Bentrok Keluarga di Aceh Singkil yang Menewaskan Eko Diduga Dipicu Perebutan Lokasi Pengambilan Kayu
Bentrok maut di hutan kawasan Lae Treup yang menyebabkan tewasnya Eko dan beberapa orang luka-luka ternyata tidak hanya menggunakan senjata tajam.
Editor:
Dewi Agustina
Irwansyah menyebutkan, sebelum kejadian saling bacok, antara pelaku kerap beradu mulut di warung kopi. Bahkan saling tantang berkelahi.
"Pemicunya itu tadi soal perebutan lapak ambil kayu," jelasnya.
Versi Lain
Sementara itu sumber lain memiliki versi berbeda terkait perkelahian senjata tajam berujung kematian tersebut.
Diceritakan pada hari kejadian, Selasa (10/8/201) pagi Eko Handayani bersama dua kakaknya yaitu Kamilin dan Awaludin pergi ke lokasi pengambilan kayu di kawasan Lae Treup.
Tiba di lokasi berpisah untuk membelah kayu menggunakan mesin senso masing-masing.
Selang beberapa jam kemudian mesin senso Eko Handayani mati, lalu disusul teriakan.
Peristiwa itu menarik perhatian Awaludin dan Kamilin untuk segera memeriksanya.
Awaludin lebih dahulu sampai ke lokasi adiknya Eko Handayani.
Di lokasi Awaludin melihat Eko sudah tak berdaya sambil menggenggam parang dengan luka parah bekas sabetan senjata tajam dan benda tumpul.

Di lokasi ada Bangun Angkat serta empat anaknya yakni Gondo, Andi Syahputra, Agus dan Syahrudin.
Awaludin sempat meminta agar Bangun Angkat yang merupakan mertuanya tidak membunuh adiknya.
Termasuk dirinya yang sempat kena hantaman benda tumpul hingga tulang tangannya remuk.
Sejurus kemudian datang Kamilin membantu. Kamilin sempat mendapat serangan. Namun berhasil lari dengan luka sabetan.
Kamilin dan Awaludin datang ke lokasi Eko disebut-sebut tanpa membawa senjata tajam, sehingga aksi saling bacok belum libatkan pihaknya.
Tak lama kemudian Kamilin yang lari datang kembali kali ini dengan membawa senjata tajam.
Disitulah diduga kembali terjadi perkelahian sama-sama menggunakan senjata tajam.
Hingga akhirnya Bangun Angkat dan Andi Syahputra (anak Bangun Angkat) roboh dipenuhi luka.
Setelah itu Bangun Angkat dan Andi Syahputra dibawa ke Desa Teluk Rumbia, oleh Gondo, Agus dan Syahrudin.
Selanjutnya dibawa ke Puskesmas Singkil, lalu dirujuk ke RSUD Aceh Singkil.
Baca juga: Dua Warga Aceh Singkil Menghilang dan Tak Diketahui Nasibnya
Akan tetapi karena luka parah dari RSUD Aceh Singkil, kembali dirujuk ke salah satu rumah sakit di Banda Aceh.
Sementara Awaludin yang merupakan kakak dari Kamilin dan Eko Handayani. Meminta Kamilin pulang ke Teluk Rumbia meminta bantuan.
Awaludin sendiri memilih menunggu Eko Handayani dalam hutan dengan kondisi sekarat.
Masih Diselidiki Polisi
Sementara itu Kapolres Aceh Singkil AKBP Iin Maryudi Helman melalui Kasat Reskrim Iptu Noca Triyananto, saat dikonfirmasi terkait motif dan apakah sudah ada penetapan tersangka, Kamis (12/8/2021) menyatakan pihaknya masih melakukan proses pemeriksaan.
Kasat Reskrim memastikan ketika sudah ada perkembangan akan mengabari Serambinews.com.
"Masih kita proses. Nanti kalo ada perkembangan kami kabari," kata Noca.
Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul Bentrok Keluarga di Hutan Singkil, Parang & Kayu Jadi Senjata, Lapak Rebutan Kayu Kawasan Terlarang