FAKTA Bayi Meninggal saat Persalinan di RSUD Jombang, Kronologi Kejadian hingga Kata Pihak RS
Bayi meninggal saat proses persalinan di RSUD Jombang, Kamis (28/7/2022). Dari awal sudah disarankan operasi sesar tapi dipaksa lahir normal.
Penulis:
Nanda Lusiana Saputri
Editor:
Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Seorang bayi meninggal dunia saat proses persalinan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jombang, Jawa Timur, Kamis (28/7/2022).
Bayi tersebut merupakan anak dari pasangan Yopi Widianto (26) dan Rohma Roudlatul Jannah (29).
Mereka merupakan warga Dusun Slombok, Desa Plemahan, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang.
Kasus ini mencuat setelah pihak keluarga mengunggah kekecewaan terhadap pelayanan RSUD Jombang di Twitter.
Kisah tersebut diunggah oleh akun @MinDesiyaa pada Minggu (31/7/2022).
Setelah ramai menjadi perbincangan pihak rumah sakit buka suara hingga DPRD Kabupaten Jombang turun tangan.
Baca Selanjutnya: Duka ortu di jombang bayi meninggal saat persalinan rsud jombang buka suara salah prosedur
Kronologi Kejadian
Dilansir Kompas.com, Yopi menceritakan, istrinya mengalami kontraksi pada Rabu (27/7/2022) malam.
Rohma kemudian dilarikan ke Puskesmas Sumobito pada Kamis (28/7/2022) pagi.
Pihak puskesmas kemudian merujuk Rohma ke RSUD Jombang sekitar pukul 09.00 WIB.
Dipaksa Lahir Normal
Sejak masa kehamilan, kata Yopi, istrinya sudah disarankan oleh bidan maupun dokter yang memerika agar melakukan persalinan dengan cara operasi sesar.
Karena hal itu, pihak Puskesmas Sumobito kemudian merujuk Rohma ke RSUD Jombang.
Namun, saat di RSUD Jombang, petugas yang menangani Rohma terkesan mengabaikan saran tersebut.
Petugas medis di RSUD Jombang memilih untuk melakukan persalinan secara normal.
"Padahal istri saya sudah tanya 2 kali atau 3 kali, kenapa tidak sesar? Tapi dijawab kita usahakan normal," kata Yopi, Senin (1/8/2022).

Baca juga: Mayat Bayi Ditemukan dalam Kantong Plastik di Bima, Ibunya Dirawat di RS dan Ayahnya Menghilang
Tubuh Bayi Tersangkut dan Tak Bisa Keluar
Sayangnya, proses persalinan secara normal tidak berjalan lancar.
Kepala bayi yang dilahirkan bisa keluar, tapi bagian badan bayi tersangkut dan tak bisa keluar.
"Sampai kira-kira setengah delapan atau jam delapan, si bayi belum bisa keluar, divakum, disedot. Disedot itu cuma keluar kepalanya," terangnya.
Karena proses persalinan tak berjalan lancar, nyawa sang bayi pun tak tertolong.
Untuk menyelamatkan nyawa sang ibu, petugas melakukan operasi untuk mengambil bagian tubuh bayi yang masih berada di dalam kandungan Rohma.
Pihak RSUD Jombang Buka Suara
Baca juga: Gara-gara Tumpahkan Gula, Bayi 2 Tahun Dibunuh Ibu Lalu Dibuang ke Hutan, Dicekik dan Mulut Dibekap
Dikutip dari Tribun Jatim, pihak RSUD Jombang melalui Kabid Humas Pelayanan Medis dan Keperawatan, Vidya Buana, memberikan penjelasan terkait kejadian meninggalnya bayi saat proses persalinan.
Menurutnya, Rohma terindikasi keracunan kehamilan atau preeklamsia.
Penanganan pasien, kata dia, sudah sesuai standar operasional prosedur (SOP).

Saat pemeriksaan awal, ibu bayi dalam keadaan baik.
Kondisi sang ibu juga sudah memasuki fase aktif pembukaan.
"Setelah konsultasi dengan dokter dan keputusannya adalah karena sudah terjadi pembukaan sehingga diputuskan oleh dokter sesuai standar diupayakan untuk lahir normal," ujarnya, Senin.
Dikatakan Vidya, tim medis melakukan observasi terhadap pasien lantaran sudah dalam fase pembukaan tujuh.
Kemudian, tim medis melakukan proses persalinan setelah dinyatakan lengkap atau pembukaan sepuluh.
"Sampai kepala bayi lahir setelah itu terjadi kemacetan proses melahirkan."
"Kemudian dilakukan pertolongan berbagai upaya tiga dokter SpOg mendampingi proses melahirkan," jelasnya.
Baca juga: KRONOLOGI Bayi 1 Bulan Meninggal usai Disuntik Perawat, Obat Diduga Tertukar, RS Lakukan Investigasi
Vidya melanjutkan, tim dokter sudah berupaya melakukan pertolongan terhadap pasien yang mengalami distosia, namun gagal.
"Kondisi bayi tidak bisa diselamatkan sehingga prioritas selanjutnya kemudian tim kami fokus menyelamatkan kondisi ibu," ungkapnya.
DPRD Panggil Manajemen RSUD Jombang

Terkait kejadian tersebut, DPRD Kabupaten Jombang berencana memanggil manajemen RSUD Jombang.
Langkah ini dilakukan untuk meminta penjelasan terkait insiden bayi meninggal saat proses persalinan.
Selain itu, pihak DPRD Jombang juga akan mengundang keluarga pasien.
Demikian disampaikan anggota Komisi D DPRD Jombang Luluk Chintya.
"Besok (hari ini Selasa), ada pemanggilan untuk RSUD, Dinas Kesehatan dan Puskesmas (Sumobito), termasuk keluarga pasien," ujarnya, Senin, dilansir Kompas.com.
Secara khusus, Luluk meminta agar dokter spesialis kandungan yang menangani persalinan dihadirkan dalam pertemukan tersebut.
Ia berharap, dengan pemanggilan pihak-pihak terkait tersebut dapat menyimpulkan penyebab utama dari persalinan yang berujung kematian bayi.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunJatim.com/Mohammad Romadoni, Kompas.com/Moh Syafii)