Jumat, 7 November 2025

Siti Menangis Histeris Saat Warungnya 'Diobrak-abrik' Satpol PP

Satpol PP Kota Semarang menertibkan pedagang kaki lima (PKL) di sejumlah titik yang masih membandel, Kamis (4/9/2014).

Editor: Dewi Agustina
Tribun Jateng/Raka F Pujangga
Satpol PP Kota Semarang menertibkan pedagang kaki lima (PKL) di sejumlah titik yang masih membandel, Kamis (4/9/2014). 

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Raka F Pujangga

TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Satpol PP Kota Semarang menertibkan pedagang kaki lima (PKL) di sejumlah titik yang masih membandel, Kamis (4/9/2014).

Kabid Trantib satpol PP Kota Semarang, Aniceto Magna Dasilva, mengatakan, pihaknya sudah memberikan peringatan kepada PKL. Namun tetap saja tidak digubris. Pihaknya melakukan penyisiran di antaranya Jalan Menteri Supeno dan Jalan Barito.

"Di sini tidak boleh ada PKL, apalagi pakai tenda permanen. Kami memberikan toleransi pada sore hari sekitar pukul 5 sore boleh buka, walaupun melanggar tapi kami toleransi," kata dia.

Warung milik Siti, yang berada di depan Kantor Tribun Jateng (Tribunnews.com Network) juga dibereskan dan diangkut ke atas truk. Siti pun berteriak histeris meminta petugas Satpol PP untuk tidak mengangkut barang-barang jualannya itu. Sejumlah keluarganya di sana ikut menangis. Bahkan suaminya, Roto, sempat berteriak kepada petugas di sana. "Memangnya saya takut sama kalian, sini kalau beraninya sama perempuan," teriak Siti.

Hal itu membuat suasana kisruh. Petugas Satpol PP yang awalnya membongkar secara perlahan. Kemudian ngotot dan segera mengangkut barang-barang di sana. Sejumlah sambal, kecap dan kerupuk di warung itu juga berjatuhan.

Siti mengatakan, sudah dua kali ini pihaknya dibongkar lapaknya. Namun menurut keterangan, pembongkaran itu berlaku sementara.

"Kemarin bilangnya kami boleh jualan lagi, tapi sekarang malah disuruh dibongkar lagi," katanya.

Atas kejadian itu, Siti mengalami kerugian sekitar Rp 1 juta. Rencananya dia juga akan meminta barang-barang di warungnya dikembalikan.

"Saya ini sudah modal membeli tiang bongkar pasang seharga Rp 1 juta. Belum lagi modal makanannya Rp 1 juta lebih. Sekarang diangkut begitu saja," katanya.

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved