Rumah Anak SIGAP
Sosok Sayoko, Lurah Bandarharjo Semarang, Sulap Rumah Dinas jadi Ruang Tumbuh Anak Usia 0-3 Tahun
Inilah sosok Sayoko, lurah Bandarharjo, Kecamatan Semarang Utara, Semarang yang mendukung pengasuhan anak usia dini lewat Rumah Anak SIGAP.
"Kami di kelurahan punya anggaran untuk melakukan maintenance. Jadi, jika ada kerusakan, bisa langsung ditangani. Misal, lampu mati atau eternit bolong," tutur Sayoko.
Sementara itu, untuk operasional koordinator dan fasilitator sebagai pelaksana Rumah Anak SIGAP, lanjut Sayoko, kini telah diserahkan kepada Dinas Kesehatan Kota Semarang. "Ya, sejak dilepas oleh Tanoto Foundation, yang artinya kita tidak mendapatkan bantuan pendanaan lagi, kini Rumah Anak SIGAP Bandarharjo berada di bawah binaan Dinas Kesehatan Kota Semarang.
Meski demikian, dalam beberapa kesempatan, Sayoko tetap meminta agar para pelaksana kegiatan, yang berjumlah lima orang, agar mendapatkan berbagai pelatihan tambahan. Tujuannya, agar mereka dapat terus menambah dan memperbarui pengetahuan dalam mendampingi anak-anak di Bandarharjo.
Selama ini, koordinator dan fasilitator telah mendapatkan sejumlah pelatihan dari Tanoto Foundation. Namun, mengingat perkembangan pendidikan anak usia dini yang dinamis dan terus berubah, Sayoko menilai peningkatan kapasitas tetap sangat diperlukan.
"Kalau dari Dinas Kesehatan, bisa dari sisi masalah kesehatan. Misal bagaimana cara merawat anak usia sekian sampai sekian. Sementara untuk pelatihan pola asuh atau pendidikan anak usia dini bisa didapat dari Dinas Pendidikan bidang PNF," jelasnya.
Dengan segala dukungan ini, Sayoko pun berharap Rumah Anak SIGAP mampu menghasilkan dan membekali anak-anak Bandarharjo dengan fondasi yang kuat, baik dari sisi pengetahuan, kesehatan, maupun karakter.
Ia membayangkan, 20 tahun mendatang atau tepatnya pada tahun 2045, anak-anak yang kini bermain dan belajar di ruang sederhana itu tumbuh menjadi generasi yang luar biasa dan siap menempati berbagai posisi penting di berbagai bidang.
"Sekarang ini, Pak Lurahnya memang masih di atas tanah, tapi kan nggak tahu di tahun 2045 nanti. Semoga saja ada generasi penerus, terutama dari Kelurahan Bandarharjo, yang siap mengisi Indonesia Emas di tahun 2045,” ujarnya.
Bagi Sayoko, impian itu bukan sesuatu yang berlebihan. Ia percaya, jika sejak dini anak-anak diberikan ruang aman untuk tumbuh, diasah potensinya, dan didampingi dengan penuh kasih, maka bukan mustahil mereka kelak menjadi sosok-sosok yang membawa perubahan bagi lingkungan dan bangsanya. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/tribunnews/foto/bank/originals/Lurah-Bandarharjo-Sayoko.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.