Selasa, 2 September 2025

Ciptakan Batik Corona di Tengah Pandemi, Alpha Febela: Pelaku Industri Tak Boleh Berpangku Tangan

Di tengah situasi pandemi Covid-19 yang berdampak pada sektor industri, Batik Mahkota Laweyan berinovasi menciptakan batik bermotif corona.

Penulis: Widyadewi Metta Adya Irani
Editor: Miftah
Dokumen Batik Mahkota Laweyan
Pemilik Batik Mahkota Laweyan, Alpha Febela Priyatmono, menyampaikan gagasan awal menciptakan batik bermotif corona di tengah pandemi. 

Oleh karenanya, Alpha mengatakan, Batik Mahkota Laweyan tak sekadar menciptakan corak batik corona.

Namun juga menyampaikan makna di balik corak tersebut.

"Perlu diketahui, menurut SNI, yang disebut batik itu harus menggunakan lilin panas atau malam, alat utamanya canting atau cap, yang ketiga yang cukup penting itu batik harus mempunyai makna."

"Dari sinilah kami akhirnya tidak hanya sekadar membuat motif corona, kita harus bisa menjelaskan artinya motif ini apa," tutur Alpha.

Baca: Realokasi Anggaran Kemenperin, Rp 92 Miliar Akan Disalurkan untuk IKM

Sementara itu, Alpha mengatakan batik motif corona ini masih dalam proses pengembangan.

"Kami sebetulnya sedang dalam proses untuk kami kembangkan, kami baru membuat master-masternya, nanti bisa kita kembangkan," ungkapnya.

Alpha menyebutkan, batik motif corona ini dikerjakan oleh sekitar empat pengrajin.

Ia pun menceritakan bahwa batik corona ini juga merupakan pesanan pelanggan yang akhirnya membuat Batik Mahkota Laweyan kembali bangkit.

"Ini baru dalam proses (pemasaran), ini juga jadi awal bangkitnya kami karena ada yang pesan (batik motif corona)."

"Kebetulan itu juga jadi inspirasi bagi kami," kata Alpha.

Alpha menjelaskan, dalam pembuatan batik motif corona ini, Batik Mahkota Laweyan bekerja sama dengan Batik Toeli Laweyan dan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).

Menurut Alpha, Batik Toeli Laweyan yang dibentuk oleh CV Mahkota Laweyan ini berperan dalam membuat motif dasar batik corona.

Untuk diketahui, Batik Toeli Laweyan ini dibentuk oleh CV Mahkota Laweyan dengan menggerakkan penyandang disabilitas tunarungu.

Sementara itu, ada pula masukan dari pakar psikologi UMS dalam pembuatan batik corona ini.

Alpha berharap, ke depannya pembuatan batik corona ini juga dapat menjadi bahan kerja sama di bidang pengabdian masyarakat serta penelitian.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan