Rabu, 5 November 2025

Daftar Wilayah dengan Cuaca Terpanas di Indonesia Menurut BMKG, Suhu Capai 37,6°C

Berdasarkan data resmi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), suhu maksimum di beberapa daerah bahkan menyentuh angka 37,6°C. 

Dok. Pemprov Kepulauan Riau
CUACA PANAS EKSTREM - BMKG memperkirakan cuaca panas ekstrem yang melanda sejumlah wilayah di Indonesia akan terjadi hingga akhir Oktober atau awal November seiring masuknya musim hujan. Berdasarkan data resmi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), suhu maksimum di beberapa daerah bahkan menyentuh angka 37,6°C.  
Ringkasan Berita:
  • Cuaca panas ekstrem di Indonesia dipicu oleh posisi gerak semu matahari dan hembusan Monsun Australia yang membawa udara kering dan minim awan.
  • Suhu maksimum mencapai hingga 37,6°C tercatat di wilayah seperti Majalengka
  • BMKG memperkirakan kondisi panas ini masih akan berlangsung hingga akhir Oktober atau awal November 2025

 

TRIBUNNEWS.COM - Cuaca panas ekstrem yang melanda berbagai penjuru Indonesia menjadi topik utama perbincangan masyarakat belakangan ini.

Berdasarkan data resmi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), suhu maksimum di beberapa daerah bahkan menyentuh angka 37,6°C. 

Kondisi ini diperkirakan akan terus berlangsung hingga pergantian bulan.

BMKG mengonfirmasi bahwa fenomena peningkatan suhu ini bukan sekadar sensasi, melainkan hasil dari interaksi kompleks antara faktor astronomis dan meteorologis.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan bahwa suhu terik yang dialami Indonesia sebagian besar disebabkan oleh dua faktor utama yaitu posisi gerak semu matahari dan Monsun Australia serta udara kering.

Pada bulan Oktober, posisi gerak semu matahari cenderung berada di belahan bumi selatan (selatan ekuator). 

"Posisi ini menyebabkan wilayah Indonesia di bagian tengah dan selatan, termasuk Jawa, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Papua menerima intensitas penyinaran matahari yang optimal dan lebih lama,", dikutip dari laman bmkg.go.id, Kamis (16/10/2025).

Kemudian adanya penguatan angin timuran, atau dikenal sebagai Monsun Australia, yang membawa massa udara kering dan hangat. 

Masuknya udara kering ini menekan pembentukan awan hujan (tutupan awan minim). 

Akibatnya, radiasi matahari dapat mencapai permukaan bumi secara langsung dan maksimal, membuat suhu terasa jauh lebih panas.

Fenomena ini, menurut Guswanto, merupakan hal yang wajar terjadi saat transisi musim, namun peningkatan intensitasnya membuat suhu terasa lebih tidak nyaman. 

Baca juga: Panas Nyaris 38°C, BMKG Ungkap Kenapa Indonesia Terasa Seperti Terpanggang

Kondisi panas yang intens ini diprakirakan masih akan dominan setidaknya hingga akhir Oktober atau awal November 2025.

Wilayah dengan Cuaca Terpanas

Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, memaparkan hasil pengamatan yang menunjukkan penyebaran suhu maksimum di atas di banyak wilayah. 

Daerah yang paling terpengaruh oleh suhu tinggi ini mencakup:

  • Sebagian besar Nusa Tenggara (NTB dan NTT)
  • Pulau Jawa (mulai dari barat hingga timur)
  • Kalimantan (bagian barat dan tengah)
  • Sulawesi (bagian selatan dan tenggara)
  • Beberapa wilayah di Papua

Suhu Tertinggi

Berdasarkan data harian BMKG, suhu tertinggi yang berhasil dicatat dalam beberapa hari terakhir adalah:

  • 12 Oktober 2025

Suhu maksimum mencapai 36,8°C.
 
Lokasi: Kapuas Hulu (Kalimantan Barat), Kupang (NTT), dan Majalengka (Jawa Barat)

  • 13 Oktober 2025

Suhu maksimum mencapai 36,8°C.

Lokasi: Sabu Barat (NTT)

  • 14 Oktober 2025

Suhu maksimum mencapai 37,6°C.

Lokasi: Majalengka (Jawa Barat) dan Boven Digoel (Papua)

Andri menambahkan bahwa konsistensi suhu maksimum yang tinggi di banyak wilayah ini menegaskan adanya kondisi cuaca panas yang persisten, didukung kuat oleh dominasi massa udara kering dan minimnya penghalang awan.

“Konsistensi tingginya suhu maksimum di banyak wilayah menunjukkan kondisi cuaca panas yang persisten, didukung oleh dominasi massa udara kering dan minimnya tutupan awan,” jelas Andri.

Meski cuaca sangat panas, BMKG juga memprediksi adanya potensi hujan lokal terutama di sore dan malam hari di wilayah Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Papua yang dipicu oleh aktivitas konvektif. 

BMKG pun mengingatkan masyarakat agar menjaga kesehatan, cukup minum air putih, dan menghindari paparan sinar matahari langsung terutama saat siang hari yang panas.

“Tetap waspada terhadap potensi perubahan cuaca mendadak seperti hujan disertai petir dan angin kencang pada sore atau malam hari,” tambah Guswanto.

Imbauan BMKG

Mengingat kondisi ini, BMKG mengimbau masyarakat untuk mengambil langkah-langkah pencegahan.

Dikutip dari Instagram @infobmkg, berikut langkah-langkah pencegahan yang dapat dilakukan:

  • Cukupi Cairan Tubuh: Tingkatkan asupan air putih untuk mencegah dehidrasi akibat penguapan yang tinggi.
  • Lindungi Diri dari Sinar Matahari: Hindari paparan langsung sinar matahari dalam waktu yang lama, terutama pada jam-jam terpanas 
  • Waspada Perubahan Cuaca: Tetap siaga terhadap potensi perubahan cuaca mendadak, seperti hujan lebat disertai petir dan angin kencang yang dapat terjadi pada sore atau malam hari.
  • Akses Informasi Resmi: Selalu pantau informasi dan peringatan dini cuaca terkini yang dikeluarkan secara resmi oleh BMKG.

(Tribunnews.com/Farra)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved