Kamis, 6 November 2025

Mikroplastik di Air Hujan

Riset BRIN Ungkap Air Hujan di Jakarta Mengandung Mikroplastik, Ini Bahayanya terhadap Satwa Liar

Mengenal bahaya mikroplastik yang ternyata tak hanya berdampak pada kesehatan manusia, tetapi juga mengancam kelangsungan hidup satwa liar.

TRIBUN JABAR/TRIBUN JABAR/Bukbis Candra Ismet Bey
DAMPAK BAHAYA MIKROPLASTIK - Dalam foto: sampah plastik yang terbawa arus di aliran Sungai Cikapundungi, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Rabu (24/2/2016). Mikroplastik tidak hanya mengancam kesehatan manusia, tetapi juga keberlangsungan satwa liar di alam, baik di darat maupun perairan. 

Dalam artikel Plastic ingestion as an evolutionary trap: Toward a holistic understanding di jurnal Science, setidaknya 1.565 spesies diketahui menelan plastik.

Lalu, ketika plastik terurai menjadi partikel-partikel kecil berupa mikroplastik, itu akan melepaskan zat kimia beracun.

Dari lebih dari 13.000 bahan kimia yang saat ini digunakan dalam plastik, setidaknya 3.200 memiliki satu atau lebih sifat berbahaya yang mengkhawatirkan, menurut laporan PBB.

Pada manusia, paparan mikroplastik dapat merusak sel dan organ serta mengubah hormon yang memengaruhi fungsinya.

Partikel plastik telah melewati sawar darah-otak, bersarang di sumsum tulang, testis, hati, ginjal, dan hampir di seluruh bagian tubuh lainnya.

Partikel tersebut, juga bisa memasuki plasenta, darah, dan ASI.

Paparan mikroplastik dapat memengaruhi perilaku dan menurunkan kekebalan tubuh.

Hal serupa dikhawatirkan juga dialami oleh satwa-satwa liar yang terpapar mikroplastik.

Di alam liar, baik di darat maupun perairan, hewan-hewan terpapar mikroplastik setiap hari, memakan dan menghirupnya.

Namun, baru sedikit yang diketahui tentang dampak jangka panjang dari paparan kronis atau apa yang dilakukan mikroplastik dalam jaringan hewan

Akan tetapi, beberapa data menunjukkan dampak mikroplastik, seperti tiram yang menghasilkan lebih sedikit telur. Ikan zebra yang hamil dapat mewariskan nano-polistirena kepada embrionya, laju pertumbuhan larva ikan melambat.

Burung laut, termasuk burung puffin, menderita plastisosis, penyakit yang ditandai dengan jaringan parut tebal di perut akibat konsumsi plastik, yang menghambat pencernaan.

Mikroplastik juga merusak struktur jantung burung dan menembus hati, otot, dan usus ikan kod.

(Tribunnews.com/Rizki A.)

Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved