Kronologi Anak Disabilitas Kritis Setelah Diamuk Massa di Karawang, Ini Pengakuan Kakak Korban
Seorang anak disabilitas berusia 15 tahun menjadi korban amuk massa di Karawang, Jawa Barat, Rabu (6/10/2025) dini hari.
Ringkasan Berita:
- Korban pernah ditangani Dinas Sosial
- Keluarga korban punya keterbatasan ekonomi
- Biaya perawatan korban tak bisa ditanggung BPJS
TRIBUNNEWS.COM, KARAWANG - Seorang anak disabilitas berusia 15 tahun menjadi korban amuk massa di Desa Tegalwaru, Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Rabu (6/10/2025) dini hari.
Saat ini, anak yang tercatat sebagai siswa di sebuah Sekolah Luar Biasa (SLB) di Purwakarta tersebut kritis dan menjalani perawatan di RSUD Karawang.
Aksi main hakim sendiri terhadap korban dipicu kesalahpahaman warga.
Kronologi kejadian berawal saat anak asal Purwakarta, Jawa Barat tersebut kedapatan memasuki rumah orang.
Warga yang tak tahu soal kondisi anak yang mengalami tunagrahita tersebut tersulut emosi hingga korban dikeroyok.
Baca juga: Kondisi Terkini Ibu di Karawang yang Menyusui Anaknya di Ruang Tahanan
"Saat ini kondisinya tengah kritis di RSUD Karawang," kata Pekerja Sosial Ahli Pertama Dinas Kesehatan Karawang, Asep Riyadi, Kamis (6/10/2025) dikutip dari Tribunjabar.id.
Asep menyayangkan tindakan warga yang main hakim sendiri.
"Kami menyayangkan penghakiman oleh massa terhadap anak, disabilitas, dan yatim piatu," ucap Asep.
Diantar Polisi ke Rumah Sakit
Awalnya warga tidak mengetahui bila anak tersebut memiliki gangguan emosi dan disabilitas mental.
Bahkan saat dibawa ke rumah sakit pada Rabu (5/11/2025) sekira pukul 04.00 WIB, anak tersebut dilaporkan sebagai Mr X.
Baca juga: Gumpalan Busa Hitam Muncul di Subang: Polisi Sebut dari Pabrik di Karawang, Dedi Mulyadi Merespons
Tetapi setelah ditelusuri ternyata korban pernah ditangani Dinas Sosial.
Menurut pihak sekolah, anak tersebut mengalami hambatan tunagrahita dengan gangguan emosi dan perilaku yang kerap sulit dikendalikan serta kesulitan beradaptasi dengan lingkungan sekitar.
"Anak ini memang beberapa kali kedapatan bepergian berjalan ke wilayah Karawang. Bulan lalu ditemukan di Rawamerta. Sama keluarga diurus, tapi memang sering bepergian," kata Asep.
Ia berharap ada pertanggungjawaban dari warga atau pihak desa atas kejadian tersebut.
Terlebih keluarga yang merawat korban memiliki keterbatasan ekonomi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.