Pembunuhan Berantai di Bogor
7 Fakta Pembunuhan Berantai di Bogor: Selisih 2 Pekan, Pelaku Sengaja Memilih Perempuan Muda
Seorang pria berinisial MRI (21) ditangkap polisi karena telah membunuh dua perempuan muda DP (17) dan EL (23).
Penulis:
Nanda Lusiana Saputri
Editor:
Gigih
TRIBUNNEWS.COM - Seorang pria berinisial MRI (21) ditangkap polisi karena telah membunuh dua perempuan muda DP (17) dan EL (23).
Warga Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat itu dibekuk oleh pihak kepolisian di Depok, Rabu (10/3/2021) malam.
Penangkapan MRI berawal dari penemuan mayat siswi SMA dalam plastik DP di Cilebut, Kota Bogor dan mayat janda muda EL yang ditemukan di Gunung Geulis, Kabupaten Bogor.
Pelaku dengan kejinya menghabisi dua wanita muda itu dalam kurun waktu kurang dari dua minggu.
MRI memperdayai DP dan EL bak serial killer atau pembunuh berantai dengan tujuan kepuasan nafsu membunuh, lalu menguasai garta benda korban.
Berikut 7 fakta terkait pembunuhan berantai di Bogor, sebagaimana dikutip Tribunnews.com dari Tribunnews Bogor dan Kompas.com:
1. Lakukan pembunuhan dalam rentang waktu dua pekan
Mengutip dari Kompas.com, pembunuhan ini terungkap setelah tim gabungan Polresta Bogor Kota, Polres Bogor, dan Direktorat Reserse Krinimal Umum Polda Jabar bekerja sama melakukan penyelidikan.
Korban pertama merupakan anak di bawah umur yang ditemukan tewas terbungkus plastik di Kota Bogor pada 25 Februari 2021.
Setelah itu, MRI kemudian menghabisi EL yang juga kenalannya di media sosial.
Perempuan dewasa ini juga ditemukan tewas dalam kondisi berdarah di bagian mulutnya. Jenazahnya ditemukan di Kabupaten Bogor pada 10 Maret 2021.
Kepala Polresta Bogor Kota Kombes Susatyo Purnomo mengatakan, MRI membunuh dua teman kencannya dalam rentang waktu dua pekan di sebuah penginapan di kawasan Puncak.
"Antara kejadian pertama dengan kejadian yang kedua dari 25 Februari sampai dengan tanggal 10 Maret itu ada sekitar dua minggu," kata Susatyo, seperti dikutip dari Tribunnews Bogor.
Dari hasil keterangan pelaku yang diterima polisi, pelaku menghabisi nyawa korbannya di sebuah penginapan.
Kedua korbannya dihabisi di penginapan yang sama dengan waktu dan kamar yang berbeda.
"Di sebuah penginapan daerag puncak, dua-duanya (dibunuh) ditempat yang sama hanya beda kamar," tambahnya.
Baca juga: Pembunuhan Berantai di Bogor, Pelaku Tekuk Jasad Korban agar Masuk Tas Lalu Dibuang Begitu Saja
Baca juga: MRI Pemuda Pembunuh Berantai di Bogor Positif Narkoba, akan Jalani Pemeriksaan Kejiwaan
2. Berawal dari media sosial
Dikutip dari Tribunnews Bogor, sebelum melancarkan aksinya, MRI terlebih dahulu mengajak berkenalan korban-korbannya dengan jurus rayuan manis.
Dengan mengiming-imingi uang, MRI merayu korbannya untuk diajak bertemu.
"Modusnya sama yaitu berkenalan melalui media sosial kemudian mereka berjumpa dengan iming-iming uang dan sebagainya."
"Diajak jalan-jalan ke daerah puncak kemudian sampai di puncak selesai berkencan dihabisi nyawanya dengan mencekik, ini sesuai dengan hasil autopsi," kata Susatyo.
3. Sengaja memilih perempuan muda
Dalam menjalankan aksinya, pelaku memang sengaja memilih perempuan yang masih berusia muda.
"Jadi dari dua ini motifnya masih sama supaya bisa berkencan dan juga menikmati korbannya kemudian melakukan pembunuhan dengan sasarannya perempuan maka sasarannya yang mudah dia kuasai," ujar Susatyo.
