Selasa, 2 September 2025

Kecelakaan Maut di Cipularang

TERKINI Kecelakaan Tol Cipularang: 2 Orang jadi Tersangka hingga Polisi Sulit Identifikasi Korban

Berikut ini kabar terkini kecelakaan di Tol Cipularang di kilometer 91, yang terjadi pada Selasa (2/9/2019) yang lalu dan mengakibatkan 8 orang tewas.

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Sri Juliati
TribunJabar/Erry Chandra
Situasi terkini lokasi kecelakaan beruntun di Tol Cipulang KM 91, Purwakarta, Jawa Barat, arah Bandung ke Jakarta, Senin (2/9/2019). Empat mobil hangus terbakar. 

S mengungkapkan kenapa truknya tidak bisa mengerem sehingga menabrak kendaraan di depannya.

Baca: Kesaksian Korban Selamat Kecelakaan Beruntun Tol Cipularang: Mobil Saya Loss, Setir Saya Loss

Baca: Alasan Kuat 2 Sopir Dump Truck Jadi Tersangka Penyebab Kecelakaan Maut Tol Cipularang

"Karena jalan menurun dan muatan, Pak. Bener saya sudah oper gigi dari enam, lima dan seterusnya tapi enggak bisa nahan," katanya.

Sementara itu, Kapolres Purwakarta AKBP Matrius menjelaskan, hasil penyelidikan dua dump truck yang mengangkut tanah melebihi muatan.

"Untuk DH statusnya gugur secara hukum karena meninggal dunia," ujarnya.

Di sisi lain, polisi juga mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi jenazah korban kecelakaan di Tol Cipularang yang terbakar.

Jenazah korban kecelakaan tol cipularang di RS MH Thamrin Purwakarta yang belum teridentifikasi
Jenazah korban kecelakaan tol cipularang di RS MH Thamrin Purwakarta yang belum teridentifikasi (Tribun Jabar/Mega Nugraha)

Kabid Yandokpol RS Polri Kombes Agung Widjajanto mengatakan, kondisi jasad tersebut jadi kendala tersendiri dalam proses identifikasi.

"Jadi wujudnya itu sudah tak bisa dikenali lagi, umumnya seperti itu."

"Badan terbakar dan sebagainya menjadi kendala tersendiri dalam proses pemeriksaan," kata Agung saat dikonfirmasi, Rabu (4/9/2019).

Baca: Alami Kecelakaan di Tol Cipularang, 4 Artis Indonesia Ini Selamat dari Maut

Baca: Orang Tua Khansa, Mahasiswi S2 ITB yang Diduga Jadi Korban Kecelakaan Tol Cipularang Menangis

Ciri-ciri fisik yang melekat pada tubuh seperti tahi lalat dan tato, juga tak lagi terlihat lantaran terbakar saat kecelakaan.

Selain kondisi jasad, Agung menuturkan belum lengkapnya data antemortem atau data medis sebelum kematian dari keluarga korban, ikut menghambat identifikasi.

"Waktu yang diperlukan tidak hanya tergantung kesulitan atau kondisi mayat itu sendiri."

"Tapi juga seberapa lama kita bisa mendapatkan data tentang orang hilang. Sidik jari, gigi, DNA," paparnya.

Dari keempat jenazah, Agung menyebut baru dua pihak keluarga yang melapor dan memberikan data antemortem untuk keperluan identifikasi.

Padahal, hanya dari pihak keluarga dokter bisa mengantongi data antemortem yang nantinya dicocokkan dengan data posmortem atau data medik setelah kematian.

"DNA mungkin dianggap pemeriksaan yang mudah, tapi belum tentu."

"Karena apa? Ini perlu waktu. Kedua, harus ada pembanding, pembanding dari keluarga kandungnya," jelasnya.

(Tribunnews.com/Whiesa)(TribunJabar/Mega Nugraha Sukarna)(TribunJakarta/Y Gustaman)(TribunnewsBogor.com/Soewidia Henaldi)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan