Kebakaran Terbesar Ke-3 di Unhas
Kebakaran lima jam itu, adalah kebakaran terbesar ketiga dalam 22 tahun terakhir.
Editor:
Budi Prasetyo
"Setelah memantau lokasi kebakaran, saya mengumpulkan seluruh dekan dan meminta kesediaan dan mengatur jadwal sejumlah fakultas untuk saling berbagi ruang perkuliahan maupun labolatorium,,"ujar Prof Dwia.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kota Makassar Imran Samad menyebutkan puluhan anggotanya dengan 12 armadanya dari Posko Ratulangi, Posko Timur dan Posko Barat di KIMA, hilir mudik berjuang memadamkan api sekitar pukul 04.00-06.30 WITA.
Dekan Fakultas Pertanian, Prof Dr Sambungan Baja, merinci beberapa peralatan penunjang penelitian di laboratorium yang sementara berlangsung habis terbakar.
"Kami memohon pada Rektor agar segera ditindaklanjuti dengan pengadaan alat-alat untuk membantu mahasiswa melanjutkan penelitiannya," katanya usai mendampingi Rektor Unhas Prof Dwia Aries Tina yang menyempatkan diri untuk melihat langsung gedung yang terbakar.
Prof Dr Ir Sumbangan Baja MSi mengirakan peristiwa kebakaran terjadi sebelum pukul 03.00 pagi.
Asumsi tersebut didasarkan, pada saat pihak keamanan kampus melaporkan kejadian tersebut, ia langsung menuju lokasi kebakaran sekitar pukul 03.00 pagi dan gedung sudah terbakar dengan api yang cukup besar.
"Untuk memadamkan api, banyak armada pemadam kebakaran yang turun ke lokasi kejadian. Dari Unhas sendiri, menggunakan tiga mobil pemadam kebakarannya,"ujarnya.
Saat ini petugas dari Labfor Polda Sulselbar dan anggota Polsek Tamalanrea masih mengumpulkan bukti-bukti dan keterangan terkait peristiwa kebakaran tersebut.
Prof Dwia menambahkan, saat ini tim forensik masih melakukan perhitungan jumlah kerugian yang dialami Unhas akibat peristiwa kebakaran tersebut. Namun, jumlah kerugian ditaksir mencapai miliaran rupiah.
Pasalnya, salah satu ruangan tervital yang turut terbakar adalah labolatorium terpadu yang digunakan oleh seluruh jurusan yang dibina oleh Fakultas Pertanian.
"Kejadian ini kami akan laporkan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Direktorat Pendidikan Tinggi. Sehingga, kami berharap akan mendapat bantuan untuk proses penggantian seluruh peralatan labolatorium maupun proses pembenahan gedung perkuliahan,"jelasnya.
(nit)