Komisi I DPR Soroti Diplomasi Presiden Prabowo: Era Baru Hubungan Indonesia–Australia Dimulai

Ringkasan Berita:

• Komisi I DPR RI menyoroti kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo ke Australia yang menghasilkan Perjanjian Keamanan Bilateral Indonesia–Australia
• Farah Puteri Nahlia menilai kunjungan ini bukan sekadar seremonial, melainkan penegasan arah kebijakan luar negeri untuk memperkuat hubungan dengan negara tetangga
• Indonesia ingin menunjukkan komitmen menjaga stabilitas kawasan di tengah tensi geopolitik

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR RI, Farah Puteri Nahlia, menekankan pentingnya kunjungan kenegaraan Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto ke Sydney, Australia.

Menurut Farah, kunjungan strategis yang ditandai dengan tercapainya kesepakatan Perjanjian Keamanan Bilateral Indonesia–Australia merupakan langkah diplomatik signifikan yang menunjukkan komitmen Indonesia dalam memperkuat hubungan bilateral.

Farah menilai kunjungan ini bukan sekadar seremonial, melainkan penegasan arah kebijakan luar negeri yang berfokus pada penguatan hubungan dengan negara tetangga.

“Kunjungan ini mengirimkan sinyal diplomatik yang jelas bahwa Indonesia, sebagai pemimpin alami di ASEAN, tetap memprioritaskan stabilitas kawasan dan hubungan baik dengan Australia di tengah meningkatnya tensi geopolitik,” ujarnya, Jumat (14/11/2025).

Dalam konteks geopolitik yang dinamis, Farah menekankan pentingnya memiliki tetangga yang stabil dan kooperatif sebagai aset pertahanan nirmiliter. Kerja sama dengan Australia disebut dapat menjadi first line of defense dalam menghadapi ancaman non-tradisional.

Terkait kesepakatan bilateral, Farah menilai perjanjian ini membawa hubungan kedua negara ke tingkat yang lebih matang, menjadikan Australia mitra strategis komprehensif yang saling bergantung dalam menjaga stabilitas kawasan.

Baca juga: Prabowo Subianto Tiba di Tanah Air Usai Lawatan Sehari ke Australia

Selain aspek pertahanan, Farah berharap kunjungan ini juga membuka peluang bagi kepentingan strategis Indonesia di bidang ekonomi, khususnya percepatan aksesi Indonesia menjadi anggota OECD dengan dukungan politik dari Australia.

Kerja sama RI-Australia

Indonesia dan Australia sepakat membuat perjanjian kerja sama baru di bidang keamanan.

Kesepakatan ini diumumkan oleh Perdana Menteri Australia Anthony Albanese bersama Presiden Indonesia Prabowo Subianto di kapal HMAS Canberra, Sydney, pada Rabu (12/11/2025).

Albanese mengatakan, hubungan kedua negara dibangun atas dasar persahabatan, kepercayaan, dan komitmen menjaga perdamaian serta stabilitas kawasan. Menurutnya, cara terbaik menjaga keamanan adalah dengan bekerja sama.

Baca juga: Presiden Prabowo Tiba di Sydney, Mulai Kunjungan Kenegaraan ke Australia

Perjanjian ini disebut sebagai era baru hubungan Indonesia–Australia, melanjutkan kerja sama yang sudah ada sejak perjanjian antara PM Paul Keating dan Presiden Soeharto 30 tahun lalu, serta memperkuat Treaty of Lombok (2006) dan kesepakatan pertahanan yang ditandatangani tahun lalu.

Dalam perjanjian baru ini, kedua negara akan rutin berkonsultasi di tingkat pemimpin dan menteri untuk membahas isu keamanan dan menjalankan kegiatan bersama.

Jika salah satu menghadapi ancaman, keduanya akan berdiskusi dan mempertimbangkan langkah bersama.

Albanese menegaskan, kesepakatan ini adalah perluasan besar kerja sama keamanan dan pertahanan, menunjukkan hubungan Indonesia–Australia semakin kuat dan bermanfaat bagi rakyat kedua negara serta kawasan.

Ia juga menyampaikan rencana untuk berkunjung ke Indonesia pada Januari 2026 atas undangan Presiden Prabowo.