Orangtua Penganiaya Haringga Berharap Hukuman Untuk Anaknya Dititip di Pesantren
Sebagai orangtua, dirinya khawatir jika ditahan di sel tahanan, anaknya menjadi tertekan
Editor:
Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mega Nugraha Sukarna
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Orang tua salah satu penganiaya Haringga Sirla (23), Tatang (48) mengatakan anaknya, Dn (16) hanya lulus SD kemudian menimba ilmu di pesantren.
Dn kemudian bekerja jadi operator pom mini.
Saat kejadian, pengeroyokan Haringga, ia sudah meminta anaknya untuk tidak datang ke stadion.
"Tapi anak saya diajak temanNya ke stadion menyaksikan langsung Persib melawan Persija," ujar Tatang di PN Bandung, Jalan LLRE Martadinata usai menghadiri sidang perdana anaknya, Selasa (16/10). Dn dan orang tuanya tinggal di Babakan Sukahaji, Kecamatan Babakan Ciparay.
Dn ditangkap pada 23 September, usai menganiaya Haringga di Stadion GBLA, usai laga Persib melawan Persija.
Dn merupakan suporter Persib dan Haringga suporter Persija.
Tatang mengaku sudah menemui anaknya saat berada di Lapas Anak Sukamiskin sebelum menjalani sidang perdana.
Baca: Terdakwa Pembunuhan Satu Keluarga di Banda Aceh Dituntut Hukuman Mati
Tatang dan istrinya, pasrah menanti putusan hakim.
Berdasarkan Undang-undang Sistem Peradilan Anak, batas maksimal pemeriksaan anak di pengadilan mencapai 25 hari.
Pada sidang perdana Dn yang juga menghadirkan Sm (17), keduanya anak di bawah umur, selain pembacaan dakwaan, sekaligus pemeriksaan saksi.
Sidang lebih cepat dibanding dengan kasus melibatkan orang dewasa.
Sidang dilanjutkan pekan depan dengan agenda tuntutan.
"Kami pasrah, tapi kami berharap hakim tidak menghukum pidana penjara. Kalau bisa ditempatkan di pesantren saja. Karena kalau ditahan, di sel kami khawatir anak saya jadi tertekan," ujar Tatang.