Selasa, 30 September 2025

AI Jadi Mata Pelajaran Wajib Mulai Tahun Ini, Gibran Ingatkan Manusia Tak Kuasai AI Akan Tersingkir

Pernyataan ini mencuat di tengah kekhawatiran global tentang potensi AI mengambil alih pekerjaan manusia. Namun, Gibran mematahkan narasi tersebut. 

|
Penulis: Igman Ibrahim
Tangkap layar Instagram @gibran_rakabuming
ARTIFICIAL INTELLIGENCE - Tangkap layar video animasi Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka, terbang di langit, hasil kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Dalam kunjungan ke kampus Binus Universitiy, BSD, Tangerang Selatan, Jumat (2/5/2025), Gibran menekankan bahwa ancaman sebenarnya bukan datang dari teknologi, tetapi dari ketidakmampuan manusia dalam menguasai AI.  

TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG – Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka, melontarkan peringatan tajam kepada generasi muda soal gelombang kecerdasan buatan (AI) yang tak terelakkan.

Dalam kunjungannya ke kampus Binus Universitiy, BSD, Tangerang Selatan, Jumat (2/5/2025), Gibran menekankan bahwa ancaman sebenarnya bukan datang dari teknologi, tetapi dari ketidakmampuan manusia dalam menguasai AI.

“AI itu tidak bisa menggantikan manusia. Tapi, manusia yang tidak pakai AI akan kalah dengan manusia yang pakai AI,” tegas Gibran di hadapan mahasiswa dan civitas akademika.

Pernyataan ini mencuat di tengah kekhawatiran global tentang potensi AI mengambil alih pekerjaan manusia. Namun, Gibran mematahkan narasi tersebut. 

Menurutnya, justru teknologi seperti AI, data science, cybersecurity, dan software engineering akan menjadi kunci masa depan bangsa.

 

AI Jadi Mata Pelajaran Wajib Mulai Tahun Ajaran Baru

Gibran mengungkapkan bahwa pemerintah telah menyepakati langkah strategis untuk menjadikan AI sebagai pelajaran wajib di semua jenjang pendidikan, mulai tingkat SD hingga SMA/SMK.

Kebijakan Pendidikan AI di sekolah ini diambil setelah pertemuan dengan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud).

“Kami sudah bertemu dengan Mendikbud, dan sepakat mulai tahun ajaran baru, pelajaran AI akan diterapkan,” katanya.

Langkah ini dinilai sebagai upaya konkret dalam membekali generasi muda menghadapi era digital, sekaligus memperkuat kemandirian teknologi Indonesia.

Baca juga: Mendikdasmen Akan terbitkan Aturan Menteri untuk Belajar AI dan Coding di Sekolah Dasar

AI Sudah Digunakan untuk Pemantauan Mudik hingga Deteksi Pencopet

FACIAL RECOGNITION - Ilustrasi facial recognition
FACIAL RECOGNITION - Ilustrasi facial recognition (widya.ai)

Gibran menyampaikan bahwa pemanfaatan AI di Indonesia bukan sekadar wacana. Ia mencontohkan penggunaan AI oleh Jasa Marga dalam sistem pemantauan arus mudik Lebaran.

Dengan teknologi machine learning dan big data, sistem AI mampu membaca kepadatan lalu lintas dan merekomendasikan rekayasa lalu lintas seperti one way dan contra flow secara real-time.

“Yang kerja anak-anak muda semua, lebih muda dari saya. Mereka manfaatkan AI untuk kelancaran mudik,” ucap Gibran.

Tak hanya itu, Gibran menyebut penggunaan kamera dengan pengenalan wajah (facial recognition) di layanan KRL yang kini mampu mendeteksi pencopet dan pelaku kriminal lebih cepat dibanding metode konvensional.

“AI tidak hanya bikin grafis lucu, tapi bisa menyelamatkan banyak orang,” tegasnya lagi.

Baca juga: Kemenag Resmi Buka Pendaftaran UM-PTKIN 2025 hingga 28 Mei, Ini Jurusan Favorit dan Cara Daftarnya

Robot Pembersih Terumbu Karang: Bukti Anak Muda Tak Boleh Diremehkan

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan