Jumat, 19 September 2025

Pendidikan Profesi Guru

5 Contoh Tugas Refleksi Modul Pedagogik Fikih Topik 1-8, PPG Kemenag 2025

Simak 5 contoh Tugas Refleksi pada Modul Pedagogik topik 1-8 untuk guru Fikih yang mengikuti PPG Kemenag 2025 batch 3.

Penulis: Sri Juliati
Editor: Endra Kurniawan
Kolase Tribunnews.com/Canva
CONTOH TUGAS REFLEKSI - Grafis tentang contoh Tugas Refleksi pada Modul Pedagogik mulai dari topik 1-8 untuk guru Fikih yang mengikuti PPG Kemenag 2025 batch 3, yang dibuat di Canva Premium, Senin (15/9/2025). 

Materi yang menarik bagi saya adalah Pendekatan Deep Learning. Konsep ini menekankan pembelajaran yang mendalam dan bermakna, bukan sekadar hafalan. Ada tiga pilar utama:

  • Mindful Learning: pembelajaran penuh kesadaran, peserta didik diajak berpikir kritis dan reflektif.
  • Meaningful Learning: materi dikaitkan dengan kehidupan nyata sehingga siswa memahami makna di balik setiap konsep.
  • Joyful Learning: proses belajar yang menyenangkan agar siswa terlibat aktif tanpa merasa terbebani.

Pendekatan ini relevan dalam pembelajaran fikih, karena fikih tidak hanya ilmu hukum, tetapi juga praktik yang hidup dan membentuk karakter.

2. Analisis Implementasi/Penerapan

Dalam pembelajaran fikih, pendekatan Deep Learning bisa diterapkan misalnya pada materi thaharah (bersuci) atau ibadah sehari-hari.

  • Mindful: siswa diajak merenungkan hikmah wudhu dan kaitannya dengan kebersihan diri.
  • Meaningful: guru menghubungkan materi thaharah dengan kondisi nyata, misalnya bagaimana cara bersuci saat air terbatas.
  • Joyful: pembelajaran dilakukan dengan simulasi praktik wudhu, tayamum, atau role-play tentang kondisi nyata di lapangan.

Penerapan ini membantu siswa tidak hanya menghafal syarat dan rukun, tetapi juga menginternalisasi nilai spiritual dan sosial dari ibadah.

3. Pengalaman Praktis

Saya pernah mencoba mengajarkan materi shalat berjamaah dengan metode diskusi dan praktik langsung. Siswa terlihat lebih paham ketika mereka diberi peran menjadi imam, makmum, atau muazin, dibanding hanya mencatat teori. 

Namun, tantangannya ada siswa yang cenderung pasif jika hanya mendengarkan. Dari sini saya menyadari bahwa pendekatan bermakna dan menyenangkan membuat mereka lebih antusias dan mengingat lebih lama.

4. Tantangan dan Hikmah

Tantangan:

  • Waktu pembelajaran terbatas, sementara praktik membutuhkan alokasi lebih banyak.
  • Perbedaan kesiapan siswa, ada yang cepat paham, ada yang perlu pengulangan.
  • Ketersediaan sarana (misalnya tempat wudhu atau alat peraga) kadang tidak memadai.

Hikmah (Lesson Learn):

  • Pembelajaran bermakna lebih efektif daripada ceramah monoton.
  • Keterlibatan aktif siswa membuat materi fikih lebih melekat.
  • Guru perlu kreatif mengaitkan hukum fikih dengan realitas kehidupan mereka sehari-hari.

5. Rencana Aksi

Untuk ke depan, saya akan:

  • Merancang RPP Fikih berbasis Deep Learning, dengan memadukan mindful, meaningful, dan joyful learning.
  • Menggunakan metode praktik, simulasi, dan studi kasus agar siswa bisa menghubungkan teori fikih dengan pengalaman nyata.
  • Menyediakan alat peraga sederhana (poster alur wudhu, video singkat, atau role-play) agar pembelajaran lebih interaktif.
  • Membagi kelompok belajar agar siswa yang cepat paham bisa membantu temannya.
  • Memberikan refleksi di akhir pembelajaran agar siswa dapat menyadari hikmah ibadah yang mereka pelajari.

D. Contoh Tugas Refleksi Modul Pedagogik PPG Fikih

1. Materi yang Paling Menarik dan Menginspirasi 

Materi yang paling menarik dalam modul ini adalah Pedagogical Content Knowledge (PCK). Pengetahuan tentang TPACK, yang menekankan keseimbangan antara Pengetahuan Teknologi (TK), Pengetahuan Pedagogi (PK), dan Pengetahuan Konten (CK), sangat relevan dengan tantangan pembelajaran saat ini. 

