Senin, 22 September 2025

Kurikulum Merdeka

Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 9 Halaman 13: Menulis Teks Deskripsi Bertema Acara Keluarga

Inilah kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 9 halaman 13 Kurikulum Merdeka bagian Kegiatan 5: Berlatih Menulis Teks Deskripsi Bertema Acara Keluarga.

Buku Bahasa Indonesia kelas 9 Kurikulum Merdeka
KUNCI JAWABAN - Kolase cover buku Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas IX dan pertanyaan pada halaman 12. Inilah kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 9 halaman 13 Kurikulum Merdeka bagian Kegiatan 5: Berlatih Menulis Teks Deskripsi Bertema Acara Keluarga. 

Orang-orang yang hadir dalam acara itu adalah keluarga besar kami. Ada paman, bibi, sepupu-sepupu, dan bahkan beberapa tetangga dekat. Kami semua berkumpul, makan bersama, menyanyi, dan memberikan hadiah serta ucapan selamat kepada nenek.

Aku merasa sangat dekat dan nyaman dengan mereka. Kami jarang bertemu lengkap, jadi momen seperti ini terasa istimewa. Hari ini, aku masih tersenyum jika mengingat betapa hangat dan indahnya acara tersebut.

Kunci Jawaban Alternatif: 

Acara Pernikahan Kakak Sepupu

Aku menghadiri acara pernikahan kakak sepupuku di sebuah gedung pernikahan di Semarang, pada tanggal 10 Juni 2025.

Aku merasa sangat bahagia dan terharu, apalagi saat melihat kakakku tampak cantik mengenakan gaun pengantin. Suasana haru muncul karena kami tumbuh bersama sejak kecil.

Yang hadir adalah seluruh keluarga besar dan teman-teman dekat kakakku. Mereka semua tampak gembira dan ikut memberikan doa restu. Ada musik, tari-tarian, dan makanan enak yang membuat acara semakin meriah.

Aku merasa bangga dan turut berbahagia untuk kakakku. Sampai hari ini, aku masih tersenyum setiap kali melihat foto-foto pernikahannya.

Kunci Jawaban Alternatif: 

Kenangan di Acara Lamaran Kakak

Beberapa bulan lalu, aku menghadiri acara lamaran kakak perempuanku yang berlangsung di rumah kami di Bogor, pada hari Minggu pagi, tepat tanggal 11 Mei 2025. Hari itu cuaca sangat cerah, matahari menembus jendela ruang tamu dan membuat cahaya keemasan menyebar di seluruh ruangan.

Sejak pagi aku sudah merasa gugup dan bersemangat. Kakakku, yang sejak kecil sangat dekat denganku, akan memasuki babak baru dalam hidupnya. Aku bisa melihat tangannya agak gemetar saat ia duduk berdampingan dengan calon suaminya. Meskipun ia tersenyum, aku bisa menebak kalau hatinya campur aduk, mungkin gugup, bahagia, atau bahkan cemas.

Ruang tamu kami disulap menjadi tempat pertemuan keluarga. Hiasan bunga mawar putih dan merah muda dipasang di dinding, menebarkan aroma manis yang lembut. Meja panjang di sisi kanan ruangan penuh dengan hidangan khas Sunda—nasi liwet, ayam goreng, karedok, dan sambal terasi yang pedasnya menyengat hidung. Aroma harum daun jeruk dan serai dari sop buntut hangat tercium jelas sejak aku masuk ke dapur.

Tamu-tamu mulai berdatangan sejak pukul sepuluh pagi. Ada keluarga besar kami, para tetangga dekat, dan tentu saja keluarga dari pihak calon suami kakakku. Mereka semua berpakaian rapi—para ibu mengenakan kebaya warna pastel, sementara para ayah mengenakan batik.

Saat prosesi lamaran dimulai, aku duduk di pojok ruangan, memperhatikan semuanya dengan saksama. Seorang perwakilan dari keluarga laki-laki maju dan menyampaikan maksud mereka datang, suaranya lembut dan tenang. Ayahku, dengan suara sedikit bergetar, menjawab permintaan mereka. Waktu terasa lambat, tapi penuh makna. Kakakku menunduk, wajahnya sedikit merah.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan