Minggu, 24 Agustus 2025

Virus Corona

Desa Waru di Sidoarjo Jadi Klaster Baru dan Lakukan Isolasi Mandiri, Buntut Ketidaksiplinan Warga

Setelah 15 warga ditemukan positif Covid-19, Desa Waru di Sidoarjo, Jawa Timur ditetapkan sebagai klaster baru dan lakukan isolasi mandiri.

Penulis: Febia Rosada Fitrianum
M Taufik/Surya
Suasana penjagaan di kampung yang menjadi kluster baru penyebaran covid-19. Kampung Kecamatan Waru, Sidoarjo ini dijaga ketat relawan dan petugas keamanan - Desa Waru di Sidoarjo, Jawa Timur ditetapkan sebagai klaster baru penyebaran Covid-19. 

TRIBUNNEWS.COM - Setelah 15 warganya ditemukan positif Covid-19, Desa Waru di Sidoarjo, Jawa Timur ditetapkan sebagai klaster baru dan lakukan isolasi mandiri.

Hal tersebut disampaikan dalam video yang diunggah di kanal YouTube tvOneNews, Senin (18/5/2020).

Kapolresta Sidoarjo, Kombes Pol Sumardji, mengungkapkan Desa Waru, Sidoarjo menjadi klaster baru penyebaran Covid-19 di Jawa Timur.

Baca: Kronologi 15 Warga di Sidoarjo Positif Covid-19 setelah Buka Peti dan Mandikan Jenazah Terinfeksi

Keputusan ini sebagai kelanjutan dari tindakan warga yang diduga nekat membuka bungkus plastik dan memandikan jenazah pasien positif Covid-19.

Kombes Pol Sumardji mengatakan, warga satu RW ini tidak mengindahkan peraturan dari pemerintah setempat.

Sebelumnya sudah dijelaskan untuk tidak membuat kerumunan ketika ada warga yang meninggal dunia.

Kapolresta Sidoarjo, Kombes Pol Sumardji menjelaskan kronologi yang menyebabkan sejumlah warga terpapar Covid-19.
Kapolresta Sidoarjo, Kombes Pol Sumardji menjelaskan kronologi yang menyebabkan sejumlah warga terpapar Covid-19. (Tangkap layar kanal YouTube tvOneNews)

Namun, warga di Desa Waru justru melangsungkan tahlilan di rumah pasien terpapar Covid-19.

"Ini klaster baru, karena ini sebenarnya ketidakdisiplinan masyarakat," terang Kombes Pol Sumardji.

"Seharusnya masyarakat itu, ketika ada yang meninggal jangan sampai ada yang berkerumun."

"Tapi,yang terjadi di RW ini, masyarakat mengadakan tahlilan," tambahnya.

Pemeriksaan hingga saat ini dilakukan hampir kepada seluruh warga di Desa Waru.

Karena saat pemeriksaan, terdapat sekitar 80 warga yang masih bekerja di luar rumah.

Baca: Cegah Penyebaran Corona, Pendakian Gunung Fuji di Musim Panas Tahun Ini Ditutup

Baca: Nekat Buka dan Mandikan Jenazah Pasien Covid-19, 15 Warga Desa Terinfeksi Virus Corona

Pengecekan melalui rapid test akan dilakukan Senin (18/5/2020) malam, selepas ibadah salat Tarawih.

Diketahui, terdapat 15 warga dinyatakan positif Covid-19 dan 16 orang berstatus pasien dalam pengawasan (PDP).

Seluruh warga positif maupun PDP sudah mendapatkan perawatan di beberapa rumah sakit rujukan Covid-19.

Selain itu, sudah ada 2 warga yang meninggal dunia akibat terpapar virus ini.

"Sampai dengan tadi ada 36, 15 positif, 16 PDP, dan 2 meninggal dunia," jelas Kombes Pol Sumardji.

Suasana penjagaan di kampung yang menjadi kluster baru penyebaran covid-19. Kampung Kecamatan Waru, Sidoarjo ini dijaga ketat relawan dan petugas keamanan.
Suasana penjagaan di kampung yang menjadi kluster baru penyebaran covid-19. Kampung Kecamatan Waru, Sidoarjo ini dijaga ketat relawan dan petugas keamanan. (M Taufik/Surya)

Kombes Pol Sumardji yang juga Wakil Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 di Sidoarjo mengatakan rapid test dilakukan pada sejumlah warga yang belum menjalani tes.

Dari hasil pemeriksaan, 44 dari 248 warga di Desa Waru reaktif Covid-19.

Oleh karena itu, Kombes Pol Sumardji bersama tim akan melakukan tes swab pada Selasa (19/5/2020) terhadap warga yang reaktif.

Kombes Pol Sumardji juga akan mengontak Gubernur Jawa Timur, Khofifah, perihal hasil tes swab.

Baca: Gejala Klinik Pasien Corona di Jawa Timur Berbeda dengan Negara Lain, Bukti Virus Terus Bermutasi

Baca: Daftar Sebaran Virus Corona di Indonesia Selasa (12/5/2020): Ada 133 Kasus Baru di Jawa Timur

Khusus klaster ini, Kombes Pol Sumardji meminta agar pengecekan tes swab bisa lebih cepat.

"Dari 248, itu 44 reaktif besok pagi kami akan lakukan swab," ungkap Kombes Pol Sumardji.

"Khusus untuk klaster ini diminta untuk lebih cepat hasil swabnya," lanjutnya.

Oleh karena itu, satu RW di Desa Waru langsung ditutup aksesnya, begitu pula dengan rumah ibadah.

Warga yang reaktif saat rapid test juga diminta untuk melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing.

Namun, terdapat pengecualian bagi warga yang rapid testnya negatif.

Mereka masih diperbolehkan untuk keluar rumah dengan tujuan yang jelas.

Kombes Pol Sumardji dalam mengatasi kasus ini telah membuat check point di Desa Waru.

Nantinya petugas akan melakukan kontrol terkait warga yang keluar dan masuk.

Baca: 11 Juta Penduduk Wuhan Kembali Jalani Tes Covid-19, Setelah Kasus dan Klaster Baru Ditemukan

Warga yang negatif dan ingin keluar, diminta untuk menyertakan surat keterangan dari RT maupun RW.

"Khusus untuk satu RW ini kami lakukan isolasi mandiri atau mereka yang dinyatakan reaktif semua tidak boleh keluar rumah," tutur Kombes Pol Sumardji.

"Kecuali hasil rapid test negatif, boleh keluar dengan tujuan yang jelas."

"Dengan surat keterangan dari RT maupun RW setempat," ujarnya.

(Tribunnews.com/Febia Rosada)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan