Kamis, 13 November 2025

Pedagang Daging Keluhkan Maraknya Daging Karungan

Sejumlah pedagang daging di Pasar Inpres Kota Prabumulih mengeluhkan banyaknya oknum pedagang dadakan yang menjual daging karungan

Editor: Dewi Agustina
zoom-inlihat foto Pedagang Daging Keluhkan Maraknya Daging Karungan
Tribun Jakarta/JEPRIMA
Seorang penjual daging sapi melintas di belakang dagangannya di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Senin (23/7/2012). Berdasarkan pantauan Kementerian Perdagangan per 10 Juli 2012, harga rata-rata nasional untuk daging sapi tercatat Rp 75.332 per kg, daging ayam Rp 27.081 per kg, telur ayam Rp 18.301 per kg, gula pasir Rp 13.123 per kg, sementara cabai merah keriting Rp 28.387 per kg. Harga bahan pokok tersebut naik Rp 1.000 - Rp 3.000 per kg dibandingkan dengan harga pada awal Juni lalu. (Tribun Jakarta/Jeprima)

TRIBUNNEWS.COM, PRABUMULIH - Sejumlah pedagang daging di Pasar Inpres Kota Prabumulih mengeluhkan banyaknya oknum pedagang dadakan yang menjual daging karungan dengan harga yang relatif lebih murah.

"Saat ini banyak daging karungan dijual dengan harga murah di Pasar Inpres Kota Prabumulih oleh oknum pedagang dadakan. Sehingga kami pedagang daging yang sehari-hari mengandalkan hidup dari jual daging menjadi rugi karena dagangan tidak laku," kata Bambang (45), satu di antara sejumlah pedagang yang resah akibat peredaran daging “karungan” di Pasar Inpres Kota Prabumulih kepada Tribun Sumsel (Tribun Network), Minggu (5/8/2012).

Daging karungan merupakan daging sapi yang diduga berasal dari hasil curian. Daging ilegal ini dijual dengan harga murah sebesar Rp 50 ribu perkilogram. Padahal saat ini harga normal perkilogram daging berkisar Rp 75 ribu hingga Rp 80 ribu.

Penjualan daging karungan tersebut tentu sangat merugikan sejumlah pedagang daging di Pasar Inpres, disebabkan daging yang dijual dengan harga normal tidak diminati banyak orang.

"Mungkin dari hasil curian, karena tidak mungkin pedagang berani jual harga murah, berapa lagi ngambil dari tempat penjagalan," terangnya.

Harga daging yang murah dengan kualitas sama tentu akan sangat sulit dibedakan masyarakat dan tentu akan cepat habis diburu masyarakat.

"Masyarakat yang tidak tahu, pasti tergiur dengan daging harga murah itu, daging karungan sulit dibedakan dengan daging yang jelas sumber asalnya dan dipotong secara Islami," ungkapnya.

Hal senada diungkapkan Marta (38), ia membenarkan adanya peredaran daging karungan tersebut. Tetapi, ia tidak pernah menjualnya dikarenakan kebanyakan konsumen tahu dan mereka enggan membelinya.

"Masyarakat yang tahu enggan membeli karena diduga dipotong tidak secara Islami," ujarnya.

"Penjualan daging karungan biasanya dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 05.00 sampai 07.00 WIB," ungkapnya.

Sementara, Kepala Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan (DP2DK) Kota Prabumulih, Ir Hj Hanunah MM melalui stafnya drh Nora mengatakan pihaknya hingga hari ini sudah dua kali menurunkan tim untuk meninjau ke lapangan. Tetapi daging karungan seperti yang beredar diinformasikan belum ditemukan, sehingga tidak bisa melakukan penindakan.

"Laporan pedagang yang menyatakan banyaknya beredar daging karungan sehingga pedagang resah, terus kita tindak lanjuti dengan melakukan sidak ke pedagang-pedagang, tetapi hasilnya belum kita temui," ujar Nora.

Menurut Nora, maraknya peredaran daging diduga akibat kebutuhan permintaan daging cukup tinggi menjelang lebaran, sementara harga daging cukup mahal sehingga banyak orang melakukan cara tidak benar untuk mendapatkan uang.

"Daging mahal, jika ada yang jual murah pasti laku, mungkin momen naiknya harga tersebut dimanfaatkan oknum," lanjutnya.

Meski belum ditemukannya hasil sidak daging karungan, namun pihaknya akan terus melakukan sidak hingga menjelang Lebaran.

"Direncanakan nantinya kita akan sidak bersama instansi terkait seperti Diskoperindag, Satpol PP dan juga melibatkan pihak kepolisian," ungkapnya. (eds)

Baca Juga:

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved