menempuh proses belajarnya,” katanya.

Fahira juga menilai Sekolah Garuda perlu terhubung dengan dunia riset dan industri agar lulusan tidak hanya berorientasi pada kampus top dunia, tetapi juga berkontribusi pada kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi nasional.

“Keberhasilan Sekolah Garuda idealnya diukur bukan dari berapa banyak siswanya yang diterima di Harvard atau Cambridge, melainkan sejauh mana ia mengubah wajah pendidikan di daerah-daerah yang selama ini terpinggirkan,” katanya.

Sebagai informasi, pemerintah meluncurkan Sekolah Garuda secara serentak di 16 titik di seluruh Indonesia pada Rabu (8/10/2025).

Program ini merupakan bagian dari Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) Presiden Prabowo Subianto, yang berfokus pada pemerataan pendidikan unggulan dan perluasan kesempatan bagi anak-anak dari seluruh pelosok negeri untuk menembus kampus-kampus terbaik dunia.

Apa Itu Sekolah Garuda?

Sekolah Garuda adalah program pendidikan unggulan yang diluncurkan oleh pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.

Program ini dirancang oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) sebagai bagian dari strategi nasional untuk mencetak generasi muda Indonesia yang mampu bersaing di tingkat global.

Sekolah Garuda bertujuan untuk memperluas akses pendidikan berkualitas, terutama di wilayah yang selama ini tertinggal, serta memperkuat sekolah-sekolah unggulan agar mampu menghasilkan lulusan yang siap masuk ke perguruan tinggi terbaik dunia.

Program ini memiliki dua skema utama: Sekolah Garuda Baru dan Sekolah Garuda Transformasi.

Sekolah Garuda Baru dibangun dari nol di daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T), dengan fasilitas modern dan kurikulum berbasis data.

Sementara itu, Sekolah Garuda Transformasi merupakan pengembangan dari SMA atau MA unggulan yang sudah ada, dengan tujuan meningkatkan kualitas pendidikan dan daya saing siswa. Pemerintah menargetkan pembangunan 20 Sekolah Garuda Baru dan transformasi 80 sekolah hingga tahun 2029.

Baca juga: Pemerintah Luncurkan Program Sekolah Garuda, Ada 16 Titik di Wilayah Indonesia

Sekolah Garuda berdiri di atas tiga pilar utama: pemerataan akses pendidikan, pembentukan karakter kepemimpinan untuk menyongsong Indonesia Emas 2045, dan integrasi pendidikan dengan pengabdian masyarakat.

Dengan pendekatan ini, Sekolah Garuda tidak hanya berfokus pada akademik, tetapi juga pada pembentukan karakter dan jiwa sosial siswa. Kurikulumnya dirancang untuk mengembangkan kemampuan di bidang sains, teknologi, rekayasa, dan matematika (STEM), serta membekali siswa dengan keterampilan abad ke-21.

Sekolah Garuda memberikan peluang bagi siswa berprestasi dari berbagai latar belakang untuk mengakses pendidikan berkualitas dan mendapatkan bimbingan menuju jenjang pendidikan tinggi internasional.

Dikutip dari Kompas.com, secara keseluruhan, Sekolah Garuda merupakan investasi jangka panjang pemerintah dalam membangun sumber daya manusia Indonesia yang unggul, adaptif, dan berdaya saing tinggi.

Program ini mencerminkan komitmen menghadirkan pendidikan yang merata dan berkualitas di seluruh penjuru negeri, serta membentuk generasi pemimpin masa depan yang siap menghadapi tantangan global.

Profil Fahira Idris

Fahira Idris adalah seorang politikus, pengusaha, dan aktivis sosial asal Indonesia yang menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) sejak tahun 2014.

Ia mewakili daerah pemilihan DKI Jakarta dan telah terpilih kembali untuk periode 2024–2029.

Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Dapil DKI Jakarta, Fahira Idris
Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Dapil DKI Jakarta, Fahira Idris (Handout/IST)

Fahira dikenal sebagai figur independen yang aktif menyuarakan aspirasi masyarakat, terutama terkait isu-isu sosial, kesehatan publik, dan perlindungan anak.

Ia juga menjabat sebagai Ketua Umum organisasi masyarakat Bang Japar dan Gerakan Nasional Anti Miras (GeNAM), yang fokus pada edukasi bahaya minuman keras bagi anak dan remaja.

Lahir di Jakarta pada 20 Maret 1968, Fahira adalah putri dari Fahmi Idris, seorang politisi senior dan mantan Menteri Perindustrian, serta cucu dari KH. Hasan Basri, mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia.

Latar belakang keluarganya yang kuat di bidang politik dan keagamaan turut membentuk karakter dan komitmennya dalam dunia sosial dan politik.

Ia menyelesaikan pendidikan sarjana ekonomi di Universitas Indonesia dan meraih gelar magister hukum bisnis dari Universitas Padjadjaran.

Saat ini, Fahira juga tengah menempuh pendidikan doktoral di bidang ilmu sosial di Universitas Pasundan, Bandung.

Selain kiprahnya di dunia politik, Fahira Idris juga dikenal sebagai pengusaha. Ia memulai bisnis parsel dan bunga sejak masih menjadi mahasiswa, dan kini memimpin beberapa perusahaan seperti Nabila Parcel Bunga Internasional dan PT Aries Mandiri Indonesia.

Aktivitas sosialnya mencakup berbagai kegiatan kemanusiaan, seperti relawan bencana alam dan pendirian posko bantuan banjir. (*/)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved