Lontaran Lava Pijar Gunung Anak Krakatau Setinggi 200 Meter
Terdengar pula suara dentuman bahkan getarannya cukup kuat hingga terasa dari PGA di Gunung Anak Krakatau.
Editor:
Eko Sutriyanto
Rudi menjelaskan, dampak letusan besar Gunung Krakatau terjadi 400 tahun lalu yang mana tidak beraktivitas selama 200 tahun.
Namun, setelah tertahan selama 200 tahun, itulah terjadi sebuah ledakan besar yang berimbas besar hingga terjadi tsunami.
"Tapi adanya letusan tiap hari dengan larva yang dikeluarkan itu energi yang dikeluarkan itu kalau dari dampaknya tidak berpotensi bencana," sebutnya.
Rudi pun mengimbau masyarakat, khususnya yang berdekatan dengan Gunung Anak Krakatau, tidak khawatir.
"Tidak perlu khawatir. Tapi, tetap waspada terhadap potensi bencana yang timbul," tandasnya.
Melalui rilis BMKG, Badan Geologi, PVMBG Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau menetapkan GAK dalam status waspada, sehingga tidak memperbolehkan warga mendekati hingga radius 2 kilometer.
Dalam laporan Staf Kementerian ESDM, Badan Geologi, PVMBG Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau Jumono menjelaskan bahwa pada 6 Oktober 2018 pukul 00.00-24.00 WIB menunjukkan visual gunung kabut 0-III asap kawah tidak teramati.
Sedangkan dari CCTV sinar api dan lontaran lava pijar, terdengar suara dentuman dan getaran kaca yang dirasakan lemah-kuat di Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau.
Dari data yang tercatat, kegempaan letusan sebanyak 407 kali, dengan amplitudo 30-50 mm, dan durasi 37-300 detik.
Kabid Kesiapsiagaan BPBD Kota Bandar Lampung M Rizki memberitahukan kepada masyarakat, khususnya warga Bandar Lampung yang tinggal di sepanjang pesisir pantai, untuk tidak mudah terhasut dan percaya dengan kabar yang belum pastinya.
"Khususnya akan timbulnya bencana alam. Untuk kebenarannya, masyarakat dapat menanyakan tentang kebencanaan melalui BPBD Kota Bandar Lampung di nomor telepon 0721252741. Tentang status bencana atau perintah evakuasi bagi masyarakat akan disampaikan langsung oleh Pemerintah Kota Bandar Lampung melalui BPBD atau Humas Kota Bandar Lampung," tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, aktivitas Gunung Anak Krakatau (GAK) terus mengalami pasang surut.
Aktivitas vulkanik pada gunung berapi yang berada di Selat Sunda itu terus terpantau menggeliat.
Baca: Pemkab Harus Lebih Aktif Sosialisasi Peningkatan Aktivitas Gunung Anak Krakatau
Pada Sabtu (6/10) hingga pukul 24.00 WIB, dari data magma VAR tercatat terjadi 407 kali letusan dengan amplitudo 30-50 mm dan durasi 34-300 detik.