Rabu, 20 Agustus 2025

Kasus Mutilasi Kasir Minimarket di Palembang, Curhat Ibunda Korban hingga Pengakuan Prada DP

Vera Oktaria merupakan penjaga kasir minimarket yang menjadi korban mutilasi terduga pelaku Prada DP.

Editor: Sanusi
SRIWIJAYA POST/SYAHRUL HIDAYAT
Tersangka Prada Deri Pramana mengenakan baju tahanan digiring petugas Polisi Militer Kodam II Sriwijaya saat akan gelar kasus di Markas Pomdam II Sriwijaya, Jalan Merdeka, Jumat (14/6/2019). Tersangka DP dibekuk tim Denintel Kodam II Sriwijaya di kawasan Sungaililin setelah hampir 40 hari menghilang pasca-memutilasi kekasihnya Fera Oktaria. SRIWIJAYA POST/SYAHRUL HIDAYAT 

TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Ibunda Vera Oktaria, Suhartini bercerita mengenai raibnya barang berharga sang anak.

Vera Oktaria merupakan penjaga kasir minimarket yang menjadi korban mutilasi terduga pelaku Prada DP.

Suhartini mempertanyakan barang berharga yakni motor dan ponsel yang dibawa kabur Prada DP.

TribunJakarta.com mengutip TribunSumsel mengenai update kasus mutilasi tersebut.

Curhat Suhartini

Suhartini, ibu Vera Oktaria
Suhartini, ibu Vera Oktaria (Tribunsumsel.com/Winando Davinci)

Suhartini ibunda Vera tidak terima karena DP belum memberi tahu ataupun mengembalikan motor dan handphone Vera.

Kepada pihak tribun Tini mengungkapkan kekesalannya terhadap DP yang sudah sangat rakus merenggut nyawa sekaligus harta benda anaknya tersebut, Sabtu (15/6/2019).

"Hati saya sakit sekali dia sudah membunuh Vera dia juga membawa kabur motor dan handphone Vera, padahal semuanya masih baru," Ungkapnya.

Tini juga menanyakan kejelasan keberadaan harta benda yang dibawa kabur DP.

"DP sudah ditangkap, tapi motor dan handphone anak saya sampai sekarang tidak tahu dimana keberadaannya,"

"Saya sudah menanyakan kepada pihak yang berwajib tapi malah tidak ada jawaban," Jelas Tini.

Ia dan keluarganya menginginkan kalau motor beserta handphone Vera bisa dikembalikan.

"Kami semua mengharapkan motor dan handphone Vera dikembalikan supaya masih ada yang terkenang dari Vera, kami merasa sangat terpukul," Tutup Tini.

Suhartini Mulai Terbuka

Suhartini (50) ibu kandung almarhumah Vera Oktaria saat ditemui di rumah duka di Jalan Tangga Takat, Lorong Indah Karya, Plaju, Kota Palembang, Sabtu (11/5/2019).
Suhartini (50) ibu kandung almarhumah Vera Oktaria saat ditemui di rumah duka di Jalan Tangga Takat, Lorong Indah Karya, Plaju, Kota Palembang, Sabtu (11/5/2019). (Tribun Sumsel/Shinta Dwi Anggraini)

Kabar telah ditangkapnya Prada DP sudah tersebar di kalangan tetangga Vera.

Edi Tetangga sebelah rumah Vera mengatakan, sebelum Prada DP tertangkap keluarga Vera lebih bisa tenang.

Tetangga yang selama mendengar keluh kesah keluarga karena belum tertangkapnya tersangka Prada DP.

"Ya kasian ngeliat Ibunda Vera sering mengurung diri dan sering tertutup karena shock tidak menerima Vera meninggal dengan cara dimutilasi," ucapnya saat ditemui, Sabtu (15/6/2019).

Tetapi setelah terdengar Prada Deri Pramana di tangkap keluarga nya merasa lega dan tetangga ikut merasakan senang.

"Sejak kemaren malam keliatan keluarga korban senang, mulai terbuka dengan tetangga dan kami pun ikut merasakan senang juga," ungkap Edi.

Perbuatan keji tersangka harus mendapat ganjaran yang setimpal karena itu udah konsekuensi perbuatannya.

"Kalo buat saya harusnya hukuman yang di dapat tersangka harus berat sesuai perbuatan pelaku terhadap Vera Oktaria," ujar Edi.

Usai jumpa pers, Kapendam II/Swj Kol Inf Djohan Darmawan didampingi Danpomdam Kol CPM Donald Siagian dan Asintel Kasdam II/Swj Kol Inf Safta F, menghadirkan tersangka Prada Deri Pramana, sebagai pelaku pembunuhan sadis disertai mutilasi terhadap Fera yang tidak lain kekasihnya sendiri

Tampak saat itu, Prada Deri Pramana dihadirkan mengenakan pakaian kuning dan kepala plotos, hanya tertunduk dan tak sepatah katapun bicara.

Pernyataan Prada Deri Pramana yang mengatakan alasan dirinya menghabisi nyawa Vera Oktaria karena merasa panik saat diajak menikah, langsung dibantah keras oleh keluarga besar korban.

Saat ditemui Tribunsumsel.com di rumahnya yang bertempat di lorong Indah Karya Plaju kota Palembang, Suhartini mengatakan selama ini Vera justru merasa takut dan ingin terlepas dari mantan kekasihnya itu.

"Vera sendiri yang bilang ke saya, dia takut sama Deri. Kalau Vera yang maksa dinikahi, tidak mungkin kalau Deri datang ke rumah, anak saya sampai ketakutan,"ujarnya, Jumat (14/6/2019).

Termasuk dengan pernyataan Deri yang mengatakan sempat berhubungan badan sebelum akhirnya menghabisi nyawa Vera, Suhartini menuturkan dirinya sangat yakin bahwa anak bungsunya tersebut dalam keadaan bersih.

"Hasil visum jelas bilang kalau Vera bersih, tidak ada yang macam-macam. Perasaan saya sebagai ibu juga yakin hal itu, saya kenal sama dia. Jadi nggak mungkin anak saya ada macam-macam,"ujarnya.

Suhartini mengaku sangat ingin keadilan. Dia ingin agar pelaku pembunuh anaknya bisa segera diberi hukuman setimpal.

"Nyawa dibayar nyawa, saya mau pelaku pembunuh anak saya dihukum mati," tegasnya.

Kini, Suhartini mengaku sudah lebih lega. Keadaannya saat ini jauh lebih siap untuk memantau perkembangan kasus pembunuhan anaknya.

"Alhamdulillah sekarang ada anak pertama saya disini. Setidaknya saya jauh lebih kuat sekarang,"kata dia.

Ketua RT Sering Dengar Curhat Keluarga Vera

Tersangka Prada DP pelaku mutilasi vera yang tertunsuk lesu digiring PM di Markas Danpomdam II Sriwijaya Palembang, Jumat (14/6/2019).
Tersangka Prada DP pelaku mutilasi vera yang tertunsuk lesu digiring PM di Markas Danpomdam II Sriwijaya Palembang, Jumat (14/6/2019). (SRIPOKU.COM/SYAHRUL HIDAYAT)

Tertangkapnya Prada DP kemarin dan mendengar pengakuan keluarga korban membuat Ketua RT. 33, RW.03, Kelurahan Tangga Takat, Kecamatan SU 2, kota Palembang, ikut merasakan lega, Minggu (16/6/2019).

Selama sebelum tertangkapnya tersangka, Keluarga Vera biasa menceritakan keluh kesahnya.

"Salah satu anak laki-lakinya sering belanja jajanan disini, jadi secara kebetulan dia sering cerita tentang Prada DP yang belum juga tertangkap," ucapnya.

Sebagai ketua RT di kawasan tersebut dia hanya bisa menguatkan pihak keluarga agar sabar dalam menunggu hasil pencarian pihak berwajib.

"Saya cuma bisa mendengarkan dan memberi masukan agar keluarga sabar dan mempercayakan kepada kepolisian," ungkap Ikbal.

Kemarin setelah ia diberitahu atas kabar tertangkapnya Prada DP di Serang, Banten, membuat keluarga bisa bernapas lega.

"Malam kemarin saya mendengar kabar bahwa tersangka sudah diamankan, menurut saya keluarga Vera bisa lebih tenang apalagi tersangka telah mengakui perbuatannya," imbuh Ikbal.

Sebagai aparat setempat ia menyatakan akan siap menjadi penengah jika kedua belah pihak nantinya memutuskan untuk menempuh jalan damai.

"Jikalau nantinya akan ada jalan damai kami siap membantu karena memang mereka kan masih tetanggaan juga," ujarnya.

Sementara itu tetangga lainnya, Edi mengatakan, sebelum Prada DP tertangkap keluarga Vera lebih bisa tenang.

Tetangga yang selama mendengar keluh kesah keluarga karena belum tertangkapnya tersangka Prada DP.

"Ya kasian ngeliat Ibunda Vera sering mengurung diri dan sering tertutup karena syok tidak menerima Vera meninggal dengan cara dimutilasi," ucapnya saat ditemui, Sabtu (15/6/2019).

Tetapi setelah terdengar Prada DP di tangkap keluarga nya merasa lega dan tetangga ikut merasakan senang.

"Sejak kemaren malem keliatan keluarga korban senang, mulai terbuka dengan tetangga dan kami pun ikut merasakan senang juga," ungkap Edi.

Perbuatan keji tersangka harus mendapat ganjaran yang setimpal karena itu udah konsekuensi perbuatannya.

"Kalo buat saya harusnya hukuman yang di dapat tersangka harus berat sesuai perbuatan pelaku terhadap Vera Oktaria," ujar Edi.

Pengakuan Lengkap Prada DP

Tersangka Prada DP pelaku mutilasi vera yang tertunsuk lesu digiring PM di Markas Danpomdam II Sriwijaya Palembang, Jumat (14/6/2019).
Tersangka Prada DP pelaku mutilasi vera yang tertunsuk lesu digiring PM di Markas Danpomdam II Sriwijaya Palembang, Jumat (14/6/2019). (SRIPOKU.COM/SYAHRUL HIDAYAT)

Kapendam II/Sriwijaya, Kol Inf Djohan Darmawan didampingi Danpomdam Kol CPM Donald Siagian dan Asintel Kasdam II/Swj Kol Inf Safta F, gelar jumpa pers di Markas Pomdam II/Swj, Jalan Merdeka Palembang, Jumat (15/6).

Mereka memaparkan kronologi pembunuhan yang dilakukan Prada Deri Pramana terhadap Vera Oktaria. Ini berdsarkan pengakuan dari Prada DP.

Prada DP baru dilantik menjadi anggota TNI.

"Tanggal 8 Mei DP (Deri Pramana) dan Vera masuk hotel (Sahabat Mulya) Sungai Lilin, Muba. Terjadi percekcokan karena Fera minta dinikahi, karena sudah lama punya hubungan sejak SMA, untuk minta kepastian," terang Kapendam.

"Mengingat Deri masih terikat dinas di TNI, dia tidak siap (menikah), setelah cekcok pada dini hari Deri membekap Fera, dalam hal ini singkat cerita setelah dibekap korban meninggal, setelah tau meninggal, dia (Deri) cari alat berupaya untuk hilangkan jejak jasad Fera dan ditemukan gergaji untuk mutilasi," lanjutnya

Setelah itu Prada DP keluar beli koper saat kembali ke penginapan dilihat oleh petugas penginapan Sahabat Mulya.

Namun jasad korban tidak sampai masuk ke dalam koper itu.

"Dalam Kondisi jiwa yang kalut, ia meninggalkan hotel itu pada sore hari termasuk jenazah Vera, hingga Deri menuju pasar dan berlanjut menuju Lampung," katanya.

Hingga akhirnya, selama diperjalanan tersangka berkomunikasi dengan penumpang lainnya bahwa ia mengatakan ingin belajar ilmu Agama dan diarahkan ke sebuah padepokan di Banten

"Mulai tanggal 10 mei, sampai tertangkapnya Deri kemarin (13/6) dia berada di Padepokan Monghiang Banten milik haji Syar'i, selama itu pemilik tidak tahu kalau tersangka merupakan oknum TNI yang dicari petugas Kodam II/Swj saat ini," jelas Kapendam.

Usai jumpa pers, tersangka Prada Deri Pramana dihadirkan, terlihat mengenakan pakaian kuning dan kepala Plotos.

Saat itu dia hanya tertunduk seperti tidak ingin memperlihatkan wajahnya serta tidak ada sepatah katapun yang sampaikan, tak berselang lama dia dibawa kembali oleh angota TNI yang mengawalnya untuk diamankan.

Sementara itu, usai jumpa pers Danpomdam Kol CPM Donald Siagian, di sela waktunya mengatakan, korban mengaku hamil dan minta dinikahi, sehingga terjadilah keributan sampai akhirnya korban dibunuh.

"Korban mengaku hamil dua bulan dan minta dinikahi oleh pelaku, akhirnya terjadi keributan kita-kira 10 menit antara korban dan pelaku, karena yang bersangkutan masih dalam tahap pendidikan kejuruan (Dikjur), tersangka tidak siap (menikah), sehingga korban dibekap sampai akhirnya meninggal," kata Donald

 

"Tapi itu penyidikan sementara, dan masih akan ada pengembangan, saksi juga akan dimintai keterangan lagi," tutupnya.

Keterangan dari Prada DP ini berbeda dengan hasil visum polisi yang menyatakan tidak ada hubungan seksual dan membantah korban hamil.

Sejumlah saksi juga mengatakan bahwa sebenarnya Vera Oktaria sudah tak mau lagi berhubungan dengan Prada DP dan minta putus hubungan. (TribunSumsel.com)

Sumber: TribunJakarta
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan