Jumat, 12 September 2025

Airlangga Optimistis Mobil Listrik dan Hybrid Tahun Ini Lebih Laris

Penjualan EV ditambah mobil hybrid hanya 9 persen dari total penjualan mobil di 2024 yang mencapai 850 ribu.

HO
Mbil listrik Neta V-II. Penjualan EV ditambah mobil hybrid hanya 9 persen dari total penjualan mobil di 2024 yang mencapai 850 ribu. 

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan persentase penjualan mobil listrik (Electric Vehicle/EV) dan hybrid masih jauh lebih kecil dibanding total penjualan mobil di 2024. 

Airlangga mengatakan penjualan EV ditambah mobil hybrid hanya 9 persen dari total penjualan mobil di 2024 yang mencapai 850 ribu.

Maka dari itu, ia ingin persentasenya bisa naik pada tahun ini. Dia bilang, pemerintah sudah mengucurkan insentif, salah satunya untuk mobil hybrid.

Tahun ini, pemerintah memberi insentif Pajak Penjualan Atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP) untuk mobil hybrid sebesar 3 persen.

Sementara itu, untuk mobil listrik, pemerintah memberi insentif PPnBM DTP sebesar 100 persen untuk mobil listrik diimpor utuh atau completely built up (CBU) dan yang dirakit di dalam negeri atau completely knock down (CKD).

"Saya pikir kita ingin meningkatkan hybrid karena EV, total persentase EV, hanya 9 persen dari konsumsi Indonesia untuk mobil," katanya dalam acara Business Competitiveness Outlook 2025 di Jakarta, Senin (13/1/2025).

"Tahun lalu, produksi dan konsumsi kita sekitar 850 ribu dan saya pikir EV, termasuk hybrid, hanya hampir 90 ribu," lanjutnya.

Meski memiliki keinginan meningkatkan persentase penjualan mobil listrik dan hybrid, ia menyinggung bagaimana infrastruktur menjadi tantangan dalam meningkatkan penjualan.

"Kita harus meningkatkan lebih banyak, meskipun kita tahu bahwa infrastruktur menjadi salah satu tantangan dari EV," lanjutnya.

Baca juga: PPnBM DTP 3 Persen untuk Mobil Hybrid Hanya untuk Mobil dengan Local Purchase 40 Persen

Pemerintah Indonesia mematok target penggunaan massal kendaraan listrik pada 2030.

Hal itu dikatakan Deputi Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Rachmat Kaimuddin, dalam pertemuan para pemangku kepentingan bertajuk 'Accelerating Indonesia’s EV Transition' di Jakarta, Selasa (17/9/2024).

Menurutnya, transisi kendaraan listrik Indonesia adalah peluang strategis bagi pertumbuhan ekonomi dan keamanan energi bangsa.

Baca juga: Penjualan Mobil Listrik Global Diprediksi Naik 30 Persen Tahun 2025

“Kita menargetkan 13 juta e-2W dan 2 juta e-4W pada tahun 2030. Untuk mewujudkan EV di Indonesia, kita perlu membuatnya tersedia, terjangkau, serta menyediakan infrastruktur yang baik dan kendaraan yang andal,” ucap Rachmat.

Dia meyakini hal ini akan berdampak positif pada kualitas udara, mengurangi emisi karbon, dan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat secara luas.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan