Tiga Desa di Kaki Sinabung Lenyap
Bahkan erupsi yang terjadi 15 September 2013 hingga saat ini, belum apa-apa dibanding letusan tahun 800
Editor:
Hendra Gunawan
Ia menyampaikan warga di tiga desa (Sukamariah, Bekerah dan Simacem) yang masuk dalam radius 3 KM dianjurkan untuk direlokasi. Bahkan anjuran itu sudah disampaikan mereka sejak letusan pertama Agustus 2010.
"Kalau yang tiga desa kami anjurkan jangan kembali. Mereka harus di relokasi, bahkan anjuran relokasi tiga desa ini sudah kita sampaikan awal letusan tahun 2010. Kalau yang selebihnya sudah bisa pulang sejak 8 April 2014, kecuali empat desa di dalam radius 5 KM yang masuk radius berbahaya karena bukaan gunung apinya (potensi awan panas) mengarah ke situ."
"Potensi bahaya masih tinggi di Desa Guru Kinayan, Gamber, Berastepu dan Kuta Tonggal). Jadi lebih baik mereka mengungsi saja."
Armen menyebut dalam status siaga pihaknya tetap melaporkan perkembangan aktivitas gunung satu hari sekali ke pemda dan institusi terkait. "Kita mengeluarkan rekomendasi, sedangkan pelaksananya pemda dan institusi lain."
Ia menyadari dampak sosial akibat erupsi Gunung Sinabung sangat kompleks dibanding dengan gunung-gunung lain di Indonesia yang pernah meletus.
"Apalagi di sini mata pencarian masyarakatnya bertani. Kalau warga di sekitar Gunung Karangetan dan Loka Tenda mata pencarian masyarakatnya nelayan. Jadi meski gunung meletus, orang tidak terganggu mencari makan."
"Kalau letusan 2010, kan sekitar dua minggu warga bisa kembali lagi. Ini kan sudah setahun. Maka bisa saja yang kaya kalau mengungsi jadi miskin. Apalagi yang miskin!. Memang kita rasakan juga keluhan masyarakat, tapi kita kan nggak bisa membantu, karena ini kemauan alam."
Kusnadi mengatakan erupsi Sinabung bersifat eksplosif masih berpotensi terjadi. Namun, ancamannya terbatas pada radius kurang dari 3 km.
Ia mengatakan pertumbuhan kubah lava berpotensi menimbulkan aliran lava, guguran lava pijar, dan awan panas. Kejadian guguran lava pijar dari kubah lava, aliran lava, dan awan panas masih mengancam ke arah selatan dan tenggara sejauh 5 km
"Dengan pemantauan tiga metode, terpantau aktivitas magma gunung Sinabung masih aktif. Setiap hari masih selalu terjadi erupsi (letusan) mengeluarkan guguran lava pijar meskipun jarak luncurannya tidak jauh."
Kusnadi mengakui pihaknya tidak bisa memastikan kapan letusan besar bisa terjadi dan kapan pula status Sinabung kembali normal.
"Saya kira untuk kemungkinan itu masih ada. Karena masih ada suplay magma dari bawah ke atas. Tapi jika, letusan tidak ada, guguran lava pijar tidak ada dan aktivitas vulkaniknya menurun serta tremornya tak ada lagi, maka kita bisa turunkan status ke normal," ujarnya.
Kusnadi pun menyebut, potensi luncuran awan panas masih bisa terjadi. "Awan panas juga masih bisa. Apalagi kan masih ada kubah lavanya. Kalau sewaktu-waktu ada tekanan kuat dari bawah maka kubah lava bisa amrul (roboh) jadi awan panas bercampur material, yang panasnya bisa sampai 400 derajat Celsius."
Meski erupsi 2013-2014 kalah dahsyat dibanding letusan tahun 800, Armen menyebut erupsi Sinabung masuk deretan terlama ketiga dibanding gunung-gunung lain yang dihitung dari status Siaga (Level III).
"Kalau yang paling lama status Siaga Gunung Karang Etan di Ternate, sudah lima tahun Siaga sampai sekarang. Kedua, Gunung Lokon siaga tiga tahun, juga sampai sekarang. Sinabung bisa disebut urutan ketiga termasuk yang terlama aktivitas erupsinya."