Rabu, 3 September 2025

Viral Fenomena Angin Puting Beliung di Atas Laut, Jadi Indikasi Cuaca Ekstrem akan Datang

Viral fenomena angin puting beliung di atas laut tertangkap kamera warga, ini tanda-tanda cuaca ekstrem akan datang

www.pexels.com
Ilustrasi cuaca ekstrem 

TRIBUNNEWS.COM - Fenomena angin puting beliung di atas laut tertangkap dalam sebuah video yang direkam seorang warganet.

Video diduga terjadi di kawasan Pelabuhan Kamal, Madura, Jawa Timur.

Rekaman singkat fenomena angin puting beliung menjadi viral dan menjadi perbincangan setelah diunggah oleh akun Instagram, @ndorobeii.

Dalam postingan ini, @ndorobeii memberikan keterangan:

"Ndoro ijin melapor telah ada kejadian angin puting beliung di daerah Kamal mau arah ke suramadu
... !!!
Kiriman @dafatamborez168."

Baca: 5 Fakta Terbaru Viral Anak SD dan Ibunya Menangis di-Bully karena Ekonomi, Ternyata Tidak Benar

Hingga berita ini diturunkan, Tribunnews belum memperoleh informasi secara pasti kapan fenomena angin puting beliung terjadi.

Fenomena water spout nationalgeographic
Fenomena water spout (www.nationalgeographic.org)

Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Miming Saepudin, M.Si mengatakan puting beliung adalah fenomena angin kencang yang bentuknya berputar menyerupai belalai gajah.

Biasanya angin puting beliung keluar dari awan jenis Cumulonimbus (CB) dan banyak terjadi di wilayah daratan.

Miming melanjutkan, apabila fenomena yang mirip puting beliung tersebut juga terjadi di atas permukaan air.

Angin puting beliung ini dinamakan water spout.

"Mekanisme pembentukan kedua fenomena tersebut adalah sama, berasal dari sistem awan CB," ujar Miming dalam keterangan tertulis yang diterima Tribunnews.com, Selasa (10/11/2019).

Angin puting beliung sendiri terbentuk dari sistem awan jenis CB.

Tetapi perlu yang dipahami adalah tidak semua awan CB dapat menimbulkan fenomena puting beliung.

Ada kondisi tertentu lain yang menyebabkan terjadinya fenomena puting beliung.

"Seperti kondisi labilitas atmosfer yang melebihi ambang batas tertentu yang mengindikasikan udara sangat tidak stabil dan kondisi angin di sekitarnya," jelas Miming.

Miming menambahkan, fenomena angin puting beliung umumnya terjadi pada periode masa transisi atau peralihan musim.

Umumnya terjadi sekitar Maret-Mei atau September-November.

"Namun pada beberapa kasus dapat terjadi diluar periode bulan tersebut, hal itu tergantung pada kondisi atmosfer setempat," terang Miming.

Tanda-tanda cuaca ekstrem akan terjadi

Ilustrasi hujan petir dan angin kencang (PEXELS.COM/Loonie Loveloonies)
Ilustrasi hujan petir dan angin kencang (PEXELS.COM/Loonie Loveloonies) (PEXELS.COM/Loonie Loveloonies)

Miming mengatakan terdapat setidaknya sembilan indikasi umum yang dapat digunakan untuk mengenali terjadinya potensi cuaca ekstrem bisa terjadi.

"Cuaca ekstrem seperti puting beliung, hujan es, hujan lebat yang disertai kilat atau petir dan angin kencang umumnya terjadi pada masa peralihan pancaroba," katanya.

Untuk lebih jelasnya, berikut sembilan indikasi potensi cuaca ekstrem bisa terjadi:

1. Satu hari sebelumnya udara pada malam hari hingga pagi hari terasa panas dan gerah.

2. Udara mulai pagi hari sudah terasa panas serta cukup terik dan gerah diakibatkan adanya radiasi matahari yang cukup kuat ditunjukkan oleh nilai perbedaan suhu udara antara pukul 10.00 dan 07.00 LT (> 4.0°C) disertai dengan kelembaban yang cukup tinggi ditunjukkan oleh nilai kelembaban udara di lapisan 700 mb (> 60%).

3. Umumnya mulai pukul 10.00 pagi terlihat tumbuh awan Cumulus (awan putih berlapis-lapis). Biasanya diantara awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepinya sangat jelas berwarna abu-abu menjulang tinggi seperti bunga kol.

4. Tahap berikutnya awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi abu-abu/hitam yang dikenal dengan awan Cumulonimbus (CB).

5. Pada tahap matang dimana hujan mulai dirasa akan turun, dapat dirasakan pepohonan di sekitar tempat kita berdiri, ada dahan atau ranting yang mulai bergoyang cepat karena hembusan angin.

6. Terasa ada sentuhan udara dingin di sekitar tempat kita berdiri.

7. Biasanya hujan yang pertama kali turun adalah hujan lebat tiba-tiba, apabila hujannya gerimis maka kejadian angin kencang jauh dari tempat kita.

8. Kondisi tersebut di atas dapat dijadikan indikasi secara umum potensi hujan yang terjadi dapat disertai dengan kilat/petir, atau angin kencang, pada beberapa kasus ekstrem mungkin dapat disertai puting beliung atau bahkan hujan es.

9. Umumnya jika 1-3 hari berturut-turut tidak ada hujan pada masa transisi/pancaroba/penghujan, maka ada indikasi potensi hujan lebat yang pertama kali turun akan diikuti angin kencang, baik yang masuk dalam kategori puting beliung maupun yang tidak.

Baca: 5 Fakta Terbaru Viral Anak SD dan Ibunya Menangis di-Bully karena Ekonomi, Ternyata Tidak Benar

Sebelumnya Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) lewat website resminya,  web.meteo.bmkg.go.id mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem, Selasa (10/12/2019).

Peringatan dini cuaca ekstrem ini berdasarkan temuan BMKG mengenai sirkulasi siklonik di Utara Kalimantan sebesar 925/850mb dan di Australia bagian barat sebesar 925/850mb.

Selain itu terdapat konvergensi memanjang di Perairan utara Pulau Kalimantan dan Laut Halmahera hingga Perairan utara Biak.

Belokan angin terdapat di Perairan barat Sumatera, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Papua.

Low level Jet dengan kecepatan angin diperkirakan mencapai >25 knot terdapat di Laut Cina Selatan hingga Laut Natuna Utara.

Hal tersebut mendasari dirilisnya peringatan dini cuaca ekstrem untuk beberapa wilayah di Indonesia.

Beberapa wilayah di Indonesia diprakirakan berpotensi terjadi hujan lebat dan hujan lebat disertai angin kencang, petir/kilat.

Infomasi selengkapnya bisa dilihat di sini: Peringatan Dini Cuaca Ekstrem Hari Ini, Selasa 10 Desember 2019 Waspada Hujan Lebat dan Petir.

(*)

(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan