Rabu, 27 Agustus 2025

Liputan Khusus

Ratusan Desa di Lampung Blankspot, Aparat dan Warga Gusar

Di era digitalisasi ini, di mana kebutuhan internet mutlak, ternyata ratusan desa di Lampung blankspot. Warga, pelajar dan aparat sulit beraktivitas.

Editor: cecep burdansyah
shutterstock
Ilustrasi 

Laporan Tim Reporter Tribun Lampung

TRIBUNNEWS.COM,MESUJI – Ratusan desa di wilayah di Provinsi Lampung yang belum terjamah jaringan telekomunikasi dan internet alias blankspot.

Warga kesulitan berkomunikasi jarak jauh, pamongnya juga terhambat ketika beraktivitas yang mengharuskan ketersediaan sinyal dan jaringan internet.

Di Kabupaten Mesuji, misalnya. Ada 75 desa yang blankspot merujuk pendataan Dinas Komunikasi dan Informatika setempat.

Sementara di Kabupaten Pesisir Barat, setidaknya 70-an desa masih kesulitan jaringan telekomunikasi dan internet.

Lalu di Kabupaten Lampung Barat, masih ada 30-an desa.

Wartawan Tribun Lampung menelusuri beberapa desa di tiga kabupaten tersebut untuk membuktikan masih ada wilayah yang blankspot.

Hasil pemantauan, Kamis (29/4) dan Jumat (30/4), jaringan telekomunikasi dan internet di beberapa desa itu lemah, bahkan tidak ada sama sekali.

Warga dan aparat desa gusar karena sulit untuk menelepon, bermedia sosial, hingga mengikuti rapat virtual.

Di Mesuji, wartawan Tribun menyambangi dua desa, yaitu Desa Adi Karya Mulya di Kecamatan Panca Jaya dan Desa Tri Karya Mulya di Kecamatan Tanjung Raya.

Dari pusat kota di Pasar Simpang Pematang, jarak menuju Desa Adi Karya Mulya mencapai 20 kilometer (km).

Melewati Jalan ZA Pagar Alam, kondisi jalan berupa bebatuan onderlagh dan rigid beton yang terputus-putus.

Kebun karet menyambut sekitar 1,5 km sebelum memasuki desa hingga tiba di desa itu.

Setibanya, tepatnya di Balai Desa Adi Karya Mulya, jaringan di ponsel Android menunjukkan tanda E dengan menyisakan satu balok.

Itu pun timbul dan tenggelam. Aplikasi seperti WhatsApp (WA), Facebook (FB), Instagram (IG), hingga channel YouTube tidak bisa diakses.

Nedi (30), warga setempat, bercerita jaringan di ponselnya hanya menyisakan dua balok jika berada di rumah.

"Kalau di luar rumah, kadang bisa 4G, tapi kadang E. Tidak stabil, apalagi siang," ucapnya, Kamis.

Menunggu Tengah Malam

Cara paling mudah mendapatkan jaringan yang baik, menurut adalah menunggu hingga tengah malam dari pukul 23.00 WIB sampai dini hari. "Di waktu itu jaringan internet lancar. Bisa main FB, YouTube," katanya.

Kepala Desa Adi Karya Mulya, Purwanto, mengungkap hanya di beberapa titik saja di desa ini yang terdapat jaringan internet.

Seperti, di lapangan desa. Ia pun kesulitan saat harus berkomunikasi dengan Pemkab Mesuji, semisal ada rapat virtual.

"Kadang-kadang mengakalinya, cari ke rumah warga yang ada sinyalnya. Walaupun, tetap aja putus nyambung pas zoom meeting," ujarnya.

Bertolak ke Desa Tri Karya Mulya, desa ini bisa ditempuh sejauh 35 km atau sekitar satu jam dari Simpang Pematang.

Kondisi jalan mulai dari bebatuan onderlagh, rigid beton terputus-putus, hingga jalan bergelombang dan berlubang.

Tiba di balai desa, jaringan pada ponsel menunjukan H dan E, tanpa satu balok pun. WA, FB, maupun IG tidak bisa digunakan, apalagi YouTube.

Sementara menelepon, meskipun bisa, tetapi suara terputus-putus.

Berpindah sekitar 200 meter, arah barat lapangan desa, terdapat jaringan yang menunjukan 4G dengan 4-5 batang.

Di sini tampak banyak botol plastik air mineral, yang menurut warga, setiap malam dijadikan tempat nongkrong warga untuk mencari jaringan internet.

Kodim (42), warga RK 5, sering harus mencari lokasi yang tepat untuk mengunggah data terkait pekerjaannya. Di rumahnya, sama sekali tidak ada sinyal.

 "Lancar itu tengah malem dari pukul 23.00 sampai menjelang dini hari," katanya.

Satu lagi keluhan Kodim adalah anaknya yang masih sekolah harus 'mengungsi' ke RK 2 yang memiliki jaringan internet mendingan.

"Zaman 'kan udah nggak kayak dulu lagi. Untuk kerja, jaringan internet itu wajib. Harapan saya, desa ini bisa ada sinyal bagus supaya anak bisa lancar belajar (daring) dan orang yang kerja juga bisa lancar," ujarnya.

Kepala Desa Tri Karya Mulya, Fathur Rohman, merasakan kesulitan berkomunikasi secara virtual dengan Pemkab Mesuji.

 "Zoom meeting susah, kami sering ketinggalan. Kadang nggak bisa ikut," keluhnya.

Rohman juga kesulitan berkomunikasi meskipun sebatas WA. Ia sering keluar dari desanya untuk mencari sinyal.

"Apalagi di rumah, sulit sekali buat WA," ujarnya seraya berharap masalah jaringan telekomunikasi dan internet segera diatasi.

Diamkan di Jendela

Di Lampung Barat, jaringan telekomunikasi dan internet yang lemah, bahkan tidak ada, misalnya di Pekon Kubu Perahu, Kecamatan Balik Bukit.

Tepatnya di wilayah Pemangku I yang bisa dijangkau melalui jalan lintas Liwa-Krui sekiar 15 menit atau 8 km dari Kota Liwa.

Wilayah yang dikelilingi hutan kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) ini relatif sepi dari aktivitas warga.

Hilir mudik kendaraan pun terbilang jarang. Tiba di Pemangku I, jaringan pada ponsel pintar tidak ada sama sekali. Jangankan FB, IG, WA, apalagi YouTube, untuk menelpon saja sangat sulit.

Ketika pindah ke titik lain sekira 500 meter dari lokasi sebelumnya, tetap saja tidak ada jaringan.

Teguh, warga setempat, mengungkapkan warga biasanya mendiamkan ponsel di tempat tertentu untuk memperoleh sinyal.

"Ya di jendela misalnya. Biasanya ada tempat-tempat tertentu yang ada sinyal, walaupun nggak banyak," ucapnya, Jumat.

Teguh merasa aktivitas sehari-hari terganggu karena tiadanya jaringan pada ponsel.

"Sekarang ponsel sudah jadi kebutuhan. Mau berhubungan dengan orang lain yang jaraknya jauh, pakai ponsel. Mau transaksi, pakai ponsel. Bahkan sekarang ketika anak sekolah daring, ya butuh ponsel. Kasihan anak-anak kalau sekolah daring harus bolak-balik ke Liwa," keluhnya.

Peratin (Kepala Pekon) Kubu Perahu Heri turut gusar dengan kondisi tersebut. "Kalau mau video conference, biasanya kami ke balai pekon yang jaringannya lebih bagus," katanya.

Di Pesisir Barat, wilayah yang blankspot misalnya di Pekon Labuhan, Kecamatan Way Krui. Peratin (Kepala Pekon) Labuhan, Mandi Husni Thamrin, menjelaskan mulai wilayah Pemangku II hingga IV, statusnya blankspot.

Warga biasanya pergi arah Krui, ibukota Pesisir Barat, untuk mendapat sinyal yang baik.

"Kalau mau video conference, harus ke balai pekon," ujarnya.

Baca juga: Berawal Dari Chat Massenger, Gadis SD Menjadi Korban Tindak Asusila Seorang Pemuda di Lampung Timur

Kepala Bidang Pengelolaan Aplikasi Informatika, Persandian, dan Statistik Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Mesuji Titi Jayati mewakili Kepala Diskominfo Imbron menyatakan, pihaknya telah berupaya mengatasi wilayah blankspot.

"Dengan meminta desa mana saja yang mengalami masalah jaringan internet. Harapannya bisa segera memberikan fasilitas, baik penguatan sinyal maupun pembangunan (tower) BTS," katanya.

Titi menjelaskan, Pemkab Mesuji sudah melayangkan surat untuk beraudiensi ke pihak provider.

"Memang belum ada konfirmasi waktu pertemuan dari provider terkait. Kami masih menunggu itu," ujarnya.

Sementara Kepala Diskominfo Pesisir Barat Miswandi Hasan menyebut, jaringan telekomunikasi dan internet di wilayah-wilayah yang dianggap blanspot bukannya sama sekali tidak ada jaringan.

"Yang ada cuma lemah sinyalnya. Di setiap desa, pasti ada titik lemah sinyalnya," kata Miswandi, Sabtu (1/5). (rga/nan)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan