Bus Agra Mas Diduga jadi Pemicu Kecelakaan di Tol Cipali, Sopir dan Kernet Bus Tewas

Ringkasan Berita:

• Kecelakaan beruntun di Tol Cipali KM 72 Purwakarta melibatkan Bus Agra Mas, Bus Sinar Jaya, dan mobil Gran Max.
• Sebanyak lima orang meninggal dan 39 orang luka-luka.
• Polisi masih menyelidiki penyebab kecelakaan di mana dugaan awal menunjukkan Bus Agra Mas sebagai pemicu.

TRIBUNNEWS.COM - Dua bus dan sebuah mobil terlibat kecelakaan di ruas jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) KM 72 di Desa Cinangka, Kecamatan Bungursari, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Selasa (18/11/2025) sekitar pukul 02.15 WIB.

Bus Agra Mas menabrak bus Sinar Jaya dari belakang yang melaju dari arah Cirebon menuju Jakarta.

Bus Sinar Jaya yang oleng menabrak mobil Gran Max didepannya hingga terjatuh ke parit.

Sebanyak lima orang meninggal terdiri dari sopir dan kernet bus Agra Mas serta tiga penumpang Gran Max.

Selain itu, terdapat tiga korban luka berat dan 36 korban luka ringan.

Para korban telah dirawat di RS Abdul Radjak Purwakarta.

Tol Cipali adalah ruas tol sepanjang 116 km yang menghubungkan Purwakarta dengan Cirebon, Jawa Barat.

Unit Laka Lantas Polres Purwakarta masih menyelidiki penyebab kecelakaan dengan memeriksa rekaman CCTV dan mengamati kondisi kendaraan.

Kasat Lantas Polres Purwakarta, AKP Muthia Khansa Nurwajiya, menerangkan sejumlah saksi juga telah diperiksa.

“Dari CCTV terlihat detik-detik kecelakaannya. Nanti akan kami sampaikan setelah penyelidikan selesai. Tapi dari rekaman itu, bus Agra Mas terlihat menjadi pemicu kecelakaan,” ungkapnya, dikutip dari TribunJabar.id.

Dalam CCTV terlihat bus Agra Mas sempat berhenti di bahu jalan sebelum melanjutkan perjalanan.

Baca juga: Penampakan Bus yang Terlibat Kecelakaan di Tol Cipali, Hancur pada Bagian Depan

“Dugaan sementara karena kecepatan (bus Agra Mas). Tapi untuk memastikan, kami harus melakukan penyelidikan dan pemeriksaan lebih mendalam,” tandasnya.

Sementara itu, Plt Direktur Utama Jasa Raharja, Dewi Aryani Suzana, memastikan para korban akan mendapat santunan serta jaminan perawatan.

“Kami pastikan seluruh hak korban sesuai Undang-Undang Nomor 33 dan 34 Tahun 1964 terpenuhi. Ahli waris korban meninggal berhak menerima santunan Rp50 juta, sementara korban luka dijamin biaya perawatan hingga Rp20 juta yang dibayarkan langsung ke rumah sakit,” ujarnya.

Ia berharap pemilik bus dan sopir mengecek kelayakan kendaraan untuk keselamatan bersama.