Setelah membunuh korbannya, pelaku mengambil barang berharga milik para korban.
Dari tangan pelaku, polisi mengamankan barang bukti handphone dan uang hasil penjualan handphone serta kalung emas milik korban.
4. Jasad korban ditekuk agar muat masuk tas
Setelah menghabisi nyawa korbannya, pelaku kemudian membungkus jasad korban dengan cara menekuk badan keorban ke dalam plastik lalu memasukkannya ke tas carrier atau ransel gunung.
Menurut pengakuan MRI, ia memikul tas besar tersebut menggunakan motor ke lokasi pembuangan yang masing-masing berbeda waktu dan tempat.
Tanpa rasa bersalah, MRI menarik jasad korban dari dalam tas gunung tersebut, lalu membuangnya begitu saja di tempat terbuka.
Menurut Susatyo, pembunuhan pertama dibungkus plastik, sedangkan yang kedua hanya dimasukkan ke dalam tas.
Dua lokasi pembuangan mayat tersebut sengaja di pinggir jalan yang muda diketahui masyarakat.
"Untuk pembunuhan yang pertama (DP) menurut tersangka itu datang secara tiba-tiba (keinginan membunuh), tetapi pembunuhan yang kedua (EL) itu dipersiapkan," kata dia seperti dikutip dari Kompas.com.
Baca juga: Fakta Mengerikan Pembunuhan Berantai di Bogor, Pelaku Cenderung Menikmati Saat Korban Meregang Nyawa
5. Pelaku menikmati momen meninggalnya korban
Dikutip Tribunnews.com dari Tribunnews Bogor, Susatyo mengatakan, bahwa kasus ini merupakan pembunuhan berantai atau serial killer.
"Ini adalah termasuk kaitan dengan serial killer atau pembunuhan berantai," kata dia.
Menurut Susatyo, pelaku memiliki kecenderungan menikmati aksi yang dilakukannya itu.
"(Pelaku) ada kecenderungan untuk menikmati dengan meninggalnya korban tersebut," terangnya.
6. Pelaku mengaku benci perempuan
Masih dari Tribunnews Bogor, pelaku mengurai pengakuan yang mengejutkan perihal alasannya membunuh dua perempuan muda.
Dengan ekspresi tenang, Rian menyebut bahwa kebenciannya terhadap perempuan adalah motif utama dirinya membunuh dua korbannya.
Pengakuan pelaku itu diketahui dari sebuah video berdurasi singkat yang beredar di media sosial.
"Kenapa kamu bunuh?" tanya perekam.
"Saya benci sama perempuan," kata pelaku dengan wajah tenang.
Lebih lanjut, pelaku mengaku awal perkenalannya dengan dua korbannya itu adalah melalui jalur open BO.
Pelaku mengaku membayar Rp 1 juta untuk menggunakan jasa open BO tersebut.
"(Kenal lewat) open BO, bayar Rp 1 juta," aku pelaku.
Baca juga: Pembunuhan Berantai di Bogor, Motif Berkencan, Pelaku Menikmati Momen Meninggalnya Korban
Baca juga: Siswi SMA dan Janda 1 Anak Jadi Korban Pembunuhan Berantai Dalam Waktu Dua Minggu
7. Positif narkoba
Susatyo menjelaskan, pelaku juga diketahui positif menggunakan narkoba jenis pil ekstasi inex berdasarkan hasil tes urine.
Kendati demikian, ia memastikan bahwa MRI melakukan perbuatan kejinya dalam keadaan sadar.
"Pelakunya tunggal, dilakukan secara sadar dan dari hasil interogasi bahwa tersangka tidak jera dengan pembunuhan yang pertama," kata dia.
Sebelum ditangkap, lanjut Susatyo, pelaku sempat melarikan diri dengan berpindah-pindah tempat persembunyian.
Pihak kepolisian kemudian melakukan penyelidikan di Jakarta Selatan sampai di Indramayu.
"Tersangka ditangkap di tempat persembunyian terakhirnya di kosannya wilayah Depok, hasil keterangan 15 saksi yang diperiksa," terangnya.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunnewsBogor.com/Lingga Arvian Nugroho/Khairunnisa/Naufal Fauzy, Kompas.com/Afdhalul Ikhsan)