Kecelakaan Maut di Subang
Bus Pariwisata Nahas di Subang, PO Trans Putera Fajar Diduga 6 Kali Berganti Pemilik
Akun Instagram @explorebuslovers mengungkap, bus Trans Putera Fajar tersebut awalnya merupakan armada yang dioperasikan oleh PO SAN, Bengkulu.
Penulis:
Choirul Arifin
Saat dioperasikan mengangkut rombongan siswa SMK Lingga Kencana Depok untuk acara perpisahan sekolah di Bandung, bus berangkat pada hari Jumat, 11 Mei 2024.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, sebelum bus berangkat, sudah mengalami masalah pada rem.
Bus kemudian diperbaiki dan tetap berangkat menyusul 2 rombongan bus dari sekolah yang sama menuju Bandung.
Baca juga: Selain Operasi Wajah dari Model Discovery Jadi Jetbus 3, Bus Maut Subang Juga Diubah ke High Decker
Soal dugaan bahwa bus nahas tersebut berasal dari perusahaan otobus (PO) yang berbeda dengan dua bus lainnya yang dipakai sekolah ini, pihak Yayasan Kesejahteraan Sosial (YKS) yang menaungi SMK Lingga Kencana Depok menyatakan belum mengetahui hal ini.
"Kami akan koordinasi dengan pihak terkait untuk mengecek informasi ini," kata Dian Nurfarida dari Bagian Informasi Yayasan Kesejahteraan Sosial di SMK Lingga Kencana, Depok, Minggu (12/5/2024).
Dia menjelaskan pemilihan bus yang dipakai dalam kegiatan perpisahan siswa-siswi SMK Lingga Kencana ke Bandung pada 10-11 Mei 2024 telah diserahkan kepada pihak travel agen yang menangani penyediaan armada busnya.
Baca juga: Kecelakaan Maut Bus Trans Putera Fajar di Subang, MTI: Pemilik Armada Harus Diperkarakan!
"Sekolah menggunakan pihak ketiga untuk mencari bus. Pihak travel yang menyediakan bus tersebut. Soal informasi tiga bus yang dipakai berasal dari PO berbeda, kami akan cek lagi. Kami belum mendalami soal ini," ujar Dian.
Dian menambahkan sekolah yakin menggunakan bus tersebut karena sudah dilakukan pengecekan sebelum jalan.
"Kami yakin bus aman karena penyewaan dilakukan secara resmi dengan PO. Kami tidak tahu jika masa uji KIR-nya sudah lewat," tuturnya.
Dia mengatakan, SMK Lingga Kencana rutin menggelar kegiatan wisuda dan perpisahan, baik di lingkup sekolah maupun keluar kota.
"Tahun ini sekolah menggelar perpisahan di Bandung. Pesertanya 157 siswa dan guru yang dibagi dalam 3 bus," tutur Dian.
Dian menegaskan saat ini pihak yayasan fokus menangani korban, baik yang meninggal dunia maupun luka-luka.
"Kami fokus tangani korban. Persoalan bus nanti kami koorfinasi dengan instansi terkait," tandasnya.
Sebagai informasi, Trans Putera Fajar dengan nomor polisi AD 7524 OG yqng terlibat kecelakaan di Subang diduga telah melewati masa uji KIR.
Hal ini diungkapkan oleh Dinas Perhubungan Wonogiri sebagai lokasi pendaftaran perizinan bus tersebut.
"Dari dokumen kami, uji KIR bus ini berakhir Desember 2023, tapi statusnya itu masih AKDP. Sesuai data yang sekarang ada, uji KIR sudah terlambat dan belum diujikan lagi," kata Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Wonogiri Waluyo ketika dihubungi pada Minggu (12/5/2024).
Laporan reporter Hironimus Rama
Kecelakaan Maut di Subang
Gibran: Study Tour Jangan Dilarang Tapi Pengetatan Armada Transportasinya yang Difokuskan |
---|
Kementerian PPPA: Kecelakaan Maut di Ciater Tak Boleh Jadi Alasan Pelarangan Study Tour Bagi Siswa |
---|
Dedi Mulyadi Minta Kecelakaan Bus di Subang Diusut Tuntas: Jangan Hanya Sopir yang Tanggung Jawab |
---|
Muncul Donasi Palsu Korban Kecelakaan Maut Subang, Ngaku Paman Mahesya, Donasi Terkumpul Rp 11 Juta |
---|
Pemerintah Diminta Tegas ke Pengusaha Otobus dan Tak Batasi Kegiatan Study Tour |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.