Minggu, 24 Agustus 2025

Chandra Asri Dukung Energi Bersih untuk Wujudkan Kota Hijau

Transportasi berkelanjutan dan penyediaan energi bersih menjadi dua elemen penting dalam mewujudkan kota hijau

Editor: Dodi Esvandi
HANDOUT
Talkshow Green Collabs yang digelar di Jakarta, Sabtu (23/8/2025). Talkshow tersebut membahas mengenai transportasi berkelanjutan dan penyediaan energi bersih yang menjadi dua elemen penting dalam mewujudkan kota hijau 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Transportasi berkelanjutan dan penyediaan energi bersih menjadi dua elemen penting dalam mewujudkan kota hijau, terutama di kawasan perkotaan yang padat dan rentan terhadap polusi udara.

Salah satu pelaku industri yang aktif mendukung transisi energi adalah Grup Barito Pacific melalui anak usahanya, Chandra Asri Group. 

Perusahaan ini tak hanya bergerak di sektor kimia dan infrastruktur, tetapi juga mengembangkan energi terbarukan, termasuk Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

Manajer Ekonomi Sirkular dan Kemitraan Chandra Asri Group, Nicko Setyabudi, menyampaikan bahwa pihaknya telah membangun unit usaha Krakatau Chandra Energy di Cilegon sebagai bagian dari komitmen menghadirkan listrik ramah lingkungan.

“Di sana kami ingin menghadirkan listrik yang lebih hijau dengan memanfaatkan panel surya,” ujar Nicko dalam talkshow Green Collabs yang digelar Katadata Green di Jakarta, Sabtu (23/8/2025).

Ia menambahkan, energi baru terbarukan seperti panel surya akan menjadi tren masa depan, mengingat tingginya ketergantungan terhadap bahan bakar fosil selama ini.

Sementara itu, sektor transportasi masih menjadi penyumbang utama emisi karbon di perkotaan. 

Baca juga: Meriahkan HUT Kemerdekaan RI, MaxDecal Sulap Bus Transjakarta Jadi Warna-warni 

Dalam sesi diskusi bertajuk Mewujudkan Kota Hijau Melalui Transportasi Berkelanjutan dan Inklusif, Direktur Operasional dan Keamanan PT Transjakarta, Daud Joseph, mengungkapkan target ambisius untuk mengoperasikan 10.000 bus listrik pada tahun 2030.

“Saat ini kami sudah mengoperasikan 570 bus listrik, dan akan menambah 1.000 unit setiap tahun,” ujarnya. 

Ia menegaskan bahwa seluruh layanan Transjakarta akan beralih ke kendaraan bebas emisi dalam lima tahun ke depan.

Namun, tantangan besar masih menghadang, terutama dalam hal inklusivitas dan akses transportasi publik. 

Data Institute for Transportation & Development Policy (ITDP) per Maret 2024 menunjukkan bahwa warga Jabodetabek menempuh rata-rata 10,5 km setiap hari untuk beraktivitas di Jakarta. 

Sayangnya, cakupan transportasi publik yang terintegrasi masih timpang: Jakarta menjangkau 78 persen wilayahnya, sementara kota-kota satelit hanya 8–29 persen.

Kondisi ini memaksa banyak warga untuk bergantung pada kendaraan pribadi, memperparah kemacetan dan memperlebar kesenjangan mobilitas.

Menanggapi hal tersebut, Southeast Asia Director ITDP, Gonggomtua E. Sitanggang, menekankan pentingnya penggunaan energi bersih dalam sistem transportasi. 

“Jika ingin kota yang lebih kompak dan sehat, maka kendaraan listrik harus menjadi pilihan utama di luar transportasi umum,” ujarnya.

Ia menambahkan, dampak dari sistem transportasi yang tidak berkelanjutan sangat nyata—mulai dari penurunan kualitas udara, gangguan kesehatan, hingga menurunnya produktivitas masyarakat.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan