Sabtu, 6 September 2025

Jembatan Tenggarong Ambrol

Sekeluarga Tewas Bersama Runtuhnya Jembatan Tenggarong

Satu keluarga yakni Budi Yanto istrinya Rusmini, dan ketiga anaknya Aldy (12), Alisha (9) dan Alicia ( 6 bulan) tewas di jembatan tenggarong

zoom-inlihat foto Sekeluarga Tewas Bersama Runtuhnya Jembatan Tenggarong
TRIBUN KALTIM/FACHMI RACHMAN
Sukma Jaya, ayah dari Budi Yanto menangis melihat jenazah anaknya. Seluruh keluarga Budi Yanto berjumlah lima orang tewas akibat runtuhnya jembatan Tenggarong.

Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Doan E Pardede

TRIBUNNEWS.COM, TENGGARONG  - Tragedi runtuhnya Jembatan Kutai Kertanegara menyisakan sejuta duka yang sangat mendalam bagi para keluarga korban yang ditinggalkan. Bukan hanya tidak akan melihat orang yang dicintai sementara waktu, tetapi tidak akan pernah lagi bertemu selamanya.

Kenangan  pahit itulah yang dirasakan Sukma Jaya beserta keluarga besarnya. Dia harus merelakan anak, menantu dan ketiga cucunya tewas bersama runtuhnya jembatan Tenggarong. Sekeluarga tewas itu adalah Budi Yanto (38), istrinya Rusmini (32), dan ketiga anaknya yakni Aldy (12), Alisha (9) dan Alicia ( 6 bulan).

Budi Yanto adalah putra sulung dari Sukma Jaya. Dengan ditemukannya korban tewas yang teridentifikasi bernama Budi Yanto, kelima jenazah sekeluarga tersebut sudah lengkap diketemukan sejak jembatan Tenggarong runtuh pada Sabtu (26/11/2011).

Sukma Jaya, yang datang dari Sukabumi, Jawa Barat melihat terakhir kali jenazah putra sulung dan keluarganya mengaku sangat merasa kehilangan yang teramat dalam, karena ditinggalkan anaknya sekeluarga dengan cara mengenaskan.

"Budi adalah anak saya paling besar. Anak laki-laki saya satu-satunya, tumpuan harapan saya harus pergi dengan cara mengenaskan seperti ini. Kami bukan hanya ditinggalkan Budi, tetapi ia pergi dengan keluarga lengkapnya. Pergi dengan ketiga cucu saya yang masih kecil. Apalagi Alicia masih 6 bulan," ucap Sukma Jaya sedih.

Sukma Jaya menceritakan, seminggu sebelum kejadian, ia dan istri yang tinggal di Sukabumi mendapat firasat tidak baik. Dimana Alisha, cucu yang paling dekat dengan kakek dan neneknya ini berubah perilakunya dari biasa.

"Alisha lain dari biasanya, begitu neneknya pulang dari Tenggarong, melalui telepon ia menangis sejadi-jadinya. Alisha menanyakan kapan neneknya akan datang lagi padahal baru saja berangkat dari rumahnya. Sambil menangis ia memaksa pokoknya neneknya harus datang lagi atau Alisha yang menjumpai ke Sukabumi," kata Sukma.

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan