Kamis, 21 Agustus 2025

Mengintip Inovasi Pengolahan Susu Sapi di Genteng Banyuwangi, Lulusan Mesir Pun Memilih Ternak Sapi

Susu sapi di tangan Toton Fathoni, warga Dusun Wadungdollah, Desa Kaligondo, Kecamatan Genteng, Banyuwangi bisa menjadi banyak produk.

Editor: Sugiyarto
Surya/Haorrahman
Toton Fathoni, menunjukkan lulur kecantikan buatannya.‎ 

Selain itu juga bisa melawan tanda tanda penuaan, membantu memutuskan siklus ketergantungan pada cream atau obat racikan tertentu, mencerahkan dan membuat kulit semakin glowing, meremajakan kulit dan meningkatkan kadar air dan collagen pada kulit, membantu mengurangi iritasi, mengatasi masalah jerawat dan lainnya.

Perpaket kefir masker 200 gram dijual seharga Rp 220.000. Biasanya konsumen dari masker kefir milik Toton ini adalah salon-salon kecantikan.

Toton mengatakan, mengolah susu menjadi kefir lebih menguntungkan. Karena kefir akan terus berkembang biak.

"Jadi bisa disebut merawat bakteri," kata Toton.

Selama ini Toton melakukan inovasi-inovasi tersebut secara manual. Berbekal pengetahuan dari mengunjungi peternakan di Mesir, alumni Al Azhar Mesir tersebut mengaplikasikan pengetahuannya di peternakan milik orangtuanya.

Selain melakukan inovasi susu sapi, Toton juga membuka kafe susu, Omah Ngedots di Setail, Genteng Banyuwangi.

Di kafe tersebut, Toton menjual berbagai macam varian susu murni. Tiap hari, Toton mampu menghabiskan 20 liter susu murni.

Saat ini Toton memiliki 6 sapi di peternekan Sumber Luminto milik orang tuanya.

"Dengan mengolah susu murni menjadi produk-produk lainnya, selain memberikan keuntungan lebih juga bermanfaat untuk mendistribusikan susu peternak," kata Toton.

Toton menceritakan, dulu peternakannya pernah memiliki sapi mencapai 20 ekor. Tiap ekor bisa menghasilkan 10 liter susu murni perhari.

Namun yang jadi permasalahan, susu-susu tersebut tidak semua terdistribusikan. Akibatnya banyak susu akhirnya diberikan secara gratis kepada masyarakat.

"Repot, karena kalau tidak diperas susunya tiap hari sapi bisa sakit. Sedangkan apabila kebanyakan susu, bingung distribusinya. Jadi waktu itu solusinya sapi yang dikurangi. Bahkan dulu pernah tinggal dua sapi," kata Toton.

Namun kini, beternak sapi menurut pria kelahiran 5 Maret 1992 tersebut kini menjanjikan.

Selain banyak perusahaan/pabrik susu yang butuh pasokan susu murni, banyak masyarakat yang kini mulai sadar akan kebutuhan susu murni.

Bahkan Toton mengatakan, pernah mendapat permintaan dari Bali untuk mengirimkan 600 liter susu murni. Ini dikarenakan, banyak kafe yang membutuhkan pasokan susu.

"Di sana banyak turis yang mencari susu murni di kafe-kafe," kata anak pasangan Nurfathoni dan Istiqomah tersebut.

Sedangkan pasar lokal membutuhkan 1200 liter/2hari. Pabrik membutuhkan sekitar 3000 liter per dua hari. Ini menunjukkan susu sapi perah memiliki peluang pasar yang sangat besar. (haorrahman)

Sumber: Surya
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan