Selasa, 2 September 2025

Pemilu 2019

Kisah Para Penyelenggara Pemilu di Lampung: Ada yang Dipatuk Ular, Digigit Kelabang hingga Dibegal

Seorang wanita petugas KPPS Pemilu 2019 harus dirawat lantaran digigit ular saat berjalan menuju tempat pemungutan suara.

Editor: Dewi Agustina
Istimewa
Ketua KPU Mesuji menjenguk petugas KPPS bernama Lilis yang digigit ular. 

Mereka sakit karena kelelahan, kecelakaan, dibegal, digigit kelabang hingga dipatuk ular saat bertugas.

Jumlah petugas KPPS yang meninggal maupun sakit saat bertugas terus bertambah.

Hingga Senin (22/4/2019), tercatat lima petugas yang meninggal dunia, yakni empat KPPS dan satu petugas pelindung masyarakat (linmas).

Sedangkan, 17 petugas lainnya dalam kondisi sakit.

Ada pula yang dibegal saat pulang, ada yang kecelakaan, hingga digigit kelabang.

Salah satu anggota KPPS di Lamongan yang harus dirawat medis karena kelelahan.
Salah satu anggota KPPS di Lamongan yang harus dirawat medis karena kelelahan. (surabaya.tribunnews.com/hanif manshuri)

Kelima petugas yang meninggal dunia masing-masing Ketua KPPS 27 Kelurahan Sepang Jaya Labuhan Ratu Bandar Lampung, Bambang Wijayanto; petugas KPPS 7 Desa Bagelen, Kecamatan Gedong Tataan, Pesawaran, Ikhwanudin Yuda Putra; dan PAM/petugas linmas TPS 3 Negara Harja, Pakuan Ratu, Waykanan, Paidi.

Selanjutnya, dua petugas lainnya yang meninggal berdasarkan data terbaru KPU Lampung yakni, petugas KPPS TPS 24, Kedaton, Bandar Lampung, Sukarman, dan Laurentinus Sutopo, petugas KPPS TPS 03 Pesawaran.

Kelima petugas penyelenggara Pemilu 2019 meninggal diduga karena kelelahan saat bertugas.

Misna, ibu almarhum Sukarman yang ditemui Tribunlampung.co.id di kediamannya, Senin, menuturkan, anaknya sudah dua hari lalu dimakamkan.

Sukarman meninggal Jumat (19/4/2019) sekitar pukul 08.00 WIB.

Misna yang telah renta ini mengatakan tidak memiliki firasat apapun terkait kepergian anak kedua dari enam bersaudara itu, yang sehari-hari bekerja sebagai supir angkutan pasir.

Namun, ia mengungkapkan, pada Kamis (18/4/2019) dini hari anaknya tersebut sempat mengeluh lapar.

Baca: Ledakan Bom di Sri Lanka, BIN Belum Temukan Indikasi Hubungan dengan Sel Teroris di Indonesia

"Hari pencoblosan itu dia pulang jam 2 malam (Kamis dini hari). Dia memang sempat bilang capek dan lapar. Saya tanya kenapa nggak makan? Dia bilang sudah makan, tapi sedikit. Terus dia tidur," ujar Misna.

Misna melanjutkan, pada Kamis pagi anaknya kembali beraktivitas seperti biasa yakni membawa mobil angkutan pasir dan pulang sekitar pukul 17.00 WIB.

Saat sore itu, korban masih sempat memberi makan kucing peliharaannya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan