Kamis, 28 Agustus 2025

FAKTA Kasus Pedagang Pasar yang Disebut Ditahan karena Tolak Pungli, Polisi Beri Keterangan Berbeda

Curhat seorang pedagang Pasar Bogor kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal pamannya, Ujang Sarjana yang ditahan polisi, menjadi sorotan.

Penulis: Daryono
Editor: Tiara Shelavie
Tangkap layar
Tangkap layar video pedagang Pasar Bogor mengadu ke Presiden Jokowi 

Gatot menuturkan area penjualan korban dianggap menjadi wilayahnya terlapor yang tak lain Ujang Sarjana.

Perebutan wilayah inilah yang diduga menjadi pemicu pengeroyokan terhadap korban.

"Area penjualan pelapor dianggap menjadi wilayahnya terlapor sehingga perebutan lahan jualan yang ada di Jalan Bata Pasar Bogor. Ini menjadi sebab utama terjadinya pemukulan," ungkap dia.

Dijelaskan Gatot, Ujang Sarjana sempat memarahi korban karena dinilai merebut area berjualannya.

Namun, amarah Ujang dihiraukan oleh korban dan tetap berjualan di tempat tersebut.

"Ketika pelapor dan temannya sedang berkegiatan tersebut, tiba-tiba seorang pedagang minuman kemasan lainnya bernama Ujang Sarjana menghampiri pelapor sambil marah-marah dan mengatakan pelapor tidak menghargainya dengan alasan telah merebut lahan/areal jualan tersangka," jelas dia.

Karena merasa tak didengar, Gatot menyebut Ujang Sarjana tiba-tiba menyerang korban.

Dia dibantu oleh 7 orang lainnya saat pengeroyokan tersebut.

"Baru sekira 4 langkah pelapor masuk ke Jalan Roda tiba-tiba pelapor melihat dan mendengar Ujang meneriakkan kata 'serang' dan tanpa diduga sekelompok orang yang berjumlah sekira 7 orang melakukan pengeroyokan memukuli badan pelapor dan temannya dengan menggunakan tangan kosong dan menginjak-injak lengan kanan pelapor," jelas dia.

Akibat kejadian tersebut, pelapor mengalami luka memar pada pergelangan lengan sebelah kanan.

Seusai kejadian, pelapor kemudian membuat laporan ke pihak kepolisian.

Kronologi Versi Kuasa Hukum Ujang Sarjana

Sementara itu kuasa hukum Ujang Sarjana, Emiral Rangga Ranggono membeberkan kronologi yang berbeda. 

Menurut Emiral, peristiwa itu bermula ketika sekelompok orang diduga preman menjual air mineral hingga plastik secara paksa.

Kedua barang itu pun dijual dengan harga tak normal pada PKL.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan