Senin, 8 September 2025

Rusuh di Papua

TERKINI Papua : Isi Hati Warga hingga Tri Susanti Angkat Bicara soal Statusnya di Partai Gerindra

BERITA TERKINI Papua : Warga setempat luapkan isi hatinya hingga pengakuan Tri Susanti soal statusnya di Partai Gerindra

Penulis: Daryono
Tribunnews/Irwan Rismawan
ILUSTRASI - BERITA TERKINI Papua : Warga setempat luapkan isi hatinya hingga pengakuan Tri Susanti soal statusnya di Partai Gerindra 

Menurut Gus Din, tak cuma FPI saja yang hadir memenuhi undangan tersebut.

"Iya ormas-ormas seluruh yang ada di Surabaya," ujarnya.

Baca: Kata Lukas Enembe: 74 Tahun Merdeka, Orang Papua Masih juga Belum di-Indonesiakan secara Baik

Ada juga beberapa ormas lain yang juga diundang dalam aksi protes Jumat (16/8/2019) kemarin.

"Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan TNI/Polri Indonesia (FKPPI), juga ada Patriot Garuda juga ada Pemuda Pancasila juga ada kemudian Bonek, jumlahnya 100 lebih, iya kan namanya broadcast ya kami hadir semua," jelasnya.

Menurut Gus Din, Tri Susanti dalam aksi protes itu hanya menjadi koordinator lapangan.

Gus Din pun mengaku mengenal Tri Susanti sebagai calon legislatif (Caleg) Partai Politik (Parpol) Gerindra pada pesta demokrasi Pemilu Serentak, Rabu (17/3/2019) silam.

Ia mengaku tak tahu menahu mengenai keterkaitan antara undangan aksi yang disebar oleh Tri Susanti dengan perintah Parpol Gerindra.

"Kalau apakah Mbak Susi ada intruksi dari Gerindra, nah itu yang saya gak tahu," katanya.

Gus Din menuturkan, tujuan dari keikutsertaan FPI Surabaya dalam aksi yang dikomandoi Tri Susanti hanya sebatas ingin meneguhkan kecintaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

"NKRI harga mati kuncinya," tegasnya.

Menurutnya, mahasiswa Papua dinilai masih belum sepenuhnya serius meneguhkan 'NKRI Harga Mati' sebagai prinsip hidup bangsa Indonesia.

"Ya intinya bawah aliansi mahasiswa Papua berkaca tahun tahun kemarin dia kan tidak mau bergabung dengan NKRI," katanya.

"Buktinya apa, berdasarkan aksi tahun kemarin malah mengibarkan bendera Bintang Kejora, terus ada pamflet isinya NKRI no referendum yes," lanjutnya.

Ia juga menambahkan, aksi protes pekan lalu tak ubahnya sebagai satu di antara upaya untuk mengingatkan mahasiswa Papua mengenai perayaan hari kemerdekaan Indonesia.

"Makanya maksud awal kami hanya mendorong aparat ini loh asrama Papua ini Jangan sampai terulang seperti tahun kemarin," tuturnya.

"Coba dikasih tahu ini mau tanggal 17 Agustus harus mengibarkan bendera. Eh malah dadi dowo (malah jadi panjang -masalahnya-)," pungkasnya.

3. Pengakuan Tri Susanti

Nama Tri Susanti alias belakangan menjadi trending topic di media sosial.

Perempuan yang di Pileg 2019 lalu menjadi caleg Gerindra itu adalah salah satu orang yang hadir saat insiden bergejolak di asrama mahasiswa Papua di Surabaya.

Perwakilan ormas, Tri Susanti, perwakilan ormas yang meminta maaf soal insiden di Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya.
Perwakilan ormas, Tri Susanti, perwakilan ormas yang meminta maaf soal insiden di Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya. (TribunJatim.com/Luhur Pambudi)

Sebenarnya siapa sosok Tri Susanti ini? Lalu apa keterkaitanya dengan insiden di Asrama Mahasiswa Papua dengan latar belakang dirinya sempat menjadi figur politik partai tersebut.

Berikut ini petikan wawancara TribunJatim.com dengan Tri Susanti :

Tujuan dari aksi ormas di hari Jumat itu apa?

Ini kan kita ngomong soal Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) yang menolak bendera itu. Kita tahu yang di dalam situ siapa, arahnya kemana, yang backup siapa.

Anda sempat menjadi figur caleg Gerindra, apakah ini berkaitan dengan kepentingan atau instruksi parpol tersebut?

Kalau ditarik, mereka kan arahnya mengaitkan saya dengan partai dan 02. Saya di Parpol Gerindra itu bukan pengurus, saya hanya nyaleg dari Partai Gerindra. Saya bukan pengurus saya ini, bukan kader juga.

Bagaimana Anda bisa jadi figur caleg di Gerindra?

Saya nyaleg itu last minutes, ketika mau ditutup (pendaftarannya) saya baru masuk untuk pencalegkan. Jadi last minutes pendaftaran caleg itu ya, nah saya baru masuk. Sampai detik ini saya bukan pengurus Partai Gerindra.

Ya iya aku bukan pengurus, hanya sekedar nyaleg aja.

Anda juga tercatat sebagai Ketua Kelompok Relawan Pendukung paslon 02 Rabu Biru?

Yang kebetulan kemarin, aktif di relawan. kan (menjadi) relawan juga macam-macam, kan itu kan bukan orang partai juga.

Anda juga sempat menjadi saksi paslon 02 di Sidang MK?

Lah terus saya sebagai saksi karena, saksi di MK, itu karena saya kebetulan menemukan permasalahan di tempat tinggal saya. Jadi bukan ‘jarene’ (katanya), mengalami langsung kejadian yang untuk kesaksian di MK itu lho mas.

Saat aksi di depan asrama, Anda mewakili ormas apa?

Gak ada sama sekali. Sebenarnya saya ini bukan atas nama Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan TNI/Polri Indonesia (FKPPI), atau atas nama partai. Kan iki wes (ini kan sudah, red) panggilan jiwa untuk NKRI, bila ada sesuatu yang bisa menghancurkan NKRI, kita siap ada di barisan terdepan.

Cuma gorengan e wong-wong kan macem macem (hanya saja pengolahan isu orang-orang yang macam-macam, red).

Anda aktif sebagai anggota ormas?

Saya undangan yang saya share kan itu kan, woro woro, undangan lewat WA.

Itu kan cuma (pakai nama) susi rohmadi, pengundang Susi Rohmadi. Setelah besoknya lagi, koordinator aksi, ditulis ngunu, ditulis Susi Rohmadi. Saya gak bawa embel embel FKPPI atau apa, saya gak bawa embel-embel. Saya juga tanpa atribut kesana.

Apa penyebab ormas datang ke sana?

Nah begini ormas kesana itu setelah tiang bendera ambruk dan bendera masuk di selokan. Nah ormas dan warga datangnya ke situ kan setelah kejadian itu mas. Setelah kejadian bendera dimasukkan selokan, teman-teman lihat ke lokasi secara langsung, menyaksikan secara langsung, akhirnya kami kesitu. Akhrinya kita datang. Kita akhirnya geruduk, ngusir ataupun apa, itu kan bahasa media. Kita tahunya kan siang setelah sholat Jumat.

Kapan muncul dugaan pembuangan bendera di depan selokan asrama?

Kejadiannya itu siang. Kami ke sana itu masih siang. Setelah sholat Jumat, sekitar jam 14.00 WIB-an, kami kesana. Setelah menyaksikan bendera merah putih tersebut dimasukkan ke selokan.

Sebelum ada kabar dugaan pembuangan bendera ke selokan, ada di mana massa ormas saat itu?

Itu posisi teman-teman sudah ada, di warung kopi. Karena sebelumnya, bendera itu sudah dicabut oleh mereka dan sudah dipindahkan ke rumah tetangga, disandarkan ke pohon. Jadi benderanya itu sudah dipindah.

Terus kami, ya istilahnya, mau menanyakan pada Pak Camat Tambaksari; Lho Pak benderanya kok dipindah, tolong dikembalikan lagi? Nah jumat pagi benderanya dikembalikan ke titik semula.

Bagaimana kronologi versi Anda tentang dugaan pembuangan bendera?

Jadi kronologinya gini Mas. Hari kamis (15/8/2019) pagi Muspika (kecamatan Tambaksari) memasang bendera.

Kamis malam bendera dipindah ke rumah tetangganya, disampingkan ke pohon sebelah kiri, kalau kanan kan rumahnya Pak RT. Kirinya asrama ya. Kalau kanan rumahnya Pak RT. Itu juga ada posisi bendera dipindah kesitu.

Apakah Anda tahu siapa orang yang memindahkan letak tiang bendera tersebut?

Kalau tanya siapa pelaku? Ya gak tau, kami kan tidak 24 jam disitu.

Kamis malam sudah berpindah. Terus jumat pagi, dikembalikan oleh Muspika, iya dikembalikan seperti semula. Terus setelah sholat Jumat, mungkin posisi aparat yang jaga, enggak tahu polisi atau satpol pp yang jaga lokasi pas Jumatan, kosong disitu.

(Tribunnews.com/Daryono) (TribunJatim/Luhur Pambudi) (TribunTimur)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan