Pendidikan Profesi Guru
Contoh Jurnal Modul 1 PPG 2025 Pembelajaran Berdiferensiasi yang Cepat Divalidasi
Contoh jurnal Modul 1 Pembelajaran Berdiferensiasi dalam dalam program Pendidikan Profesi Guru (PPG) tahun 2025 agar cepat divalidasi di Ruang GTK.
Penulis:
Muhammad Alvian Fakka
Editor:
Sri Juliati
Siswa akan dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil berdasarkan tingkat pemahaman mereka. Setiap kelompok akan mengerjakan tugas-tugas yang sesuai dengan kemampuan mereka.
- Diskusi Kelompok Kecil:
Kelompok yang lebih maju dapat membantu menjelaskan penggunaan tanda baca yang benar kepada teman-temannya.
- Pembelajaran Berbasis Proyek:
Siswa diminta untuk membuat cerita pendek yang menggunakan huruf kapital, tanda baca, dan spasi dengan benar. Cerita ini kemudian akan dipresentasikan di depan kelas.
D. Diferensiasi Produk:
- Pilihan Format Penugasan:
Siswa dapat memilih untuk membuat laporan tertulis, presentasi, atau poster yang menampilkan contoh-contoh penggunaan huruf kapital, tanda baca, dan spasi yang benar.
- Proyek Kreatif:
Siswa bisa membuat buku kecil bergambar yang menunjukkan aturan penggunaan huruf kapital, tanda baca, dan spasi.
- Proyek Kolaboratif:
Siswa dapat bekerja dalam kelompok untuk menyusun sebuah cerita yang disajikan dalam bentuk poster atau booklet, yang menampilkan aturan penggunaan huruf kapital, tanda baca, dan spasi.
E. Penilaian:
- Evaluasi kemampuan siswa dalam menulis kalimat dengan huruf kapital, tanda baca, dan spasi yang benar.
- Siswa dinilai berdasarkan kejelasan dan kebenaran dalam menyampaikan aturan-aturan yang telah dipelajari.
- Siswa dinilai berdasarkan kreativitas dan ketepatan dalam menampilkan aturan penggunaan huruf kapital, tanda baca, dan spasi.
C. REFLEKSI
Penerapan pembelajaran berdiferensiasi dalam materi penggunaan huruf kapital, tanda baca, dan spasi di kelas 3 SD telah memberikan saya banyak wawasan dan pengalaman yang berharga sebagai seorang pendidik. Sebelum menerapkan metode ini, saya menyadari bahwa tidak semua siswa di kelas memiliki kemampuan yang sama dalam memahami materi, terutama dalam penggunaan dasar-dasar penulisan seperti huruf kapital, tanda baca, dan spasi. Beberapa siswa tampak cepat menangkap konsep yang diajarkan, sementara yang lain membutuhkan waktu lebih lama dan pendekatan yang berbeda untuk benar-benar memahami materi tersebut.
Selama proses implementasi, saya menemukan bahwa pembelajaran berdiferensiasi memberikan banyak manfaat, tidak hanya bagi siswa, tetapi juga bagi saya sebagai guru. Salah satu manfaat yang paling signifikan adalah peningkatan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Dengan memberikan materi dan tugas yang disesuaikan dengan tingkat kemampuan dan gaya belajar masing-masing siswa, saya melihat adanya peningkatan motivasi dan partisipasi mereka. Siswa yang biasanya pasif dan cenderung tertinggal dalam pelajaran mulai menunjukkan kemajuan yang signifikan ketika mereka diberikan tugas-tugas yang sesuai dengan kemampuan mereka.
Selain itu, pendekatan ini juga membantu menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif. Dengan diferensiasi proses dan produk, siswa diberikan kesempatan untuk menunjukkan pemahaman mereka melalui berbagai cara yang sesuai dengan kekuatan dan preferensi mereka. Sebagai contoh, siswa yang lebih nyaman dengan presentasi lisan diberi kesempatan untuk menyampaikan pemahaman mereka melalui presentasi, sementara siswa yang lebih suka menulis diberi tugas untuk membuat laporan tertulis. Hal ini tidak hanya membantu siswa merasa lebih percaya diri, tetapi juga memberikan mereka kesempatan untuk mengembangkan keterampilan yang berbeda.
Saya juga belajar bahwa diferensiasi dalam pembelajaran bukanlah tugas yang mudah dan membutuhkan perencanaan yang matang serta pemahaman yang mendalam tentang karakteristik siswa. Dalam proses ini, saya harus melakukan observasi yang mendalam terhadap kemampuan dan kebutuhan setiap siswa, serta mengembangkan berbagai materi dan tugas yang sesuai dengan kebutuhan tersebut. Namun, meskipun menantang, hasil yang diperoleh dari penerapan pembelajaran berdiferensiasi ini sangat memuaskan.
Salah satu tantangan yang saya hadapi adalah menyusun materi dan tugas yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa yang sangat beragam. Namun, dengan bantuan dari rekan-rekan guru dan melalui berbagai referensi, saya berhasil mengembangkan materi yang efektif dan menarik bagi siswa. Tantangan lainnya adalah mengelola waktu di kelas, karena pendekatan berdiferensiasi sering kali membutuhkan waktu lebih banyak untuk setiap sesi pembelajaran. Namun, dengan manajemen waktu yang baik dan penyesuaian di sana-sini, saya berhasil mengatasinya.
Pada akhirnya, refleksi ini menggarisbawahi pentingnya pembelajaran berdiferensiasi dalam pendidikan dasar. Pendekatan ini tidak hanya membantu siswa belajar dengan cara yang paling efektif bagi mereka, tetapi juga memungkinkan saya untuk menjadi guru yang lebih responsif dan adaptif terhadap kebutuhan siswa. Melalui pengalaman ini, saya lebih memahami bahwa setiap siswa memiliki potensi yang berbeda-beda dan tugas saya sebagai guru adalah membantu mereka mengembangkan potensi tersebut seoptimal mungkin.
Dengan demikian, saya berencana untuk terus menerapkan dan mengembangkan pembelajaran berdiferensiasi dalam setiap mata pelajaran yang saya ajarkan. Saya juga berharap dapat berbagi pengalaman ini dengan rekan-rekan guru lainnya, sehingga lebih banyak siswa yang dapat merasakan manfaat dari pendekatan ini. Di masa mendatang, saya akan terus belajar dan berinovasi dalam mengembangkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa, dengan harapan dapat memberikan kontribusi yang lebih besar dalam dunia pendidikan.
D. FOTO DOKUMENTASI
Sertakan foto dokumentasi ketika mengajar di kelas dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi.
E. UMPAN BALIK
Rancangan pembelajaran yang dibuat telah didiskusikan dengan rekan-rekan guru dan diterapkan dalam pembelajaran. Umpan balik dari siswa dan rekan guru menunjukkan bahwa metode ini efektif dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.
- Umpan Balik dari Rekan Guru:
- Umpan Balik dari Peserta Didik:
(Tribunnews.com/M Alvian Fakka)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.