Ratusan Warga Aceh Sambut Jenazah Korban Amuk Massa di Tangerang: Istri, Anak dan Sang Kakak Pingsan
Kedatangan jenazah disambut ratusan warga setempat. Ibu korban, Nuraini (60), mengurungkan niatnya untuk melihat wajah anaknya terakhir kali.
Editor:
Dewi Agustina
"Saat kami bawa ke kuburan keluarga, memang hujan belum berhenti, tapi tak deras," imbuh Muhammad Yusuf.
Ratusan warga turut mengantarkan jenazah ke pemakaman.
Warga yang datang bukan hanya dari desa setempat, tetapi juga dari sejumlah kecamatan lainnya.
"Cukup ramai warga semalam. Proses kami kebumikan baru selesai sekitar pukul 02.30 WIB, kemudian setelah selesai baru warga mulai pulang," tambah Keuchik Teupin Gajah.

Dikenal Baik dan Ramah
Diberitakan sebelumnya, Muhammad Basri meninggal dunia setelah jadi korban amuk massa di kawasan Jalan Raya Wana Kencana Sektor 12,4 Ciater Tagerang, Banten, Jumat (8/5/2020) dini hari, sekitar pukul 00.21 WIB.
Insiden tersebut diduga terjadi karena faktor kesalahpahaman.
Awalnya, jenazah Basri disarankan untuk dikebumikan di Banten. Tapi atas permintaan keluarga, jenazah di bawa pulang ke Aceh Timur, tepatnya di Dusun Pande, Desa Leuce, Peureulak.
Pemulangan dilakukan melalui jalan darat karena penerbangan ke Medan baru ada Minggu (10/5/2020).
Namun belakangan diketahui, Muhammad Basri ternyata kelahiran Teupin Gajah, Kecamatan Tanah Jambo Aye, Aceh Utara.
Baca: Tidak Bekerja Selama Pandemi, Rossa Biayai Hidup dari Tabungan dan Berhemat
Ia memiliki KTP Gampong Leuge, Kecamatan Peureulak, Aceh Timur, karena sebelumnya pernah tinggal di desa tersebut.
Apalagi sang istri juga berasal dari Pereulak.
Keuchik Gampong Leuge, Kecamatan Peureulak, Aceh Timur, Bustaman, juga membenarkan hal itu.
Ia mengatakan, masyarakat di desanya sangat terkejut mendengar kabar Muhammad Basri meninggal dunia karena diamuk massa.
"Almarhum dikenal baik dengan masyarakat, ramah, dan ikut berbagai kegiatan sosial selama tinggal disini," kata Bustaman.
Baca: Fakta Unik Black Diamond Apple, Apel Langka yang Cuma Tumbuh di Pegunungan Tibet