Kamis, 11 September 2025

Terdampak Pandemi, Ketua PHRI Badung Ungkap 60 Hotel di Bali akan Dijual Pemiliknya, Siapa Berminat?

Di tengah krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19, hingga kini belum ada investor lokal maupun asing yang sepakat untuk membeli hotel-hotel tersebut.

Editor: Dewi Agustina
Tribun Bali/I Wayan Sui Suadnyana
Ketua PHRI Badung I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya. 

"Bintang tiga banyak yang ingin menjualnya. Pilihannya mereka tutup atau jual. Paling banyak di Badung khususnya wilayah Kuta, Jimbaran dan juga ada di Nusa Dua tapi di daerah lain juga ada," jelas Rai Suryawijaya.

Ia mengatakan, investor asing yang melirik hotel di Bali berasal dari Eropa dan Amerika karena Pulau Dewata masih dianggap aman dan nyaman untuk berinvestasi jangka panjang.

Tapi sejauh ini belum ada investor yang sepakat membeli hotel di Pulau Dewata.

"Mereka berpikir mungkin setelah tahun 2022 bisa. Masih dalam negosiasi, masih dalam proses. Kalau kemauan berinvestasi di Bali banyak yang tertarik," urainya.

Suasana Swiss-Belhotel Segara Nusa Dua, Badung, Bali, Kamis 28 Januari 2021. Hotel ini dinyatakan pailit.
Suasana Swiss-Belhotel Segara Nusa Dua, Badung, Bali, Kamis 28 Januari 2021. Hotel ini dinyatakan pailit. (Tribun Bali/Zaenal Nur Arifin)

Investor asing berminat terhadap properti hotel atau resort di pinggir pantai dan memiliki akses langsung ke pantai.

Investor lokal juga berminat membeli tapi lebih pada budget hotel sesuai kemampuan mereka.

Tiga Hotel Dinyatakan Pailit

Wakil Ketua DPP Indonesia Hotel General Manager Association (IHGMA), I Made Ramia Adnyana, menyatakan sampai saat ini pihaknya belum menerima data pasti tentang hotel di Bali yang akan dijual.

"Setahu saya ada dua sampai tiga hotel yang dinyatakan pailit. Tetapi saya belum menerima informasi pasti kalau ada puluhan hotel dijual. Saya tidak mau memberikan komentar lebih lanjut terkait itu," ujar Ramia Adnyana saat ditemui di H Sovereign Bali, Jumat (5/2/2021).

Menurutnya, di Kabupaten Badung ada tiga hotel yang dinyatakan pailit dan tidak berhak menerima dana hibah pariwisata dari pemerintah pusat.

"Itu sudah diklarifikasi oleh Pemkab Badung, tapi saya tidak tahu kalau ada beberapa hotel lainnya yang sudah dinyatakan pailit. Tiga hotel pailit itu setahu saya, tapi saya tidak tahu pasti mungkin karena faktor-faktor tertentu sehingga dinyatakan pailit tapi bukan karena pandemi Covid-19," ungkapnya.

Baca juga: Pandemi Covid-19 Bikin Keyakinan Konsumen Turun

Saat ini diakuinya okupansi hotel di Bali yang menjadi anggota IHGMA hanya satu digit dan menjelang Tahun Baru Imlek belum terlihat adanya peningkatan okupansi.

"Rata-rata teman di hotel ini masih single digit okupansinya," ujarnya.

Menurut dia, pengajuan soft loan adalah solusi terbaik untuk memberikan suntikan dana kepada pengusaha pariwisata agar usaha mereka bisa tetap bertahan hidup.

"Saya kira soft loan adalah solusi dan ini harus dipercepat (realisasi) oleh pemerintah pusat. Karena kontribusi Bali terhadap pariwisata Indonesia dan nasional itu sangat besar devisanya," harap Ramia Adnyana.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan