Prosesnya Kompleks, Mining Bitcoin Ternyata Butuh Daya Komputasi Besar
Bagi Anda yang aktif memantau harga Bitcoin, proses mining berpengaruh signifikan terhadap pasokan koin baru dan dinamika harga di pasar.
Penulis:
Yussy Maulia
Editor:
Sheila Respati
Parapuan.co – Menambang atau mining Bitcoin dikenal dengan prosesnya yang kompleks dan membutuhkan komputasi besar serta canggih.
Mining Bitcoin bertujuan untuk menambah blok baru ke dalam blockchain dengan cara memecahkan algoritma kriptografi yang rumit.
Bagi Anda yang aktif memantau harga Bitcoin, proses mining berpengaruh signifikan terhadap pasokan koin baru dan dinamika harga di pasar.
Proses mining Bitcoin pun tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Untuk memecahkan algoritma matematika yang kompleks, proses mining memerlukan penggunaan komputasi khusus yang disebut dengan Application-Specific Integrated Circuit (ASIC).
Baca Juga: Mengenal Altcoin, Mata Uang Kripto yang Bisa Jadi Pilihan Selain Bitcoin!
Penambang Bitcoin harus bersaing untuk menjadi orang pertama yang memecahkan algoritma tersebut. Pemenang berhak menambahkan blok baru ke blockchain serta menerima reward Bitcoin.
Lalu, mengapa proses mining Bitcoin membutuhkan daya komputasi yang besar? Berikut penjelasannya.
- Tingkat kesulitan yang terus bertambah
Tingkat kesulitan dalam memecahkan algoritma mining dapat meningkat seiring bertambahnya jumlah penambang.
Untuk diketahui, jaringan Bitcoin dirancang agar setiap blok baru ditemukan setiap 10 menit. Tingkat kesulitan terus ditambah untuk memastikan tidak ada blok yang bisa ditambang lebih cepat dari waktu yang ditentukan.
Penambang harus meningkatkan kekuatan komputasinya agar dapat tetap mengikuti proses mining dengan lancar. Selain itu, melakukan upgrade pada perangkat berkala juga bisa meningkatkan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih banyak.
Baca Juga: Pasar Crypto Semakin Bergairah, Ini Mega Listing 258 Crypto Baru
- Persaingan global yang ketat
Banyak penambang global yang menggunakan server farm. Server ini bisa terdiri dari ribuan perangkat ASIC yang bekerja tanpa henti.
Dengan menggunakan perangkat berkomputasi tinggi dan canggih, penambang bisa meningkatkan peluang untuk bersaing secara global demi mendapatkan blok.
- Faktor listrik
Perangkat berkomputasi tinggi mengonsumsi energi yang besar juga. Oleh karena itu, negara-negara dengan biaya listrik rendah seperti China, Rusia, dan Kazakhstan sering kali menjadi pusat aktivitas mining Bitcoin.
Sumber: Parapuan
Aset Kripto Bitcoin Diwacanakan Sebagai Cadangan Negara, Bagaimana Peluangnya? |
![]() |
---|
Fitur-Fitur Menarik OkalioMining untuk Pengguna Pemula, Dari Bonus hingga Keamanan Data |
![]() |
---|
Ekspansi, MEXC Ventures Inves di Exchange Kripto Triv dengan Valuasi Rp 3,2 Triliun |
![]() |
---|
Harga Bitcoin Tembus Rp 1,95 Miliar, Kripto Yield Jadi Strategi Maksimalkan Aset Digital |
![]() |
---|
Pemerintah Putuskan Transaksi Kripto Bebas PPN Mulai 1 Agustus 2025, Ini Respons Indodax |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.