Bamsoet: Pemuda Pancasila Harus Hadir di Ruang Digital dengan Narasi Cerdas
Bambang Soesatyo ajak Pemuda Pancasila kuasai ruang digital lewat narasi cerdas agar nilai Pancasila hidup di hati generasi muda, bukan sekadar simbol
TRIBUNNEWS.COM - Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila, Bambang Soesatyo, menegaskan bahwa tantangan ideologi bangsa saat ini tidak lagi berada di medan tempur fisik, melainkan di ruang digital, di dunia ekonomi, dan di hati generasi muda.
Karenanya, menjaga Pancasila di era global tidak cukup dengan seruan moral. Nilai-nilai dasar seperti gotong royong, keadilan sosial, dan kemanusiaan harus diwujudkan dalam bentuk program konkret yang menyentuh kebutuhan masyarakat.
"Pemuda Pancasila diusianya yang ke-66 harus menatap masa depan dengan pendekatan baru, yakni membumikan Pancasila dalam aksi nyata yang memberi manfaat langsung bagi rakyat. Pancasila harus hidup dalam kerja, dalam ekonomi, dalam tindakan sosial. Kalau tidak, ia hanya jadi simbol yang tidak lagi menggugah jiwa anak bangsa,” ujar Bamsoet di acara perayaan HUT ke-66 Pemuda Pancasila yang dipimpin langsung Ketum Pemuda Pancasila Japto Soerjosoemarno, di Jakarta, Selasa malam (28/10/25).
Ia memaparkan, globalisasi dan digitalisasi menghadirkan medan baru dalam perjuangan ideologi. Penelitian terbaru tentang produksi pesan nasionalisme di media sosial menunjukkan bahwa platform seperti X (Twitter) dan TikTok menjadi arena pertempuran narasi antara kelompok nasionalis, populis, hingga radikal.
“Kalau organisasi sebesar Pemuda Pancasila tidak ikut masuk ke ruang digital dengan narasi yang cerdas dan menyentuh, ruang itu akan diisi pihak lain. Sekarang eranya ideologi bertarung lewat algoritma,” kata Bamsoet.
Baca juga: Bamsoet Yakin Mobil Nasional Terwujud dalam 3 Tahun Pemerintahan Prabowo
Ia menjelaskan, Pemuda Pancasila harus menyiapkan 'laboratorium narasi rigital', sebuah unit yang akan melatih kader membuat konten edukatif, kampanye kebangsaan, serta literasi digital yang menanamkan semangat Pancasila di kalangan milenial dan Gen Z.
“Pancasila jangan disampaikan dengan gaya orasi lama. Penyampaiannya harus dikemas dengan bahasa dan medium anak muda, baik melalui video pendek, podcast, musik, meme. Kita harus rebut ruang digital dengan nilai luhur bangsa,” jelas Bamsoet.
Lebih lanjut, ia juga mengingatkan pentingnya menjaga citra organisasi agar tidak terjebak dalam politisasi. Struktur organisasi dari pusat hingga ranting harus menerapkan prinsip good governance, baik berupa laporan kegiatan terbuka, penggunaan dana yang transparan, serta mekanisme sanksi bagi pelanggaran kode etik.
"Pemuda Pancasila lahir untuk membela kepentingan bangsa, bukan alat kepentingan sesaat. Kalau organisasi kehilangan independensi moral, maka hilanglah jati diri Pemuda Pancasila. Pemuda Pancasila harus ada dimana-mana, tetapi tidak kemana-mana," pungkas Bamsoet. (*)
Baca juga: Catatan Politik Bamsoet: Kebijakan Korektif Sebagai Upaya Memulihkan Perekonomian Nasional
| Bamsoet Yakin Mobil Nasional Terwujud dalam 3 Tahun Pemerintahan Prabowo |
|
|---|
| Bamsoet: Pemerintahan Prabowo Selama Setahun Tunjukkan Langkah Cepat dan Arah Pembangunan Nyata |
|
|---|
| Apresiasi Peluncuran Buku Autobiografi Eros Djarot, Bamsoet: Representasi Keberanian Berpikir Bebas |
|
|---|
| UU KADIN Harus Direvisi, Bamsoet: Dunia Usaha Butuh Payung Hukum Baru |
|
|---|
| Bamsoet: Wisuda Harus Jadi Titik Awal Lahirnya SDM Unggul Menuju Indonesia Emas 2045 |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.