Dedi Mulyadi Khawatir Lulusan Perbankan hingga TI Jadi Pengangguran karena AI
Ia mencontohkan bagaimana peran manusia dalam industri digital, termasuk figur publik seperti influencer dan model digital, mulai digantikan oleh repr
Penulis:
Mario Christian Sumampow
Editor:
Acos Abdul Qodir
TRIBUNNEWS.COM, PURWAKARTA - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mewanti-wanti ancaman kecerdasan buatan (AI) terhadap lapangan kerja, khususnya bagi generasi muda yang menempuh pendidikan di bidang perbankan, pemasaran, dan teknologi informasi (IT). Ia khawatir AI dapat menggantikan peran manusia dan memicu gelombang pengangguran baru.
Peringatan itu disampaikan Dedy saat mendampingi Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak mengunjungi kawasan perkebunan Agroforestry Gunung Hejo, Purwakarta, Jawa Barat, Sabtu (5/7/2025).
Dalam sambutannya, Dedi menyinggung transformasi besar-besaran di dunia kerja akibat otomatisasi dan AI yang kini mulai menggantikan profesi-profesi umum.
"Saya khawatir anak-anak muda kita yang sekolah di perbankan, marketing, teknologi informasi, nanti jadi pengangguran. Karena perangkat itu sekarang sudah diganti AI," kata Dedi.
Baca juga: Manfaat Teknologi AI untuk Cegah Penipuan Digital yang Marak di Indonesia
Ia mencontohkan bagaimana peran manusia dalam industri digital, termasuk figur publik seperti influencer dan model digital, mulai digantikan oleh representasi berbasis AI.
"Perempuan cantik di media digital hari ini bisa diganti dengan AI. Seluruh peran orang bisa tergantikan. Ini adalah ancaman nyata pengangguran," ujarnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2024 mencatat sekitar 9,3 juta pengangguran terbuka, dengan mayoritas berasal dari lulusan pendidikan menengah dan tinggi. Sementara menurut World Economic Forum, lebih dari 40 persen keterampilan inti pekerja akan berubah dalam lima tahun akibat penetrasi AI dan otomasi.
Baca juga: Sekolah Swasta di Depok Sudah Gratis Duluan, Tapi Kini Kepala Sekolah Kebingungan
Sebagai bentuk antisipasi, Dedi menekankan pentingnya ketahanan pangan sebagai kekuatan utama bangsa, sekaligus arah baru orientasi pendidikan. Ia menyitir pernyataan Presiden Prabowo Subianto bahwa negara hanya bisa kuat jika pangan dan sandang warganya tercukupi.
"Orang Sunda bilang: uang akan lahir manakala pangan ada di setiap rumah, dan gudang-gudang terisi beras," tutur Dedi.
Untuk itu, ia mendorong dunia pendidikan agar tidak hanya fokus pada sektor industri dan jasa, tetapi juga menghidupkan kembali sektor pertanian, peternakan, dan pengelolaan lingkungan yang dinilai lebih adaptif terhadap kebutuhan masa depan.
Dedi Mulyadi
kecerdasan buatan
artificial intelligence
perbankan
marketing
Teknologi Informasi (IT)
Google Discover
pertanian
Mentan Amran Sebut Penyaluran Beras SPHP Bebas untuk Semua, Asal Tidak Dioplos |
![]() |
---|
Mentan Sebut Pasca Kasus Beras Oplosan Terjadi Pergeseran Struktur Pasar |
![]() |
---|
Rencana Penghapusan Beras Premium-Medium Bakal Diputuskan Presiden Prabowo |
![]() |
---|
Mentan Amran: 1,3 Juta Ton Beras akan Diguyur ke Pasar untuk Tekan Harga |
![]() |
---|
Menaker Ajak Mahasiswa Baru IPB Siapkan Diri dengan Multi Kompetensi dan Pola Pikir Adaptif |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.