Kisah Livey Van Wyk, Penyintas HIV yang Dinobatkan Sebagai Walikota Termuda di Namibia
Menjadi walikota Namibia termuda dan juga merupakan salah satu penyintas HIV, ini kisah hidup Livey Van Wyk!
Penulis:
Fira Firoh
Livey Van Wyk ingat bagaimana perlakuan keluarganya saat ia minum di botol dan air bekas mandinya langsung dibuang.
Titik terbawah di dalam kehidupan Livey Van Wyk adalah ketika dirinya diminta oleh kepala sekolah untuk meninggalkan kelas.
“Itu adalah titik puncak saya, karena saya mencintai sekolah, bahkan jika saya hamil dan HIV-positif. Saat itu saya putus asa,” ujar Livey Van Wyk.
Sudah tidak kuat lagi dengan penolakan yang dihadapinya, Livey Van Wyk akhirnya pergi ke rumah neneknya di Witvlei yang menerimanya dengan sepenuh hati.
Saat berada di tempat neneknya, ia mulai belajar lebih banyak lagi soal HIV dan lebih mencintai dirinya sendiri.
Baca juga: Kantongmu Terkuras Gara-Gara Urusan Asmara? Ini 5 Tips Hemat Berkencan
Untungnya, Livey Van Wyk terdaftar dalam program UNICEF yang membantu mencegah penularan HIV dari ibu ke anak.
Livey Van Wyk kemudian mendapat pengobatan antiretroviral dan melahirkan seorang bayi laki-laki. Ia membesarkan anak itu dengan neneknya.
“Remi berusia 13 tahun sekarang. Dia adalah kekuatan dan keberanian saya, ”kata Livey Van Wyk.
“Dia membuatku bangun setiap pagi dan terus bermimpi, tetap percaya dan memiliki harapan,” tambahnya.
Setelah melahirkan, Livey Van Wyk berhasil menyelesaikan sekolah dan mendapatkan sertifikat dalam manajemen proyek.
Ia juga menjadi salah satu orang Namibia pertama yang berbicara di depan umum tentang status HIV-nya untuk melawan diskriminasi dan stigma.
Livey Van Wyk juga menceritakan kisahnya dalam sebuah buku, A Diary from the Land of the Brave. (*)