Jumat, 5 September 2025

Pasar Kripto Kontraksi, Bitcoin Lanjutkan Penurunan di Level 80.000 Dolar AS

Menyusul yang lainnya, Solana yang sebelumnya berjaya secara mengejutkan merosot 13,85 persen di kisaran 124.97 dolar AS per koin.  

Istimewa
PASAR KRIPTO TERTEKAN- Bitcoin selama sepekan terakhir merosot 5,31 persen hingga harganya terjun dari level tertingginya yang menyentuh 106.000 dolar AS per koin pada saat pelantikan Trump di 20 Januari kemarin. 

TRIBUNNEWS.COM – Pergerakan pasar kripto dilaporkan anjlok, tak terkecuali Bitcoin yang mencatatkan penurunan tajam di perdagangan pekan ini hingga harganya turun di level 80.000 dolar AS.

Mengutip data Coinmarketcap, Bitcoin selama sepekan terakhir merosot 5,31 persen hingga harganya terjun dari level tertingginya yang menyentuh 106.000 dolar AS per koin pada saat pelantikan Trump di 20 Januari kemarin.
 
Tak hanya Bitcoin, sejumlah aset kripto unggulan juga dilaporkan merosot pada perdagangan hari ini,  seperti reli Ethereum yang amblas 12,69 persen menjadi 1.906 dolar AS per koin. Sementara XRP terseret turun 11,70 persen hingga harganya terjun ke level 2.22  dolar AS per koin.

Menyusul yang lainnya, Solana yang sebelumnya berjaya secara mengejutkan merosot 13,85 persen di kisaran 124.97 dolar AS per koin.  

Baca juga: Bos Kripto Temui Donald Trump, Bahas Rencana Membangun Amerika Sebagai Pusat Cryptocurrency Dunia

Sementara Cardano bergerak pada tren penurunan 24,07 persen ke level 0.7337 dolar AS per koin.
 
Sedangkan Dogecoin merosot 18,04 persen jadi 0.1651 dolar AS per koin diikuti Shiba Inu yang amblas 6,65 persenke level 0.00001220 dolar AS per koin, Rabu (12/3/2025).

Mengutip dari Economic Times ada beberapa faktor yang menyebabkan jatuhnya harga Bitcoin baru-baru ini, salah satunya ketidakpastian makro ekonomi mengenai inflasi dan suku bunga.

Meskipun Bitcoin sering dianggap sebagai "safe haven" (tempat berlindung) oleh sebagian investor, namun ketidakpastian ekonomi yang ditimbulkan oleh tarif ini bisa menyebabkan mereka lebih memilih untuk menjauh dari aset berisiko, termasuk Bitcoin.

Untuk mengantisipasi kerugian, para investor mulai berlomba menjual aset mereka, memicu posisi long dilikuidasi dalam 24 jam terakhir yang mengakibatkan penurunan harga yang cepat.

Hal ini membuat MicroStrategy, pemegang Bitcoin terkemuka, kehilangan aset Bitcoinnya senilai miliaran dolar karena penurunan baru-baru ini. Hal serupa juga dialami ETF Bitcoin BlackRock yang mengalami arus keluar selama tiga hari berturut-turut, yang menunjukkan penurunan kepercayaan institusional.

Kendati Bitcoin sedang turun, namun Nigel Green yang merupakan CEO dari perusahaan penasihat keuangan global deVere Group percaya bahwa dalam jangka panjang, tren Bitcoin masih tetap positif.


 
Dengan adanya cadangan strategis, serta kelonggaran regulasi terhadap Bitcoin diprediksi akan membuat pasar kripto lebih ramah bagi investor.
 
Dengan cara ini diharap pelonggaran kebijakan dapat mendorong kepercayaan para investor untuk menciptakan aksi beli besar-besaran di pasar Aset Kripto hingga membuat harga Bitcoin kembali melonjak ke level tertinggi dalam Sejarah.

Prediksi Bitcoin 2025

Adapun lonjakan harga Bitcoin diperkirakan berlanjut hingga akhir tahun, para analis memproyeksikan Bitcoin kembali menyentuh level tertingginya. 

Termasuk Bank multinasional Standard Chartered yang memprediksi bahwa Bitcoin akan mencapai 200.000 dolar AS per coin pada akhir tahun 2025.

Kemudian di tahun 2027, Bitcoin diprediksi melesat jadi 400.000 dolar AS, dan akhirnya mencapai puncak 500.00 dolar AS per koin pada 2028. 

Jika prediksi ini terwujud, kapitalisasi pasar Bitcoin akan menyentuh 10,5 triliun dolar AS, berpotensi melampaui kapitalisasi pasar perusahaan raksasa seperti Apple dan Microsoft.

Halaman
12
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan