Masih Ingat Dukun Cilik Ponari? Menyedihkan Nasibnya Kini Tak Menentu
Dukun cilik Ponari dulu begitu fenomenal di negeri ini. Namun kini nasibnya tak menentu.
Editor:
Rendy Sadikin
Sejak pasien mulai sepi, kini Ponari lebih fokus sekolah.
Ponari meneruskan pendidikan yang sempat tertunda 3 tahun lamanya.
Kesibukan Ponari menjadi ‘dukun cilik’ membuatnya tak lulus ujian nasional saat kelas VI SD.
Setelah secara ekonomi keluarganya naik drastis dari hasil pengobatan Ponari, dukun cilik itu justru enggan ke sekolah, hingga akhirnya tidak mengikuti ujian nasional beberapa waktu lalu.
“Tahun kemarin ikut ujian di program paket A alhamdulillah lulus. Sekarang melanjutkan lagi ke sekolah Tsanawiyah (sekolah Islam setingkat SMP). Baru kelas satu,” tuturnya beberapa waktu lalu.
Keluarga menyebut hasil dari pengobatan Ponari sempat terkumpul uang Rp1 miliar lebih.
Dengan uang sebanyak itu, dia mampu membangun rumah yang sangat layak, membeli 2 bidang sawah seluas 2 hektare, sepeda motor, dan perabotan rumah tangga.
Ibu Ponari Mukaromah uang itu kini telah habis.
Kondisi ekonomi keluarganya pun kembali seperti semula.
Bahkan, untuk melahirkan putra ke duanya ia mengalami kesulitan keuangan.
Didatangi Peserta UN
Pada 2011 lalu menjelang ujian nasional (unas) SMP, rumah bocah kelas V SD yang biasanya 'mengobati' orang sakit dengan batu sakti yang dicelupkan air ini, didatangi para pelajar SMP calon peserta unas.
Tujuan para siswa untuk meminta air yang sudah dicelup dengan batu pipih milik Ponari.
Mereka berharap setelah minum air yang dicelup batu 'sakti', pikiran bisa tenang dan lancar dalam mengerjakan soal ujian.
"Kami tetap rajin belajar. Ini (minta air celupan batu Ponari) hanya tambahan ikhtiar saja, agar lebih tenang dan lancar, baik dalam belajar maupun dalam mengerjakan soal," kata Syaiful, pelajar SMP di Kecamatan Megaluh.