Saya menyadari bahwa pengintegrasian teknologi dalam pembelajaran tidak hanya sekadar menggunakan alat digital, tetapi juga tentang bagaimana teknologi dapat memperkaya metode pengajaran dan mendukung pemahaman siswa. 

2. Implementasi TPACK dalam Pembelajaran

TPACK dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan:  

  • Memilih teknologi yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran, seperti simulasi interaktif, video pembelajaran, atau platform kolaborasi daring.
  • Menggunakan metode pembelajaran aktif seperti blended learning, flipped classroom, dan pembelajaran berbasis proyek.
  • Memastikan bahwa penggunaan teknologi mendukung materi pelajaran agar membantu siswa memahami konsep lebih baik. 

Sebelumnya, saya lebih banyak menggunakan metode konvensional dalam mengajar. Namun, setelah mempelajari TPACK, saya termotivasi untuk mengeksplorasi dan mengintegrasikan berbagai strategi untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran, bukan sekadar menjadikan tambahan dalam kelas. 

3. Pengalaman Praktis yang Relevan 

Saya pernah mengalami tantangan dalam mengajarkan konsep abstrak kepada siswa. Sebelum mempelajari TPACK, saya mungkin hanya mengandalkan penjelasan verbal dan contoh-contoh sederhana yang terkadang sulit dipahami sepenuhnya oleh siswa. 

Ketika saya mulai mengintegrasikan simulasi visual atau video interaktif yang melibatkan peningkatan pemahaman siswa secara signifikan. Mereka lebih mudah memahami konsep yang kompleks melalui representasi visual dan interaktif. Pengalaman ini memperkuat keyakinan saya bahwa pendekatan TPACK benar-benar dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran. 

4. Tantangan dan Hikmah (Lesson Learned) 

Beberapa tantangan dalam menerapkan TPACK di kelas antara lain: 

  • Ketersediaan dan Aksesibilitas Teknologi: Memastikan semua siswa memiliki akses ke perangkat yang memadai dan koneksi internet yang stabil. 
  • Kurva Pembelajaran: Menguasai berbagai teknologi memerlukan waktu dan latihan tambahan bagi guru dan siswa.
  • Integrasi yang Bermakna: Memastikan bahwa teknologi benar-benar mendukung tujuan pembelajaran dan bukan sekadar pengganti metode konvensional.  
  • Pengembangan Konten: Membuat atau memilih materi pembelajaran berbasis teknologi memerlukan perencanaan dan persiapan yang berbeda dari teks konvensional. 

Dari tantangan ini, saya belajar bahwa perencanaan yang matang dan dukungan teknis berkelanjutan sangat penting untuk keberhasilan implementasi TPACK. Selain itu, fleksibilitas dalam menghadapi kendala dan kemauan untuk terus belajar adalah kunci. Keseimbangan antara teknologi, pedagogi, dan konten harus selalu diperhatikan agar pembelajaran tetap efektif dan bermakna bagi siswa. 

5. Langkah untuk Implementasi di Kelas 

Untuk menerapkan TPACK secara efektif, saya menyusun rencana aksi berikut: 

Tahap 1: Perencanaan

  • Mengidentifikasi teknologi yang sesuai dengan materi ajar.
  • Menyusun sumber belajar digital seperti video, simulasi, dan kuis interaktif.
  • Merancang aktivitas pembelajaran yang mengintegrasikan teknologi.

Tahap 2: Implementasi 

  • Menggunakan model blended learning untuk menggabungkan pembelajaran daring dan tatap muka. 
  • Menerapkan metode flipped classroom, di mana siswa mempelajari materi secara mandiri di rumah dan diskusi di kelas.
  • Mendorong siswa untuk menggunakan alat digital dalam menyelesaikan tugas dan proyek.

Tahap 3: Evaluasi dan Refleksi 

  • Mengumpulkan umpan balik siswa terkait penggunaan teknologi dalam pembelajaran.
  • Menganalisis hasil belajar siswa untuk melihat pengaruh integrasi teknologi.
  • Merefleksi pengalaman mengajar dan mengidentifikasi area untuk perbaikan di masa mendatang. 

Indikator Keberhasilan:

  • Keterlibatan siswa yang lebih aktif dalam proses pembelajaran.
  • Penggunaan teknologi yang lebih strategis dan efektif dalam proses belajar mengajar. 
  • Peningkatan pemahaman siswa terhadap konsep yang diajarkan.

E. Contoh Tugas Refleksi Modul Pedagogik PPG Fikih

1 . Materi yang Paling Menarik dan Menginspirasi 

Salah satu materi yang menarik bagi saya dalam modul pedagogik Fikih adalah Pendekatan Pembelajaran Berbasis Deep Learning (Mindful, Meaningful, dan Joyful Learning). Pendekatan ini menekankan bahwa pembelajaran seharusnya tidak berhenti pada hafalan, tetapi membawa peserta didik pada pemahaman yang mendalam, bermakna, dan menyenangkan.

Dalam konteks pembelajaran fikih, pendekatan ini sangat relevan, karena fikih bukan sekadar kumpulan hukum, melainkan pedoman hidup yang perlu dipahami secara utuh dan dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Implementasi dalam Pembelajaran

Implementasi pendekatan Deep Learning dalam pembelajaran fikih dapat diterapkan, misalnya, pada materi thaharah (bersuci). Pada aspek mindful learning, peserta didik diajak merenungkan pentingnya bersuci, bukan hanya secara ritual tetapi juga sebagai bagian dari menjaga kesehatan dan kebersihan.

Pada aspek meaningful learning, guru mengaitkan materi dengan situasi nyata, seperti bagaimana bersuci saat air terbatas atau dalam kondisi perjalanan. Sedangkan pada aspek joyful learning, pembelajaran dikemas dengan praktik langsung, simulasi, atau permainan peran, sehingga siswa terlibat aktif dan menikmati proses belajar.

3. Pengalaman Praktis yang Relevan 

Pengalaman praktis yang pernah saya alami adalah ketika mengajarkan materi shalat berjamaah. Awalnya saya menggunakan metode ceramah, tetapi siswa terlihat kurang antusias. Kemudian saya ubah strategi dengan meminta siswa melakukan praktik shalat berjamaah, ada yang berperan sebagai imam, makmum, dan muazin.

Hasilnya, mereka lebih bersemangat, merasa tertantang, dan memahami tata cara serta hikmah berjamaah dengan lebih baik. Dari pengalaman ini saya menyadari bahwa pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan jauh lebih efektif dibandingkan sekadar menyampaikan teori.

4. Tantangan dan Hikmah (Lesson Learned) 

Meski demikian, terdapat beberapa tantangan. Pertama, keterbatasan waktu sering kali membuat guru kesulitan mengatur porsi antara teori dan praktik. Kedua, perbedaan kesiapan siswa juga menjadi kendala, ada yang cepat menangkap materi, sementara yang lain butuh pengulangan.

Ketiga, fasilitas pembelajaran kadang tidak memadai, seperti keterbatasan ruang praktik atau alat peraga. Namun, dari tantangan ini saya mendapat hikmah bahwa guru harus kreatif mencari cara agar pembelajaran tetap berjalan efektif. Saya juga belajar bahwa keterlibatan aktif siswa sangat menentukan keberhasilan pembelajaran fikih.

5. Langkah untuk Implementasi di Kelas 

Sebagai rencana aksi, saya berkomitmen untuk menyusun RPP Fikih yang berbasis Deep Learning. Saya akan memadukan pembelajaran sadar, bermakna, dan menyenangkan dengan berbagai strategi, seperti praktik langsung, studi kasus, diskusi kelompok, dan penggunaan media sederhana yang menarik.

Saya juga akan membiasakan refleksi di akhir pembelajaran, agar siswa tidak hanya menguasai tata cara ibadah, tetapi juga memahami nilai dan hikmah di baliknya. Dengan demikian, diharapkan pembelajaran fikih dapat membentuk peserta didik yang tidak hanya cerdas secara kognitif, tetapi juga memiliki kesadaran spiritual dan keterampilan hidup yang aplikatif.

*) Disclaimer: 

  • Contoh Tugas Refleksi pada Modul Pedagogik mulai dari topik 1-8 dalam artikel ini hanya sebagai referensi bagi guru Fikih yang mengikuti PPG Kemenag 2025 batch 3 untuk mengerjakan di LMS Kemenag.
  • Beberapa contoh Tugas Refleksi pada Modul Pedagogik merupakan hasil olah AI, bapak/ibu guru PAI dapat memodifikasi.

(Tribunnews.com/Sri Juliati)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan