Kamis, 4 September 2025

Beratnya Medan Menuju Puncak Rinjani Buat Sejumlah Bule Tertidur di Jalan

Adapun jarak perjalanan pendakian yang harus ditempuh seorang pendaki untuk mencapai puncak dari Bukit Plawangan Sembalun mencapai sekitar 3 Km

Penulis: Abdul Qodir
TRIBUN JATENG/WAHYU SULISTIYAWAN
Sejumlah pendaki melintasi jalur terjal menuju puncak gunung Rinjani, Kabupaten Lombok Utara, NTB (30/12/2014). Puncak gunung Rinjani menjadi tujuan para pendaki dari berbagai daerah dan negara untuk merayakan pergantian tahun 2015. Gunung yang memiliki ketinggian 3726 Mdpl ini rencana akan ditutup untuk umum pada (1/1/2015) untuk dilakukan pembersihan sampah yang berserakan di jalur pendakian. TRIBUN JATENG/WAHYU SULISTIYAWAN 

Sebagian besar pendaki terlihat telah mengenakan jaket tebal berbahan polar dan sarung tangan anti-udara dingin. Namun, beratnya medan dan dinginnya suhu di seputaran jalur menuju puncak Gunung Rinjani membuat mereka kelelahan, kedinginan hingga tertidur di tepi jalur setapak.

Bahkan, ada pula sejumlah pendaki berambut pirang atau biasa disapa bule oleh warga lokal itu, yang mengenakan sleeping bag terlihat menggigil hingga tertidur dengan saling berpelukan.

Pendaki yang naik secara berkelompok terlihat saling membantu saat mengetahui rekannya yang tengah kedinginan hingga tertidur tersebut. Mereka membantu mulai membakar potongan tongkat kayu hingga tisu dan kertas agar bisa menghangatkan rekannya tersebut.

"Mas, boleh saya minta tongkatnya untuk saya bakar. Ini teman saya kedinginan, saya khawatir dia kena hipotermia. Karena sudah beberapa kali dia sampai menggigil dan sampai tertidur," ujar Hendra saat meminta tongkat berbahan kayu pohon milik awak Tribun.

Setelah sekitar lima menit susah payah menyalakan api pada tumpukan kayu, akhirnya seorang pria kelompok tersebut yang kedinginan itu membuka matanya. "Ayo, kamu buka terus matamu, jangan sampai tertidur, nanti bahaya bisa lewat," ujar seorang rekannya.

Keluh kesah pendaki tak jarang keluar sendirinya dari mulut mereka lantaran beratnya medan menuju puncak Gunung Rinjani. Terkadang sebagian dari mereka memilih "balik kanan" karena tidak kuat menlanjutkan pendakian ke puncak.

"Oh my god," ucap seorang pendaki asal Switzerland, Idona.

Hendri (42), seorang porter lokal mengatakan, tidak semua orang bisa menaklukkan puncak Gunung Rinjani.

"Di sini sudah banyak yang nggak kuat ke puncak, mulai kecapekan, kekurangan air sampai hipo dan tertidur. Itu bahaya. Memang orang Bule dari Eropa yang negaranya biasa dingin itu banyak yang berhasil ke puncak dengan cepat. Tapi, nggak sedikit juga yang gagal ke puncak karena kurang persiapan. Yang lokal juga banyak, malah anggota TNI juga pernah gagal ke puncak," ujarnya.

Menurutnya, pendaki pemula sampai yang profesional tetap harus melakukan persiapan matang sebelum melakukan summit attack.

Menurutnya, selain persiapan fisik, mental dan peralatan pendukung pendakian, pendaki Gunung Rinjani juga dituntut memahami topografi dan perubahan cuaca di sekitar jalur ke puncak. Yang tidak kalah penting adalah persiapan air minum mengingat barang tersebut akan menjadi "penyambung nyawa" pendaki selama pendakian 4 hingga 5 jam.

"Memang air minum itu baik siang maupun malam akan jadi nyawa kita kalau ke puncak," imbuh ayah tiga anak yang telah 11 tahun mencari rezeki dengan memikul barang bawaan pendaki di Gunung Rinjani itu.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan