Rabu, 20 Agustus 2025

IMI, Kementerian P2MI, dan KADIN Jalin Kolaborasi Cetak Mekanik & Driver Berstandar Internasional

IMI, Kementerian P2MI, dan KADIN teken MoU tingkatkan SDM otomotif Indonesia jadi driver dan mekanik bersertifikasi internasional.

Editor: Content Writer
Istimewa
JALIN KERJA SAMA - Ketua Umum IMI, Bambang Soesatyo; Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, Abdul Kadir Karding; dan Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia Bidang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, Nofel Saleh Hilabi menandatangani nota kesepahaman di Kantor Pusat IMI Kawasan Gelora Bung Karno, Jakarta, Senin (18/8/2025). 

TRIBUNNEWS.COM – Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI), Bambang Soesatyo mengapresiasi langkah strategis yang diwujudkan melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara IMI, Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, dan Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia.

Kerja sama ini berkaitan dengan pengembangan peningkatan keterampilan sumber daya manusia (SDM) di bidang driver dan mekanik berstandar internasional, khususnya untuk pasar tenaga kerja Jepang, Eropa dan Timur Tengah.

MoU tersebut ditandatangani oleh Ketua Umum IMI, Bambang Soesatyo; Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, Abdul Kadir Karding; dan Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia Bidang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, Nofel Saleh Hilabi.

Kolaborasi ini menjadi tonggak penting bagi peningkatan daya saing tenaga kerja Indonesia di sektor transportasi dan industri otomotif global.

"Kerja sama ini merupakan jawaban atas kebutuhan nyata dunia internasional terhadap tenaga kerja terampil di bidang otomotif. Indonesia memiliki potensi besar dalam melahirkan pengemudi dan mekanik dengan kompetensi internasional,"ujar Bamsoet usai melakukan penandatanganan nota kesepahaman di Kantor Pusat IMI Kawasan Gelora Bung Karno, Jakarta, Senin (18/8/2025).

"Melalui MoU ini, kita memastikan adanya jalur terukur bagi para pekerja untuk mendapatkan pelatihan, sertifikasi, hingga penempatan kerja di negara-negara maju seperti Jepang, Australia, dan Eropa,” lanjutnya.

Baca juga: Ketum IMI Bamsoet Ajak Komunitas Influencer Otomotif Majukan Pariwisata Indonesia

Acara ini turut dihadiri Sekjen Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, Irjen Pol. Dwiyono dan Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia, Mulyadi Jayabaya. 

Pengurus IMI pusat hadir Waketum Mobilitas Rifat Sungkar, Waketum Organisasi M. Riyanto, Waketum Digital Motor Sport Irfan Bahrain, Waketum Hubungan Antar Lembaga Junaedi Elvis serta Komunikasi dan Media Dwi Nugroho Marsudianto.

Dalam paparannya, Bamsoet mengatakan IMI mengambil peran strategis dengan menyediakan fasilitas pelatihan, instruktur profesional, serta program sertifikasi sesuai standar internasional.

Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia memberikan dukungan regulasi dan memfasilitasi penempatan tenaga kerja. Sementara KADIN Indonesia menjembatani hubungan dengan industri, mitra usaha, dan lembaga sertifikasi internasional.

"Data Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) menunjukkan, setiap tahun lebih dari 200 ribu pekerja migran Indonesia diberangkatkan ke luar negeri. Namun, sebagian besar masih terkonsentrasi pada sektor domestik dan informal. Melalui program bersama ini, diharapkan lahir SDM terampil di sektor otomotif yang mampu bersaing dalam pasar kerja internasional," kata Bamsoet.

Lebih lagi ia memaparkan, kebutuhan tenaga kerja di sektor otomotif dunia terus meningkat. Jepang, misalnya, sejak 2019 membuka program Specified Skilled Worker (SSW) yang memberi peluang bagi pekerja asing di sektor transportasi dan perawatan kendaraan bermotor.

Negara tersebut diproyeksikan membutuhkan lebih dari 60 ribu mekanik otomotif dalam lima tahun mendatang.

Sementara itu, Australia menghadapi kekurangan 30 ribu mekanik hingga 2028 akibat tingginya angka pensiun pekerja senior.

Baca juga: Bamsoet Bertemu Ketua IMI Provinsi se-Indonesia, Wujudkan IMI Sebagai Rumah Besar Otomotif Nasional

Di Eropa, khususnya Jerman dan Belanda, kebutuhan pengemudi profesional sektor logistik meningkat pesat seiring melonjaknya perdagangan lintas negara.

“Negara-negara maju menaruh perhatian besar pada aspek keselamatan, efisiensi, dan teknologi dalam transportasi serta otomotif. Melalui sertifikasi global yang diakui, para pengemudi dan mekanik asal Indonesia dapat masuk ke pasar kerja yang lebih bergengsi, sekaligus membawa nama baik bangsa,” pungkas Bamsoet. (*)

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan